Risa, gadis itu sudah pulang dari rumah sakit. Sekian lamanya risa koma, bahkan sudah terbilang tidak bernyawa, akhirnya Tuhan mengembalikan risanya lagi kepada gama. Gama bersyukur.
Sekarang gama membantu risa untuk merebahkan tubuh gadis itu dikasur. Saat kemarin dokter bilang risa sudah bisa pulang ke rumah. Gadis itu malah berteriak kegirangan dan tanpa disadari ia memeluk dan memukul dokter itu.
"Lo istirahat ya, gue pulang dulu" ucap gama setelah selesai membantu merebahkan tubuh risa.
"Lo gak mau temenin gue? Jahat banget!"
"nanti aja di pelaminan"
Krik.
"Gak lucu" gadis itu membuang wajahnya agar tidak lagi menatap gama.
"Gue pulang dulu ris, nanti besok kan gue kesini lagi"
"Bener ya?"
"Nggak"
"ish!" risa memukul dada bidang milik gama.
Gama terkekeh geli "Pagi-pagi ya sayaaang kesininya" bujuk risa.
"lagi ada maunya aja bilang sayang!" sinis gama,Gadis itu hanya menyengir kuda.
"oh iya Besok kan gue sekolah! Pulang sekolah aja ya, gimana?"
Risa menghembuskan nafasnya pasrah "iya deh, eh tapi bawain batagor kantin yaa, gue kangen banget!" mohon risa.
"Gak! Jangan makan yang sembarangan dulu"
"Apaan sih lo! Yang sakit kan luka di luar, bukan perut gue! Gak nyambung lo tole!"
Gama tertawa "yaudah iya, tapi jangan banyak banyak ya"
"Bilang aja boke!"
"pake "P" nggak?" Tanya gama seraya mengerling jahil.
Risa tersenyum manis, ia menarik pelan telinga gama, ia ingin sekali membisikan sesuatu, saat mulutnya sudah dekat dengan telinga gama "BACOT LO CUCU DAJJAL!" setelahnya risa mendorong tubuh gama.
Lihat lah gama? Seperti di perlakukan oleh ibu tiri bukan?. Gama mengusap-usap telinganya. Gendang telingnya pecah sekarang.
"Bacot banget sih lo"
"Yaudah sana pulang!" ucap risa.
"emang gue mau pulang!"
Baru saja gama ingin pergi dari hadapan iblis berwajah bidadari. tapi risa sudah mencekal pergelangannya. Gama menoleh dan menyeringit bingung.
"Lo belum cerita, dimana dita sekarang?" gama diam dan melepaskan cekalan risa. Ia pergi begitu saja.
❄❄❄
Malam ini, risa tengah berada di kursi dekat jendela kamarnya. Tatapannya kosong menatap kearah luar. Ia masih memikirkan tentang dita. Pasalnya ketika risa menanyakan keberadaan dita kepada keluarganya atau gama. Semuanya pasti terdiam atau mengalihkan pembicaraan. Risa rindu sahabatnya itu.
Ceklek
"Risa, kamu kenapa?" tanya ana setelah menyimpan segelas susu di atas nakas.
Risa menoleh, tatapannya datar dan keringat dingin membasahi wajahnya, padahal AC menyala. Ana segera menghampiri putrinya dengan khawatir.
"Kamu kenapa?" ana menangkup wajah putrinya.
Risa langsung memeluk ana, ana mengelus rambut putrinya "Kamu kenapa? Kamu sakit? Luka kamu yang di perut masih sakit? Ada masalah? Atau kamu punya masalah sama gama? Hm" ana sangat khawatir pada putri sulungnya ini.
"Risa kangen sama dita bun" ana terdiam.
"Bunda emang gak kangen sama dita?"
"Dita kan suka minta telor dadar pasakan bunda kalo kesini"
"Dita kenapa ya bun, gak mau jenguk risa? Apa dita masih marah sama risa?" ya memang ana sudah tahu masalah risa dengan dita.
"Risa salah bunda, Risa sahabat yang gak berguna buat dita" risa terisak. Hati ana terenyuh mendengarnya.
"Kamu gak salah risa, jangan nangis, jangan banyak pikiran. Kamu belum sepenuhnya sembuh, ada bunda disini. Kalo kamu butuh pengganti dita. Bunda siap"
Risa mendongak menatap bundanya "maksud bunda?"
"Dita di DO"
Teg!
Risa membulatkan matanya. Apa-apaan ini? Kenapa dita dikeluarkan? Oh ayolah, ini bukan sepenuhnya salah dita. Gadis itu hanya dibutakan oleh cinta.
"kenapa di keluarin bun? Ini bukan sepenuhnya salah dita, dita cuma lagi egois waktu itu. risa tau, dita gak mungkin mau nyakitin risa!" risa semakin terisak.
"Tarik surat DO nya bun, risa mohon hiks" lagi-lagi ana bungkam.
Perlahan, risa melepaskan pelukannya "Apa ini kemauan bunda sama ayah?" suaranya dingin.
Ana mengagguk pelan "Maafin bunda sama ayah, kami yang minta dita dikeluarkan dari sekolah" risa tercengang.
"kenapa bunda sama ayah jahat? Kenapa bunda sama ayah tega? Sejak kapan?" tanya risa dengan wajah datarnya.
"Sejak anak kami si perlakukan seenaknya!" itu, brama yang menjawab. Brama menghampiri dita dan ana.
"Terkadang kita emang harus jahat dan tega ris, biar semua orang gak seenaknya sama kita"
"Tapi ayah salah!" ucap risa.
"Ayah khawatir sama kamu! Ini bukan hal spele risa!"
"Kamu hampir di buat mati sama dita dan temannya!"
"bahkan kamu hampir mau di perkosa, kalo aja gama dan polisi gak datang!" risa diam.
"siapapun itu, kalo sudah menyangkut keluarga kita, Ayah benci orang itu! Bunda kamu bisa aja maafin soal kejadian waktu itu, tapi ayah nggak!"
"Aya benci orang-orang itu"
"Kami harap kamu mengerti risa, maafkan ayah." brama keluar dari kamar risa.
Ana berdiri dan mengelus rambut putrinya lagi "Maafin bunda, kamu tidur ya" setelahnya ana pun keluar dari kamar risa.
Huhu sedih banget yaa dita di DO:(
Jangan lupa di vote dan komen yaaa....
Dengan kalian memberikan itu, aku jadi tambah semangat nulisnya...♥♥♥
Follow ig:@cut.mutiia
KAMU SEDANG MEMBACA
GAMARISA [END]✔
Teen FictionGama dan risa manusia berbeda sifat, gama yang selengean, dan risa yang ketus. hari hari risa dipenuhi dengan kebencian pada seorang gama. Gama yang banyak di kagumi di sekolah, tapi tidak untuk risa, ia terlalu benci untuk mengagumi manusia seperti...