"kalau ingin mengakhiri, beri tahu aku. Jangan pergi tanpa alasan dan meberi harapan yang mendalam"
-Author"Gue udah capek gilang, lo jujur sama gue. Dimana gama?!"
"Oke kalau lo terus maksa gue. Gama udah punya pacar disini, jadi lo gak usah nanyain dia lagi. Dia udah gak perduli sama lo" jelas gilang.
"haha, L-lo becanda kan gilang! Becanda lo gak lucu!"
"Terserah lo mau percaya atau nggak, tapi yang jelas. Dia udah mau tunangan sama pacar nya. Jadi lo gak usah berharap lagi sama dia"
Tut.
Risa mematikan telponnya sepihak, Benarkah? Ini seperti mimpi. Gama? Lelaki yang baik dan tulus itu kemana? Apa ia sudah menjelma menjadi lelaki paling brengsek?
Sakit.
Sesak.
Dadanya bagai terhempit.
Nafasnya seperti tertahan di tenggorokan.
Tubuhnya bergetar hebat.
Lututnya lemas.
Ia terduduk di lantai balkon, menangis seraya menepuk-nepuk dadanya yang terasa sakit.
"BRENGSEK!"
"PENGHIANAT, PENIPU, PEMBOHONG!"
"PEMBERI HARAPAN PALSU! OMONG KOSONG, PERSETAN DENGAN JANJI!"
"GUE MATI-MATIAN JAGA HATI BUAT LO, TAPI LO MATI-MATIAN JAGA HATI BUAT ORANG LAIN"
"ANJING LO GAMA!"
"AARRRGHHHH!" teriaknya frustasi.
"GUE BENCI HIDUP GUE YANG SEKARANG!"
"mati aja, kalo benci hidup" sindir seseorang, siapa lagi kalau bukan juan.
Risa menaiki pagar balkon, Juan membulatkan matanya. Gadis itu tidak main-main. Juan segera berlari menuju apart risa.
"Woy sialan!" juan menarik tangan gadis itu, lalu memeluknya dengan erat. Risa menangis di pelukannya.
"Lo kenapa sih? Lo gila ya hah?!" maki juan.
"Gamaa" lirih risa dengan suara tangisnya.
Juan mulai mengerti. "Gara-gara cowok?"
Juan berdecak. "Ck ck ck"
"Gue aneh sama cewek sejenis lo, Lo kira cowok si itu doang, siapa tuh tadi? Gema!"
"gama!"
"Iya itu gama, Lo kira cowok dia doang? Heh lo cari disini cowok-cowok bule, banyak kan?"
"Apa cuma gama doang yang mau sama lo?" risa mencubit pinggang juan, hingga sang empu meringis, tapi tidak sampai melepaskan pelukannya.
"Bukan nya lo pacar cowok yang suka main ke apart lo? Itu yang namanya gama? Dia kan sering main kesini, bisa bisanya dia nipu lo"
"Itu anzel!"
"Hah? Enjel?"
"ANZELO!"
❄❄❄
"Bunda, hiks"
Ana terkejut mendengar risa yang menangis di sebrang sana.
Risa menelponnya tiba-tiba, saat ana mengangkat ia mendengar putrinya yang menangis."kamu kenapa ris?" Tanya nya panik.
"Gamaaaa..."
"kenapa gama? Hm"
"Gama punya pacar lagi bun, gama selingkuh. Gama mau tunangan sama pacarnya" risa terus saja menangis.
"Ris... Kamu tenang jangan emosional gini dong, mungkin gama punya alasan melakukan itu"
"Alasan apa bun?! Kalaupun punya alasan, seharusnya dia kabarain risa. Risa pengen denger alasan dia, Jangan buat risa nunggu. Risa cape mengharapkan orang yang ternyata gak mengharapkan risa."
"Bunda gak bisa denger kamu emosional gini, kamu tenangin dulu. Setelah kamu tenang, telepon bunda lagi ya nak"
"Maaf in bunda"
Tut.
Risa menangis, ia belum bisa menerima kenyataan ini. Mengapa ia bodoh? Mengapa ia mempercayai ucapan gama karena hanya lelaki itu baik padanya?
Risa benar- benar kecewa pada gama. Risa tidak menyangka gama seperti itu.
❄❄❄
KAMU SEDANG MEMBACA
GAMARISA [END]✔
Teen FictionGama dan risa manusia berbeda sifat, gama yang selengean, dan risa yang ketus. hari hari risa dipenuhi dengan kebencian pada seorang gama. Gama yang banyak di kagumi di sekolah, tapi tidak untuk risa, ia terlalu benci untuk mengagumi manusia seperti...