"ketahuilah, aku tidak pernah membencimu. Aku hanya membenci diriku yang tak pernah mampu berhenti untuk mencintaimu"
Pagi ini gama sedang menyusuri koridor, jam pelajaran pertama sudah habis dirinya akan menjemput teman temannya dikantin, dengan santay gama berjalan dikoridor banyak sekali siswi di koridor menatap gama dengan tatapan memuja, tapi gama? Cowok itu sudah terbiasa ditatap begitu oleh ribuan siswi, ia hanya mengedikan bahunya tidak perduli.
"woi adit!" panggil gama pada dita yang sedang berjalan dikoridor bersama lima siswi lainnya
Dita tidak mengubris, gama berdecak dan mensejajarkan langkahnya dengan gadis itu, dita terdadar gama sedang berusaha mensejajarkan langkahnya dengan dirinya, dengan cepat dita berhenti.
"ck adit gue panggilin dari tadi!" kesal gama
Dita melototkan matanya tidak terima "heh tutup teh botol! Nama gue dita ya bukan adit, seenaknya aja lo ganti nama pemberian dari momy gue tercinta tersayang tercantik sepanjang mas-" mulutnya sudah dibekap oleh gama sebelum dita melanjutkan perkataannya dengan suara toa yang bisa merusak gendang telinga gama hari ini juga.
"pueh pueh! Tangan lo asin!" ucap dita seraya meludah kecil
"sembarangan lo!" ucap gama tidak terima
"risa mana?" lanjut gama to the point
"di perpus, tumbenan kan tuh anak mampir ke ruangan ribuan tumbukan buku, gue mah mending ke kantin dari pada harus mandangin ribuan buk-"
"makasih!" ucap gama seraya berlari meninggalkan dita
"bener kata risa, nyebelin parah tuh anak!" gumam dita pelan
❄❄❄
Sesampainya gama di perpus, ia melihat risa sedang membaca buku di bangku pojokan yang memang sudah disediakan di perpustakaan ini, gama segera menghampiri gadis itu
"punten nyai" ucap gama sambil menyatukan tangannya
Risa mendongak, ia tersenyum kecil melihat tingkah gama yang ada-ada saja itu "mangga akang" jawab risa
Keduanya terkekeh geli, gama duduk di bangku yang terletak di depan risa hingga keduanya berhadapan saat ini
"nyai tumben gak ke kantin, gak punya duit ya mangkannya nelen huruf yang ada di buku biar kenyang"
Risa mendelik kesal "kurang ajar lo, orang gue masih kenyang mangkannya kesini baca novel"
"kalo mau jam istirahatnya bermanfaat jangan baca novel, yang ada pendidikannya juga dong" ucap gama seperti menceramahi
"contohnya?" tanya risa
"komik misalnya" jawab gama dengan tampang menyebalkannya
Risa memukul kepala gama dengan novelnya "bego!"
Lagi-lagi Keduanya tertawa "heh klean berdua, jangan berisik! Kau pikir ini perpus punya klean berdua!" ucap si penjaga perpus bernama pak dudun
Sontak keduanya diam "lo sih!" tuding risa pada gama
Gama hanya menyengir kuda "gimana ris, ucapan om brama kemaren?"
Risa yang tidak mengerti dengan pertanyaan gama pun menyeringitkan alisnya bingung "yang mana?"
"soal kita bakal di jodohin"
Risa tertawa kecil "lo mah percaya aja, bokap gue cuma becanda kali elah"
"kalo beneran gimana?" tanya gama, risa hanya diam.
"lagian ya mana mau coba bokap gue ngejodohin gue sama biawak macam lo"
"wahhh mulai kurang aja nih sama calon suami!" ucap gama menggoda
"gak jelas lo!" sanggah risa seraya menyimpan novelnya pada rak buku
"yuk ah cabut, bel masuk bentar lagi!" risa berjalan meninggalkan gama begitu saja
"Dasar calon istri, maen tinggal aja!" gumam gama seraya terkekeh geli
KAMU SEDANG MEMBACA
GAMARISA [END]✔
Genç KurguGama dan risa manusia berbeda sifat, gama yang selengean, dan risa yang ketus. hari hari risa dipenuhi dengan kebencian pada seorang gama. Gama yang banyak di kagumi di sekolah, tapi tidak untuk risa, ia terlalu benci untuk mengagumi manusia seperti...