63. GEBY ALVARO

227 15 0
                                    


Alvaro membawa Geby dilantai atas lab komputer. Di sana tidak ada siapapun kecuali mereka berdua. Geby bersandar pada dinding, sedangkan Alvaro berada dipintu yang tertutup.

"Kuncir rambut kamu" ujar Alvaro datar, dia memberikan karet rambut yang pernah ia beli untuk Geby. "Aku gak mau kamu jadi pusat perhatian orang banyak, hapus juga lipstik kamu" lanjutnya lagi, tidak suka. Dia tidak mau Geby berpenampilan seperti ini dihadapan umum, Geby hanya khusus untuknya.

"Terserah aku!" Balas Geby, melipat kedua tangannya didepan dada.

"Aku gak suka lihat kamu yang kaya gini. Kuncir rambut kamu!" Paksa Alvaro, dia mulai mendekat pada Geby.

"Tapi aku suka. Aku gak peduli kamu mau suka apa enggak, lagi pula aku dimata kamu udah gak ada apa-apanya. Kamu lebih milih Naia daripada aku!" Ujar Geby. Menatap Alvaro tajam.

"Geb! Ikutin apa yang aku mau, kamu masih jadi pacar aku, kamu masih tanggung jawab aku"

"Jangan egois! Aku gak pernah larang kamu ini itu, tapi kenapa kamu larang aku seenak kamu. Aku udah pernah bilang sama kamu waktu itu, kamu masih belum ngerti?! Aku lakuin apa yang aku mau dan kamu lakuin apa yang kamu mau!" Ujar Geby menekankan.

Alvaro menghela nafas, Geby benar. Tapi dia tidak sanggup melihat Geby yang terlewat cantik di depan umum, hati Alvaro terasa sakit, cemburu dan panas.

"Aku mau keluar!" Geby menarik tubuh Alvaro supaya menjauh dari pintu, namun percuma tenaganya tidak sekuat cowok dihadapannya ini.

"Kuncir dulu baru boleh keluar!" Paksa Alvaro terus-menerus. Membuat Geby menggerutu kesal.

Sebenarnya Geby juga merasa panas dengan rambut yang digerai seperti ini, leher jenjangnya juga berkeringat. Alvaro paham betul tentang kekasihnya itu. Dia tidak akan betah berpenampilan seperti itu.

Geby yang ingin mengambil karet itu dari tangan Alvaro malah Alvaro mengangkat tangannya, membuat Geby menatapnya. Dia melompat supaya tangan Alvaro tergapai, namun Alvaro semakin mempermainkannya.

"Minggir! Aku gak punya waktu buat bercanda!" Ujar Geby kasar

"Buru-buru amat, mau kemana sih? Aku masih mau berdua sama kamu" ucap Alvaro, tersenyum nakal. Geby berdecih, orang yang ada dihadapannya kini bukan Alvaro yang ia kenal. Alvaro yang ia kenal adalah cowok cuek dengan sikap dinginnya, dan tidak mudah jalan dan dekat dengan cewek lain.

Tapi Geby yang sekarang ada dihadapannya ini juga bukan Geby yang ia kenal, Geby pernah bilang jika tidak akan bisa berubah sama seperti cewek-cewek yang feminim, namun itu semua salah. Buktinya Geby bisa membuktikannya pada Alvaro, dia bisa jadi cewek yang dia mau. Itu semua karena Alvaro. Ucapan Alvaro waktu itu yang bisa membuat Geby berubah seperti ini.

Selama tiga bulan Geby pergi, Alvaro tak berhenti mengunjungi tempat-tempat favorit Geby. Berharap ada Geby disana. Namun semua itu nihil Geby tidak ada disana. Alvaro menjadi gila gara-gara Geby. Seminggu tidak bertemu saja Alvaro bisa uring-uringan tidak karuan, apa lagi 3 bulan. Alvaro mengunjungi club malam bersama teman-temannya, berharap bisa menenangkan pikirannya.

Dia jadi orang yang mempermainkan wanita, memberi kepastian lalu meninggalkan. Itu yang dilakukan Alvaro selama Geby pergi. Entah apa yang ada dipikirannya, dirinya sendiri pun tidak tau. Dia juga kerap berkelahi untuk melampiaskan segala emosinya. Namun setelah Geby kembali lagi Alvaro seperti sudah terbiasa jalan dengan cewek lain.

Geby memegangi perutnya yang terasa perih dan panas, dia meringis kesakitan. Alvaro panik melihatnya.

"Kamu kenapa?" Tanya Alvaro, merangkul tubuh Geby.

"Perut kamu sakit? Lagi PMS?" Tanya Alvaro, bingung harus bagaimana. Geby menggeleng pelan. Sudah beberapa kali dia merasakan sakit ini ketika telat makan. Ya, dia terkena maag . Saat berada di Bandung dia jarang sekali makan, tidak ada yang mengingatkannya, tidak ada yang menyiapkannya sama seperti bu Marni dirumahnya. Itulah yang membuatnya mempunyai sakit maag.

GEBY✓[COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang