Tok, tok, tok. Younghyun mengetuk pintu ruang inap VVIP rumah sakit sebelum menggesernya terbuka.
"Wah, kau sudah bisa duduk?" Mata tajam pria itu membelalak kaget sekaligus senang ketika melihat Dowoon tengah duduk bersandar pada tumpukan bantal di ranjangnya. Selang oksigen masih terpasang di kedua lubang hidung namun pemuda tersebut nampak telah lebih sehat dan berseri-seri dibanding kemarin.
"Ne..." Angguk Dowoon menyunggingkan senyum. Sepasang tangannya tergeletak memegang ponsel di permukaan meja makan yang menyatu dengan tempat tidur.
"Uwaah~ Dowoonie-ku benar-benar pulih dengan cepat. I'm proud of you, Baby. Utututu~" puji Younghyun sambil mengulurkan tangan untuk mengusak puncak kepala lelaki lebih muda, membuat rambut hitam tebal jadi sedikit berantakan. Yang diberi perhatian cuma membalas dengan kekehan pelan lalu memandang kesibukan pria tersebut yang kemudian beranjak untuk meletakkan cemilan dan beberapa botol minuman ke dalam lemari es.
"Hyu...ng..." Panggil Dowoon dengan suara berat yang masih serak.
"Yes, Baby?" Younghyun langsung menoleh. Tak lupa sambil tersenyum.
"Hyung...tak per...lu...bawa...ma...kan..." Dowoon menggelengkan kepala. "Pa...pa..." Dia berhenti bicara, berharap pria lebih tua akan mengerti meski kalimatnya cuma sampai situ karena jujur, Dowoon masih sering merasa gatal dan kering di tenggorokan jika bicara terlalu banyak. Itu juga bisa membuatnya batuk-batuk hingga sulit bernapas.
"Papamu biasa membawa makanan?" Tebak Younghyun--untungnya paham--dijawab anggukan pemuda bermata bulat.
"Bagus dong, kalau begitu makanannya jadi tambah banyak. 'Kan asyik!" Lelaki berpipi chubby terkekeh, membuat Dowoon terkesiap sejenak tapi kemudian ikut melepas tawa, sama sekali tak menyangka kalau Younghyun akan memilih menjawabnya begitu.
Cruuss! Tiba-tiba terdengar suara guyuran air dari balik pintu toilet yang tertutup.
"Kau dengan siapa?" Tanya Younghyun melipat lagi eco bag untuk diselipkan dalam saku jaket.
"Seung...min..." Jawab Dowoon, menoleh ke arah toilet ketika terdengar pintunya dibuka dari dalam.
"Oh, Oppa?" Seungmin terkejut melihat sosok Younghyun yang sedang merenggangkan badan di sofa. "Selamat siang," dia membungkuk sopan memberi salam.
"Selamat siang, Seungmin-ah," jawab pria chubby ramah. "Kau sendirian dengan Dowoon?"
"Ne, Papa dan Mama baru saja pergi. Karena biasanya jam segini Eonnie dan Jaehyungie Oppa datang, jadi mereka pulang duluan," jelas gadis berperawakan mungil tanpa diminta.
"Hyung...masih...lama...?" Dowoon menyahut.
"Eum, aku masih lama di sini. Kenapa?" Balas Younghyun.
Tidak menjawab, pemuda berambut hitam justru menoleh pada adiknya. "Kau...per...gi..."
Seungmin mengesah. "Tidak jadi ah. Malas aku."
"Nan...ti sa...kit..." Alis Dowoon mengerut tak setuju.
"Malas, Oppa!" Seungmin balik cemberut.
"Y..ah!"
"Apa yang terjadi?" Younghyun memberanikan diri menyela sahut-sahutan kakak-beradik di dekatnya.
"Seung...min...lapa...r...tapi...ti...dak ma...uu...mak...an..." Dowoon yang menjawab.
"Why? Kalau kau lapar kau harus makan. Nanti kau bisa sakit perut," Younghyun menoleh pada gadis SMA yang hanya menghela napas panjang.
"Tapi aku mengantuk," keluh Seungmin. "Aku ingin tidur, tapi aku lapar. Kalau aku makan, nanti ketiduran. Ishh, dilema!"
KAMU SEDANG MEMBACA
CLOSER
FanfictionJaePil (GS) BriWoon Day6 Book 1 : The Stranger Book 2 : Closer Book 3 : Pieces "Hey, aren't we no longer strangers? Come closer."