Closer 62

1.6K 252 183
                                    

Yang selalu bikin vote jadi 100+ absen dulu sini. Mau Myka kasih cinta
|
|
|
|
|
"Hati-hati..." Wonpil bicara dengan suara pelan, kedua tangan menggenggam erat jaket yang dikenakan Jaehyung. Siang ini pria tersebut bermaksud untuk ikut masuk hutan membantu pencarian Dowoon karena jika malam ia tak bisa melakukannya. Jaehyung sangat tahu ketahanan tubuhnya punya batas tersendiri dan keadaan alam hutan setelah matahari tenggelam adalah sesuatu yang tak bisa dia atasi.

"Hm," balas Jaehyung memandang istrinya yang balik terdiam. Wajah gadis tersebut kuyu, pucat, dengan mata sembab akibat menangis berkali-kali. Dia yang sekarang sangat berbeda dengan ia yang tadi pagi menyapa Jaehyung dengan riang. Mengingatnya lagi membuat pria tinggi seketika merasa bersalah karena sudah memberitahu Wonpil perihal Dowoon, membuat wanita itu khawatir dan sedih.

"Aku mungkin pulang malam, pastikan kau tidak lupa makan," ujar Jaehyung lembut. Istrinya mengangguk.

"Jangan memaksakan diri. Meski kau tidak lapar karena merasa khawatir, kau tetap harus makan. Ada si Kembar yang masih sangat membutuhkanmu," lanjut lelaki tinggi sembari menyentuhkan telapak tangan di permukaan perut Wonpil. Kembali gadis mungil mengangguk.

"Jae..." Suara barusan keluar dengan bergetar, serupa bola matanya yang kembali menggenangkan air bening.

"Dowoonie...akan pulang 'kan? Ke sini...?" Pertanyaan Wonpil terucap dengan dikuasai rasa putus asa. Sebab ia tadi sempat mendengar penjelasan Sungjin kalau medan pencarian jadi semakin berat, apalagi setelah hujan deras. Jika semalaman Dowoon tidak berhasil menemukan tempat aman untuk menjaga diri, mereka harus bersiap akan skenario terburuk yang mungkin terjadi.

"Menurutmu bagaimana? Apa yang kau rasakan?" Jaehyung balik bertanya.

"Aku..." Pandangan mata Wonpil berubah gamang.

"Ikuti kata hatimu. Jangan dengarkan omongan orang lain. Jika hatimu bilang Dowoon selamat, maka Dowoon akan selamat. Yakinlah pada dirimu sendiri. Firasat itu tak pernah salah," ujar Jaehyung seraya menangkup kedua pipi Wonpil di telapak tangan.

Perlahan bibir gadis mungil bercelah, bergetar, dan ia membisikkan 'ne' lirih.

"Tetaplah di sini selama aku pergi. Jangan lupa makan. Kalau kau khawatir pergilah ke tenda pusat tim SAR, mereka yang terus berkomunikasi dengan kami selama di hutan," pesan Jaehyung menuntun tangan Wonpil untuk lepas dari jaketnya.

"...ne," wanita tersebut kembali mendesis meski nampak jelas di matanya ia enggan ditinggal. Dia pasti merasa takut--itu wajar--setelah adiknya tersesat di hutan dan sekarang suaminya juga akan menuju tempat yang sama. Bukannya tidak mungkin Wonpil menyimpan rasa cemas.

"Jae, hati-hati!" Wonpil berpesan untuk terakhir kali sebelum punggung Jaehyung semakin jauh bergabung dengan Younghyun dan Sungjin yang telah menunggu. Lelaki lebih tua hanya membalas dengan kibasan tangan tanpa menoleh.
.
.
22 jam sejak Dowoon menghilang.

Pukul sebelas tepat tim yang membawa Jaehyung, Younghyun, dan Sungjin berangkat menggantikan kelompok yang telah menyisir hutan dari subuh tadi.

"Apa itu?" Tanya Jaehyung ketika melihat sesuatu seperti pedang pendek terselip di sabuk celana Younghyun.

"Golok," jawab pria chubby singkat. Dia mencabut golok dari sarung kulit dan menunjukkan kilatan tajamnya pada Jaehyung yang cuma mengangkat sebelah alis.

CLOSERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang