#49

166 7 0
                                    

Risa, gadis itu tengah menunggu taxi. Perlahan Bibirnya membentuk menjadi lengkungan. Mobil brama berhenti di depannya, risa segera masuk kedalam.

"Hari pertama ayah anter ya ke kampus kamu"

Risa mengangguk semangat "Iya ayah!"

Sesampainya disana, risa turun dari mobilnya, tak lupa ia menyalimi brama.

Setelah turun ia menulusuri gedung kampusnya. Sangat luas. Katanya, hanya orang-orang tertentu saja yang bisa masuk ke universitas ini.

Saat sampai di kelasnya, Anzel melambaikan tangan ke arahnya.
Searaya menunjuk kursi di sampingnya. Risa tersenyum. Entah berapa kali ia tersenyum. Tidak terhitung.

"Hay zel" sapa risa.

"Hay claris"

"Kayaknya hari ini dosennya gak akan masuk deh, bebas dulu. Sekedar pengenalan aja." Ucap anzel.

"Disini keras claris, bebasnya cuma satu hari. Gak kayak di indonesia, negara +62 yang santuy" lanjutnya diakhiri kehkehan kecil.

"gak boleh beda-bedain zel, sama aja" risa tersenyum manis, anzel selalu terpana dengan senyuman gadis itu.

"Disini gak ospek?" tanya risa.

"Gak ada, bebas ospek"

Risa ingin sekali mengrutuki kebodohannya. Ia malu, terlihat sangat norak.

"Kenapa?"

"eh nggak, Gue mau ke toilet dulu ya" pamitnya, risa tidak bohong. Memang dirinya kebelet kencing.

"Tau toiletnya Claris?" teriak anzel. Karena memang risa sudah berada di ambang pintu.

"Gue mau nanya doraemon"

Risa berjalan sok santay, padahal ia sedang menahan kencingnya sedari tadi, ia kebingungan. Sudah sepuluh menit ia mencari toilet. Tapi sedari tadi ia tidak menemukannya.

"Gedung bae segede istana, toilet kagak ada." kesalnya.

Tak ada pilihan lain.

Ia harus bertanya sekarang sebelum tersesat di jalan.

Saat menoleh, kebetulan ada seorang lelaki yang sedang membaca bukunya, telinganya memakai airpods.

"excuse me" Risa menusuk-nusuk lengan lelaki itu dengan telunjuknya.

Lelaki itu mengangkat alisnya sebelah, seolah bicara 'Ada apa?'

"where is the toilet location?"

Lelaki itu hanya mengedikan bahunya. Sombong sekali! Ternyata di sini masih ada spesies kutub seperti ini.

"gue jailin aja kali ya, gue maki aja pake bahasa indo. Gangerti tau rasa kan lo!" batinnya.

"Heh jelek, gue cuma nanya dimana letak kamar mandi! Gue kebelet nih gak ngertiin banget sih lo! Lo kira gue sama lo itu satu gender bisa pipis di botol?! Nggak kan? Jangan blagu deh lo, ini kampus punya bapak gue! Tapi boong!"

Lelaki itu hanya menatapnya datar dan sebelah alisnya terangkat. Lelaki itu benar-benar tidak mengerti bahasa indonesia. Risa tersenyum kemenangan.

"enak banget disini bisa maki orang sepuasnya di tempat umum" batinnya lagi.

"Apa lo liat-liat, gue emang cantik! Tapi sori gue gak mau sama lo! karena gue udah punya pacar, Jibang gue di sukain sama spesies berbahaya dan bikin bentol kayak lo. Jadi stop ya natap pesona gue?!" pedenya lagi. Risa semakin senang memuji dirinya sendiri, kebelet kencingnya pun masih ia tahan.

"Ooh jangan-jangan lo beneran suka sam-"

"Gue gak ngerti bahasa indonesia" potong lelaki itu.

Risa membulatkan mulutnya. 

Anjir.

Risa malu.

Mengapa dunia ini sangat sempit, kemarin ia bertemu dengan orang indonesia, sekarang ia bertemu lagi. Sialan.

"Gu-gue"

"Iya lo cantik, tapi saat lo berada di lingkungan negara ini, lo gak jauh beda sama sampah!" Setelahnya lelaki itu pergi meninggalkannya.

Perkataannya begitu menusuk hati risa. Risa bersumpah! Tidak ingin bertemu dengan nya lagi!

Risa kembali ke kelasnya, melihat anzel yang sedang ter senyum ke arahnya "Udah?"

Risa hanya mengangguk.

"Claris, hari ini kan free. Kita jalan-jalan keliling kota yuk!" ajak anzel bersemangat.

"emm, gue mau pulang aja zel. Kapan-kapan aja ya" sebenarnya ia tidak enak menolak anzel, tapi mood risa memburuk gara-gara cowok tadi. Dasar risa baper. Bukan lagi dia sesang menahan kencing sampai sekarang.

"Gue anter ya"

Risa mengangguk.

GAMARISA [END]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang