Closer 23

1.9K 232 55
                                    

Myka suka karena vote-nya banyak😙 thank you♡
.
.
.
Kenop pintu kamar Jaehyung nampak diputar dari dalam dan saat papan kayunya ditarik terbuka, sosok Wonpil terlihat dengan rambut dijepit, wajah masih agak mengantuk. Dia berjalan menuju ruang tengah yang ternyata sudah ramai oleh Jaehyung, Younghyun, serta Eric bermain game padahal jam baru menunjukkan pukul setengah enam pagi. Sudah ramai atau masih ramai? Entah.

"Jae," panggil Wonpil dengan suara kecil yang masih dapat didengar suaminya.

"Hi," sapa pria tinggi singkat, mengulurkan tangan dari sofa yang disambut oleh istrinya. "Morning." Jaehyung mengecup cincin di jari Wonpil.

"Bagaimana Dowoon?"

Gadis mungil menghela napas panjang, menuai lirikan Younghyun yang tangannya tak berhenti memencet tombol game pad.

Wonpil menggelengkan kepala. "Dia tidak bicara apa-apa." Suaranya terdengar sengau seperti akan menangis. Dengan lembut Jaehyung menarik tangan wanita tersebut untuk mendekat dan ikut mendudukkan diri di sofa supaya bisa ia peluk.

"Dia cuma menangis lalu tertidur." Wonpil membenamkan wajah di dada suaminya. "Aku tak tahu dia kenapa..."

"He's in that stage," ujar Jaehyung seraya mengusap pelan kepala istrinya. "Dia sedang mencoba memecahkan masalahnya sendiri. Dia sudah mulai dewasa, tenang saja."

"Shit," maki Eric ketika melihat karakter game-nya kena tampol senjata Younghyun. "I feel awkwardly cringe here, my brain can't fully function."

"Shut up...!" Jaehyung menyahut. "That's just because you're weak tho." Pemuda tinggi menunjuk karakter game Eric yang semakin kehabisan poin kehidupan.

"Bro, you see it once. ME, I-AM seeing it EVERY-DAY," tangkis Younghyun.

"I feel bad for you," ucap Eric disusul dengan umpatan karena akhirnya dia kalah. "DAAAMN!"

"What the fck--hahaha!" Jaehyung ngakak. "Brian's is weak tho. Why can't you defeat him? Ah, payah."

"It's difficult! Try it!" Eric menuding-nuding layar TV LED.

"Nope. Aku cuma main ini dengan Boy. Tidak seru kalau main sama selain dia. Level-nya beda," tolak Jaehyung.

"Bah! Sombong benar kau!" Eric terpuruk di sofa sementara Younghyun sedang mencari pertempuran tunggal lain.

"Jae," suara Wonpil tak mengalihkan perhatian Jaehyung dari layar TV.

"Hm?"

"Aku ingin bubur ayam."

"Huh?" Kali ini pemuda tinggi menoleh. "갑자기 (suddenly)?"

Wonpil mengangguk. Bibirnya mencebik dan jemari mulai meremas baju Jaehyung.

"Dimana mencari itu di sini?" Pria tinggi bertanya namun yang ia dapat cuma gelengan kepala.

"The heck you mean?" Desis Jaehyung.

"Mau bubur ayam, Jae..." Wonpil kembali meminta.

"Kau saja tidak tahu tempat membelinya dimana. Kau mau aku berputar-putar mencarinya?"

Gadis mungil diam sebentar tapi kemudian mengangguk pelan membuat lelaki lebih tua berdecak keras.

"Lupakan. Ini terlalu pagi buat nyasar," ketus Jaehyung.

"Jae~~~" Wonpil langsung merengek, wajahnya sudah memerah seperti akan menangis.

"Jeju sangat luas. Tidak mungkin menjelajahi semuanya hanya untuk mencari makanan. Cari saja di aplikasi delivery food."

CLOSERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang