Closer 25

2.1K 212 60
                                    

Younghyun kembali ke dapur dan melanjutkan mencuci perkakas makan setelah menunjukkan pada Dowoon hal-hal yang dia perlukan untuk mandi termasuk menyiapkan pakaian ganti di tempat tidur.

"Dududu~" Younghyun berdendang kecil, merasa sudah gila sebab tak dapat berhenti tersenyum dan bahagia tiap mengingat momen sarapan bersama barusan. Makan siang atau dinner bersama itu sudah terlalu biasa. Sarapan mengindikasikan sesuatu yang lebih istimewa, mengesankan jika mereka baru saja melewatkan malam berdua. Ah, memikirkannya saja sudah membuat Younghyun menggeliat kegirangan.

"Brian," sebuah panggilan membuat kepala Younghyun menoleh dan langsung dapat menemukan sosok Jamie berdiri di pintu dapur dengan tangan menggeser layar ponsel.

"Mau makan apa?" Wanita tersebut bertanya.

"I ate already~" jawaban Younghyun membuat kening Jamie mengerut.

"Makan angin?"

"Eii, nasi dong~" ujar pemuda chubby lantas memamerkan mangkuk dan piring yang sedang ia cuci. Jamie beranjak mendekat.

"Kau pesan makanan kenapa tidak ajak-ajak? Egois sekali," decak wanita berbadan subur.

"Siapa juga yang pesan makanan~" Younghyun melanjutkan mencuci piring terakhir. "This is homemade, Baby. Home~made~"

"Wonpil memasak?" Jamie masih belum mengerti.

"Nope. Dia pergi keluar dengan Jae."

"Terus? Kau tidak mungkin memasak sendiri 'kan?" Kalimat barusan serupa dengan tuduhan.

"Tentu saja tidak! Dowoonie yang memasak."

"Do--siapa?" Jamie mengerutkan kening makin dalam.

"Dowoonie. Do~woon~ie~ Kim Dowoonie~" Younghyun nyengir lebar.

"Aaa~" Jamie baru ingat. "Adik Wonpil?"

"Yup. Masa depanku."

Kembali wanita berambut pendek berdecak. "Terus mana yang lainnya? Tidak mungkin kau habiskan semua 'kan?"

"Aku habiskan semua~" jawab Younghyun melepas sarung tangan karet dan mencuci tangan.

"What the--"

"I won't share the delicious meal cooked by my Dowoonie with you guys. So I ended up everything." Pria chubby menyunggingkan senyum penuh kebanggaan.

Mata Jamie perlahan menajam. Duk! Dengan kecepatan yang tak bisa ditangkis Younghyun, kakinya melayang mengenai tulang kering lelaki tersebut. Pria lebih tua mengaduh sambil memegangi betis.

"You're such an egoistic bstard," umpat Jamie. "Lihat saja, aku tidak akan memberimu makan sampai besok. Persetan kau mau mati kelaparan. Cari makan saja sendiri!" Gadis tersebut beranjak pergi dengan langkah menghentak.

"Jangan sampai besok, Jam! Siang saja! JAM!" Seru Younghyun yang tak lagi diindahkan oleh temannya. "Aduduh..." Sambil berjalan pincang dia menuju ruang tengah.
.
.
20 menit berlalu dan pintu beranda vila terdengar dibuka dari luar. Suara riang Wonpil dengan langkah-langkah kecilnya perlahan mendekat. Dia melongokkan kepala ke ruang tengah.

"Brian," dan memanggil sosok yang nampak (masih) duduk di sana sama seperti waktu dia pergi keluar tadi. "Dowoonie sudah bangun?"

"Sudah," jawab Younghyun mengalihkan mata sejenak dari layar ponsel untuk memandang Wonpil yang tersenyum.

"Oke~" gadis itu beranjak pergi menuju kamar.

"Breakfast." Jaehyung muncul kemudian, menyodorkan plastik berisi tiga wadah stereofoam bubur hangat.

CLOSERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang