Closer 57

1.5K 210 84
                                    

Lama-lama konsepnya bukan closer ke gebetan malah closer ke Tuhan YME 😅
|
|
|
|
|
Jaehyung mengemudikan mobil sambil sesekali melirik layar kecil GPS sebagai penunjuk arah. Dengan khawatir ia memandang langit di depan sana yang semakin berwarna abu-abu gelap membuat tanpa sadar kakinya semakin dalam menginjak pedal gas dan kendaraan pun melesat bagai kesetanan.

Kata-kata Sungjin terngiang di benak lelaki tersebut seiring ia juga bolak-balik menggilas lubang jalan dan polisi tidur tanpa mau merepotkan diri mengurangi kecepatan.

"Maaf, kami lengah. Kami menyebar di dalam hutan untuk mencari sampel tanah dan tanaman, Dowoon bersama seorang temannya tapi kemudian ia ditinggal sendiri karena temannya pergi mengurus sesuatu. Kelihatannya Dowoonie ingin mencari kami namun lupa arah dan akhirnya tersesat. Kami sudah menghubungi kepala desa setempat dan berencana akan minta bantuan polisi serta tim SAR. Aku tidak tega mengabari Wonpil, aku tidak mau dia shock. Jadi aku memberitahumu, Jaehyung-ssi."

Memang seharusnya Wonpil tidak perlu tahu, Jaehyung membatin, teringat akan seberapa dekat sang istri dengan adik lelakinya.

Wonpil terlalu menyayangi Dowoon, entah apa yang akan terjadi kalau sampai dia tahu pemuda tersebut hilang di hutan. Sendirian. Wonpil pasti sangat terpukul.

Wuu...wuu...wuu...!

Jaehyung sontak melirik ke kaca spion ketika mendengar suara ramai sirine di kejauhan. Dua unit mobil polisi nampak mendekat dari arah belakangnya, melaju dengan kecepatan melebihi mobilnya disusul sebuah kendaraan tim penanggulangan bencana alam dan ambulans. Jaehyung bergegas menepikan mobil, memberi jalan pada para petugas itu.

Sungjin sudah menghubungi polisi dan SAR, batin pria bermata sipit.

Aku juga harus cepat-cepat, ia memindahkan gigi mesin ke kecepatan paling tinggi dan menginjak pedal gas hingga maksimum.
.
.
"Gom se-mari-ga. Han ji-be isseo..." Sambil duduk di atas sebuah akar yang tumbuh mencuat paling tinggi di permukaan tanah, Dowoon bernyanyi pelan untuk mengusir sepi.

"Rasanya, beruang akan benar-benar muncul..." pemuda itu mendesis, memandang sekeliling yang makin gelap dan berkabut. Dia mendongakkan kepala ke atas.

"Kenapa tidak seperti di anime? Langit di hutan kelihatan indah oleh bintang dan bulan karena tidak ada polusi cahaya. Tapi di sini gelap sekali," keluh Dowoon. "Dingin pula..." Ia bergidik merinding sambil memeluk erat kedua lutut.

"Gom se-mari-ga. Han ji-be isseo..." Pemuda bersuara berat kembali bersenandung, sekedar untuk menghibur diri dan mengusir sunyi yang memekakkan telinga. Sekaligus, ia juga sedang mencoba mengalihkan dirinya dari rasa haus dan lapar.

Bekal air minum Dowoon menipis, adapun tinggal beberapa teguk dan ia tak mau gegabah menghabiskan semuanya sebelum menemukan sumber air. Segala cara telah dia tempuh untuk mencari air namun apa daya ternyata praktek di lapangan jauh lebih sulit daripada teori.

CLOSERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang