31.) SOLIDARITAS

405 22 0
                                    

Bukan seberapa lama kita mengenal, tapi sebarapa sering kita bersama menghadapi masalah bersama.

Bu Ning membawa mereka dilapangan basket. Mereka ber delapan baris berjejer dihadapan Bu Ning dengan sinar matahari yang tepat berada diatas kepala. Dengan sikap istirahat ditempat

"Kenapa kalian bersisik!" Tanya Bu Ning

"Satya kenapa? Kamu kan Ketua kelas harusnya mengingatkan yang berisik bukan ikut-ikutan berisik" ucap Bu Ning

"Jika kalian saya hukum, kalian sudah kebal dan tetap membuat ulah... Lalu saya harus menyikapi kalian bagaiman lagi. Geby sering buat masalah juga sudah diskors tetap saja. Awan, Satya juga sama, Reza, Gibran juga. Dan sekarang kalian bertiga (Gabriel, Salma, Sherly) ikut-ikutan buat masalah sebenarnya virusnya siapa ini" Ungkap Bu Ning panjang kali lebar

"Sekarang mau kalian apa?" Tanya Bu Ning.

"Tidak mengulangi lagi" jawab Gibran

"No! Itu terlalu mudah... Mau kamu apa Satya?" Wajah mereka semua merah, dan keringat mulai bercucuran.

"Push up aja bu" jawab Satya

"Berapa kali?"

"Tiga puluh"

"Ambil sikap push up"

"Gibran, Reza, dan Awan kalian mau apa?"

"Push up"

"Hitung dengan kompak"

"Geby?"

"Skor jam" jawab Geby

"Tidak! Kamu push up... Dan kalian bertiga skor jam"

Geby push up bersama keempat teman laki-laki nya sebelum itu hasduknya disampirkan dipundak mereka. Mengitung secara bersama. Dan ini sudah jam istirahat kedua, semua murid keluar kelas untuk makan siang. Mereka menjadi tontonan seluruh murid.

"27,28,29,30" hitungan mereka selesai. Mereka berdiri, dengan seragam yang basah karena keringat mereka.

"Kalian boleh istirahat. Jangan diulangi" Bu Ning meninggalkan mereka. Baju Geby langsung dikuarkan begitu juga keempat teman cowoknya.

"Kantin yokk... Tenggorokan gue kering" Ajak Reza. Kepala Geby terasa pusingd karena sinar matahari yang begitu terik. Bibirnya pucat.

"Sorry ya Geb, cuma lo yang disuruh push up" Kata Sherly merangkul pundak Geby diikuti Gabriel disamping kanannya.

"Udah biasa" jawab Geby.

Mereka duduk ditempat biasanya, sudah ada Alvaro disana dan sudah memesankan es untuk mereka semua.

"Nih minum" Dion menawari

"Kebetulan gue haussss" kata Reza mengelus lehernya. Mereka semua minum es yang dibelikan Alvaro, tidak dengan Geby. Geby berdiri mengambil sebotol air putih yang tidak dingin lalu membayarnya. Lalu kembali duduk dan meminumnya hingga setengah botol.

"Tumben gak es Geb?" Tanya Gabriel, Geby hanya menggeleng

"Emangnya lo es terossss" balas Awan

GEBY✓[COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang