#60

161 4 0
                                    

Sudah satu minggu risa tidak masuk kuliah, Dirinya sedang malas keluar. Risa sedang tidak ingin bertemu siapapun. Anzel? Lelaki itu sering datang ke apart risa, tapi risa tidak mempersilahkan lelaki itu masuk.

Risa menatap kosong ke arah luar jendela kamarnya, kehilangan gama sangat berdampak pada dirinya.

Lelaki itu berhasil membuat risa gila.

Lelaki itu berhasil membuat risa jatuh cinta pada gama sedalam-dalamnya.

Dan lelaki itu juga berhasil menjatuhkan risa sedalam-dalam nya.

Ting.

Risa membelalak, ia segera membuka ponselnya, berharap pesan dari gama.

Anzelo Renio
Jangan gila claris, buka
Pintunya.

Lagi-lagi Risa hanya membaca pesan anzel.

Tak lama pesan susulan datang.

Anzelo Renio
Lo mau gue juga mengilang
Dan pergi dari kehidupan lo?
Gue merasa gagal jadi teman lo.

Risa segera berjalan gontai ke arah pintu apart nya, saat Risa membuka pintu, Gadis itu melihat wajah Anzel yang sedang menahan amarahnya.

Anzel mencengkram bahu risa kuat. "LO KENAPA?!"

"LO ABSEN SATU MINGGU!"

"LO GILA HAH?!"

"CERITA SAMA GUE CLARIS, LO KENAPA? JANGAN KAYA GINI! CERITAAA! APA SUSAH NYA SIH!"

"KURANG APA GUE SAMA LO HAH?! BILANG!"

"LO EGOIS, PANTES GAMA NINGGALIN LO!"

Risa menangis. Ia takut melihat anzel semarah ini padanya. Wajahnya memerah karena emosi. Terlebih ia menyebut satu nama yang sangat sensitif di hati risa.

"Maaf" suaranya bergetar.

Anzel menariknya kedalam apart, lalu ia memeluk risa erat. "lo kenapa claris? Gue khawatir, gue takut lo kenapa-kenapa. Ada apa? Gue emosi tadi, maaf."

Risa menangis sekencang-kencangnya, ia membalas pelukan anzel lebih erat. Sebegitu khawatirkah lelaki itu?

Setelah risa berhenti menangis, Risa dan anzel sama sama diam di sofa ruang tv, keduanya tidak ada yang mendahului pembicaraan. Risa menunduk seraya memainkan jari-jarinya dan anzel hanya menatap risa datar.

"Gama punya pacar baru, dia mau tunangan sama pacar barunya."

Anzel membulatkan matanya.

"Ternyata itu zel, alasan gama pergi ninggalin gue." risa tersenyum, matanya terlihat sendu.

"Lo bener, gue egois. Pantes gama ninggalin gue"

Anzel merasa bersalah dengan ucapannya.

"Gak seharusnya lo gini claris, lo cantik. Banyak yang minat sama lo. Seharusnya lo tunjukin kalo lo juga bisa lebih jahat dari dia."

"sayangnya gue gak bisa zel, Gue udah janji sama gama, Kalo sampai pulang nanti gue akan tetap setia sama dia. Kalau gue punya pacar lagi, apa bedanya gue sama gama? Si Pengingkar janji."

"Tapi gama udah mau punya tunangan, dia gak mungkin balik lagi sama lo." ucap anzel gregetan.

Risa tersenyum. "Setidaknya gue bisa nunjukin ke dia terlebih dahulu, gue setia dan gak pengingkar janji kayak dia"

Anzel menghela nafasnya pelan.

Anzel heran, mengapa gama kejam pada gadis itu? Gadis yang langka dan setia padanya.

"Udah makan?" tanya anzel.

Risa menggeleng.

"Makan ya, gue order makanan deh, lo mau apa?"

"Batagor"

Anzel menyentil pelan dahi risa. "Mana ada"

"Yaudah deh donat" usul risa.

"Oke donat, Selain donat?"

"udah"

"jangan langsung makan yang manis-manis" ucap anzel perhatian.

"Karena gue udah kemanisan?"

Anzel terkekeh kecil, "Iya."

"Nasi goreng deh."

"Minta aja sama tetangga"

"Harus nangis gara-gara dia dulu dong?"

Keduanya tertawa.

❄❄❄

GAMARISA [END]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang