#56

163 6 0
                                        

Saat risa memasuki apartnya, Risa menatap datar ke arah seseorang yang sedang menonton tv. Kenapa pria itu bisa masuk? Sepertinya brama mempunyai kunci cadangan.mungkin.

Risa tidak ingin memperdulikan brama, saat ia membuka pintu kamarnya. Suara brama membuat risa mengurungkan niatnya.

"Mau sampe kapan kamu kayak gini? Kamu pikir kamu akan sukses kalau kamu durhaka sama orang tua?"

Risa menoleh. "Risa pantes kan? Durhaka sama orang yang pantes untuk di durhakai?"

"Sialan!"

"iya, risa sialan dan durhaka sama ayah. Tapi Bunda selalu mendoakan risa disana untuk kesuksesan risa. Doa seorang ibu lebih mempan dari pada dari seorang ayah yang pantas untuk di durhakai seperti anda tuan brama guntara."

"Kamu keterlaluan risa!"

Sudut bibi risa terangkat. Brama mudah sekali terpancing emosi.

"Mau apa ayah kesini?! Oh ya, Hidup aku lebih tenang ternyata tanpa seorang ayah"

"Tadi nya ayah hanya ingin menjenguk kamu risa! Tapi kamu lancang sama ayah! Kamu tidak menghormati dan menghargai ayah sebagai orang tua kamu!"

"Untuk apa? Gak perlu! Waktu ayah untuk pekerjaan lebih penting kan dari pada aku? Perhatian ayah gak tulus, ayah terpaksa karena aku yang akan meneruskan perusahaan ayah nanti kan?!"

Brama tersenyum merendahkan. "Kamu terlalu percaya diri risa, masalah perusahaan ayah. Ayah sudah punya seseorang yang bisa ayah andalkan."

"Ayah pulang" brama membenarkan jasnya sebelum ia pergi dari sini.

Risa mengerutkan dahinya. Siapa seseorang itu?

❄❄❄

Malam ini risa sedang berada di balkon seraya menatap kalung pemberian gama. Risa sengaja melepaskannya. Risa mengingat kejadian sewaktu di bukit.

"I'am yours and you are mine itu yang selalu gue kunci di hati gue. Bukannya lebay tapi ini kenyataan"

"setelah lo pulang dari sana, gue pengen kita lebih ke arah yang serius. Gue pengen kita menikah ris"

"Gue juga gak tau kenapa gue punya niat sekeras itu. Dan gue bener-bener takut kehilangan lo. Gak tau kenapa"

Ucapan gama selalu ter ngiang di telinga risa. Risa tidak habis pikir, kenapa gama bisa sejahat ini? Apa lelaki itu menemukan gadis baru?

Sepertinya gama memang benar-benar ingin menyudahi. Tapi kenapa lelaki itu tidak memutuskan hubungannya terlebih dahulu? Tidak seperti ini, tidak ada kepastian. Dan pergi tanpa pamit.

"Mau di jual ke tukang loak ya? di tatap mulu tuh kalung, kalo lo gak rela buat ngejual. Sini gue bisa hutangin lo. Mau berapa?"

Risa menoleh, menatap tajam ke arah lelaki itu.

Juan tersentak. "Lo nangis?! Yaelah segitunya, gak tega gue. Mau pinjem uang berapa? Bilang aja. Asal kembaliin nya cepet."

"Lo bisa gak sih gak ganggu gue?" sebal risa. Sepertinya spesies menyebalkan ini sebelas dua belas dengan gama. Ah gama lagi!

"Nggak, bisa gue cuma makan, tidur, main, minum, berak. Dan satu lagi, membenci lo"

Deg.

Hati risa terenyuh, bukan karena perkataan nya yang begitu. Tapi jawaban itu hampir mirip dengan jawaban gama dulu. Tapi bedanya, gama mencintai dan juan membenci.

Air matanya semakin deras.

Juan membulatkan matanya. "sori gue cuma becanda. Segitunya banget lo gak mau gue benci."

Risa memasuki apartnya.

"Woy! Baper banget elah, nanti yang benerin wastapel gue siapa?!"

❄❄❄

Kira-kira gama kemana ya?😭😭😭

GAMARISA [END]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang