"Dowoonie~" panggilan Youngmin yang berirama membuat temannya di dapur sedang merebus mie ramen, menoleh.
"Kau mau?" Tawar Dowoon menunjuk mie yang hampir matang di panci.
"Ne," angguk pemuda tinggi. "Kau apa tidak seharusnya ke dokter? Aku takut ada yang retak." Dia melanjutkan seraya mengambil dua mangkuk bersih dari rak untuk diletakkan di meja.
"Gwaenchana, sudah tidak terasa sakit kok," tukas Dowoon mengaduk mie.
"Kakak iparmu mukanya sudah seram, tapi aku tidak menyangka dia juga kasar," celetuk Youngmin.
"Aniya~ Jaehyungie Hyung baik kok, dia begitu karena sedang marah saja. Biasanya cuma kata-katanya yang menusuk," bela Dowoon. "Kalau dia memang aslinya kasar, mana mungkin Noona mau bersamanya. Kau tahu sendiri Noona-ku orangnya lemah."
"Iya sih..." pandangan Youngmin menerawang. "Eh, tapi Younghyun Hyung sangat baik. Ne?"
"Eum," Dowoon cuma mengangguk menanggapi, sedikit membuat temannya kecewa dengan reaksi yang biasa-biasa saja.
"Aku yakin dia pasti punya banyak penggemar karena baik dan tampan." Youngmin kembali memancing.
"Eum." Dowoon mengiyakan lagi, mengambil sedikit kuah ramen untuk dicicipi lalu menganggukkan kepala, sudah puas akan rasanya. "Mau pakai kimchi tidak?"
"Ju-se-yo," jawab Youngmin datar. "Pantas saja kau tidak bisa paham apa itu cinta." Ia melanjutkan sambil mendengus.
"Hm?" Dowoon menoleh sebab tidak terlalu mendengar gumaman pemuda tersebut barusan.
"Tambahkan bubuk cabe ke kimchi-nya biar makin mantap ya," ujar Youngmin merubah kalimat, tak lupa sambil menyunggingkan senyum lebar. Dowoon terkekeh lugu.
"Ne~"
.
.
"Brian." Kepala Jaehyung yang melongok masuk dari celah pintu mengagetkan Younghyun yang sedang bersiap-siap hendak berangkat ke lokasi syuting."What?" Ia bertanya ketus.
"Pinjam baju," jawab pria yang lebih tua.
"Memang bajumu kemana?" tanya Younghyun heran.
"Di kamar."
"Terus?" alis tegas pemuda chubby mengerut tak mengerti.
Jaehyung diam sejenak. "Wonpil marah padaku--"
"Mampus!" Younghyun menyumpahi langsung membuat wajah temannya masam. "No clothes for you, that's punishment!" ia melanjutkan sembari mendorong pintu kamar hingga menutup, tak peduli pada leher Jaehyung yang hampir terjepit.
"Kh--" Lelaki tinggi mendecih di luar kamar. "Bstard."
"Eric." Jaehyung beralih membuka pintu ruangan Eric. "Pinjam baju."
"Kau yakin mau pakai bajuku, Bro?" tanya sutradara heran.
Pandangan mata Jaehyung langsung bergerak turun ke kedua kaki temannya yang memang lebih pendek jika dibanding dengan Younghyun apalagi dirinya. Ah, daripada tidak ada baju ganti sama sekali. Dia juga tidak berani masuk kamar dan mengusik Wonpil yang masih kelihatan seram begitu. Salah-salah malah gadis tersebut makin marah nanti.
"Oke," angguk Jaehyung pasrah.
"Ambil sendiri." Eric menunjuk lemari pakaiannya dengan dagu. Jaehyung beranjak masuk kamar.
"Pinjam underwear juga ya." Kalimat pria tinggi membuat temannya menoleh cepat.
"Are you fcking sure?" Ekspresi wajah Eric mirip orang sedang menyaksikan ada keajaiban dunia yang baru saja muncul.
KAMU SEDANG MEMBACA
CLOSER
FanfictionJaePil (GS) BriWoon Day6 Book 1 : The Stranger Book 2 : Closer Book 3 : Pieces "Hey, aren't we no longer strangers? Come closer."