#33

201 13 5
                                    

Tok
Tok
Tok

"Neng Risa, buka pintunya neng, ini bibi bawa sarapan" suara bi yuli di balik pintu.

"Risa puasa!"

"Neng risa kan lagi sakit, masa puasa"

"Biarin, biar mati sekalian" Gadis itu segera memasangkan headsetnya.

Marah.

Risa sedang marah sekarang, rupanya gadis itu belum mengerti ucapan ayah dan bundanya yang khawatir. Ia ingin dita kembali, sekolah dengannya, duduk sebangku dengannya, merebutkan satu bungkus batagor yang selalu saja habis dikala pulang sekolah.

"Risa, buka pintunya sayang. Kamu makan dulu ya" risa membuka headsetnya. itu suara ana, risa menatap tajam ke arah pintu.

"Bunda suapin ya" risa masih terdiam.

"Kamu jangan gini dong ris"

"Bundanya yang gitu!" ucap risa.

"Kamu mau dita kembali atau bunda yang pergi dari rumah ini?" risa tercengang mendengarnya.

"Risa gak laper bunda" jawabnya.

"Tapi kamu harus makan, kamu minum obat, biar luka yang di perut cepet kering". Luka risa yang di perut memang belum sembuh total, tapi luka yang di pipinya sudah sembuh. Bekasnya pun sudah hampir menghilang.

"simpen aja disitu, nanti risa ambil" ana menurut, ia meletakan nampan nya di depan pintu kamar risa.

"udah bunda simpen, jangan lupa minum obat nya juga"

"iya" langkah kaki ana sudah menjauh, ia membuka pintu kamarnya dan mengambil nampan itu.

Setelah mengambil nampannya, risa menutup pintu kamarnya kembali.Bukannya memakan sarapannya, malah gadis itu membuang nasinya ke tong sampah yang terletak dekat kamar mandi.

Setelah selesai membuang nasi dan lauknya. Risa menatap delapan obat yang berada di piring kecil. Ia berjalan ke wastapel lalu risa membuangnya kesana dan menyalakan keran wastapel agar obat-obat itu mengilang.

Risa menepuk-nepukan tangannya "Hanya lima menit, kalian semua lenyap!"

❄❄❄

Sore ini, sesuai janji nya gama akan mengunjungi risa. Saat sampai di depan pintu kamar risa, gama mengetuk pintu itu.

"Masuk" ucap risa di dalam sana.

"Nih gue bawa batagor nya" ucap gama seraya menyodorkan satu kantung pelastik.

Tidak ada pergerakan apapun. Wajah risa datar dan dingin. Gama menyeringit bingung. Ada apa lagi dengan gadisnya? Gama duduk di sisi ranjang risa.

"Kenapa?" tanya gama.

"Gue udah tau"

"Tau apa risa?"

"Dita di DO kan?" tanya risa. Gama meneguk salivanya kasar.

"T-tau dari bunda?" risa hanya nengangguk.

"Bukan cuma dita yang di DO, Defa juga di DO. loly juga di DO dari sekolahnya" ujar gama mencoba menjelaskan.

"Gue gak perduli sama mereka"

"Gue cuma perduli sama dita, kenapa dita dikeluarin? Dia gak salah!"

"Pasti lo juga ngedukung bunda sama ayah kan biar dita di keluarin?!" suara risa meninggi.

"kalo iya kenapa?"

"Mikir pake otak lo!" tekan risa.

"Lo juga harusnya mikir, kalo kita minta dita di DO itu biar lo aman"

"Tapi dita gak ngapa-ngapain gue!"

"Tapi dita yang bawa lo kesana!" risa bungkam.

"Jangan egois clarisa!"

"berubah jadi dewasa. Kali ini aja lo ngerti!"

"Banyak kok, yang masih mau jadi sahabat lo, bukan cuma dita"

"Tapi dita doang yang bisa ngertiin sikap gue!" ucap risa.

"gue, gilang, galuh. Belum cukup? Kita selalu ngerti sikap lo kok!"

"dita bukan sahabat yang tulus, demi cinta aja dia tega banget nyulik lo. Apa itu yang namanya sahabat yang bisa ngertiin lo?"

"lo cuma kehilangan dita. Bunda, ayah, disa, gilang, galuh dan gue. Kita semua akan selalu ada buat lo" ucap gama berusaha agar risa mengerti.

"Gue pulang, capek." gama berdiri, mengelus singkat surai hitam milik risa. Setelahnya ia pergi dari hadapan risa.

Gama membuka pintu kamar risa lagi, hingga kepalanya menyembul dibalik pintu. "Makan batagornya, soalnya tadi gue rebutan sama ucok" gama mengedipkan matanya, lalu ia menutup pintu kamar risa kembali.

Risa terkekeh, Ah! Risa jadi ingat berebut batagor dengan dita. Tapi risa akan berusaha mengerti ucapan bunda, ayah, dan gama.
Perlahan.


❄❄❄

Hmmm... Gama sama risa sempet cekcok:(
Selalu dukung aku yaaaa dengan cara vote dan komen.
Terimakasiiiiiii♥♥♥♥

Follow ig: @cut.mutiia

GAMARISA [END]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang