#44

183 9 0
                                    

Ketukan pintu membuat risa menoleh ke arah sana, risa menaruh gelasnya di meja ruang makan.
Gadis itu segera berjalan ke pintu depan, siapa yang bertamu di Malam hari begini? Ya walaupun tidak terlalu malam, karena sekarang jam 19.20, Atau mungkin gama? Ah tidak mungkin! Lelaki itu masih marah padanya. Mungkin.

Risa membulatkan matanya. terkejut saat tahu siapa yang datang ke rumahnya, Risa langsung menundukan kepalanya.

"Lo mau putusin gue?"

"Jangan suudzon, Gue gak suka, apalagi Allah."

"Terus?" risa masih menundukan kepalanya, Gama kesal melihat risa begitu.

"Mau ngajak lo ngubur bareng"

Tetap sama, gadisnya masih saja menunduk, padahal gama berbicara seperti itu agar risa kesal  dan memberikan tatapan ketus padanya.

"Ris?"

"Gam?"

Ucap keduanya bersamaan.

"kenapa?"

"kenapa?"

Lagi.

"Lo dulu deh"

"lo aja"

"Gue mau ajak lo kerumah, disana ada acara barbequan"

"Gue malu" risa mulai mendongak, nenatap wajah tampan kekasihnya itu.

"Emang punya malu?"

"Nggak"

"eh punya lah!" ralat risa.

Gama terkekeh.

"Ayo, Gue ganti baju sama izin bunda dulu. Lo tunggu di ruang tamu ya" gama mengangguk.

Saat keduanya masuk kedalam, gama menyeringit. Biasanya ana selalu heboh dan antusias dengan kedatangan gama.
Tapi? Gama tidak melihatnya sama sekali.

"Bunda sakit"  seolah-olah risa tahu apa yang gama pikirkan.

Wajah gama terlihat panik "Sakit apa ris?"

"Ulah anak durhaka macam gue" risa tersenyum, matanya menatap gama dengan sendu.

Gama mengusap surai hitam milik risa dengan lembut "Jangan gini terus, nanti bisa-bisa lo yang sakit"

"Gue ke atas ya"

"Gue tunggu"

❄❄❄

Gama dan Risa, kedua nya sudah berada di perjalanan menuju rumah gama. Dua sejoli itu masih bungkam. Biasanya gama akan banyak berbicara dan selalu membuat risa kesal.

Risa menatap gama.

"Lo marah sama gue?"

"Kenapa harus marah ris? Udah biasa juga kan?" Gama tersenyum tulus. Ucapannya sedikit mengganggu hati risa.

"Gue minta maaf"

"Gue janji gak akan ngulang lagi gama"

Gama menoleh sekilas dengan tatapan nya yang membuat hati risa menghangat,tatapan itu yang selalu membuat risa merindu.

"Jangan janji, Kita gak tau ris kedepannya lo akan begitu lagi apa nggak. Nanti dosa loh, jangan main-main sama janji"

Risa menunduk.

"Gue terlalu banyak buat kesalahan dan bikin lo sakit hati ya?"

"menurut lo?"

"Maaf"

"Gue gak marah sama lo, tapi gue kadang kecewa sama sikap lo ris. Lo selalu begitu, gue sebenernya penting gak sih di kehidupan lo? Gue itu apa sih ris di hati lo? Sesekali gue pengen egois sama lo, gue pengen marah sama lo. Tapi gue lemah, gue gak bisa. Sebesar apapun lo buat kesalahan, gue tetep maafin lo. Tapi gak seharusnya kan ris lo terus menerus kaya gini?"

"Gue cuma pengen lo anggap gue sebagai pacar lo, gue pengen lo anggap gue itu penting di kehidupan lo, seperti gue yang selalu anggap lo penting dan berarti di kehidupan gue"

"Haha lucu ya gue ngemis-ngemis gini kaya orang tolol"

Risa mendongak "Gue anggap lo penting dan segalanya buat gue gama, tapi gue gak bisa nunjukin itu. Lo tau kan? Gue itu gengsian. Dan gue gak akan pernah bisa hilangin penyakit gengsi itu gam"

"Dan masalah di telpon itu, gue minta maaf. Gue kelepasan"

"Harus ya kelepasan nya kayak gitu? Kelepasan lo keseringan ris" gama masih sama, lelaki itu tersenyum hangat kearah risa. Padahal risa tau, hati gama sedang terluka.

"Gue minta maaf! Gue minta maaf, gue minta maaf gama plisss" risa menangis.

Risa merasa bersalah, selama ini ia tidak pernah menunjukam keseriusan pada gama. Tapi jauh di lubuk hati nya, ia sangat-sangat mencintai gama.

Gama memberhentikan mobilnya, ia memeluk risa erat, Gama mengecup rambut risa.

Setelah gadis itu mereda, ia mendongak ke arah gama seraya menyeringit bingung.

"kenapa?" tanya gama.

"Ayo jalan, nanti kemaleman."

"Udah sampe" Gama tertawa kecil seraya menghapus sisa-sisa air mata risa.

Saat Gama dan risa turun, ia melihat banyak sekali keluarga gama yang berkumpul. Masing-masing sibuk memanggang berbagai macam lauk. Sampai semuanya tidak menyadari kedatangan sepasang kekasih sableng ini.

"Assalamualaikum"

"Waalaikumsalaaaam Mamank!" jawab keluarganya heboh. Risa tersenyum.

Ternyata keluarganya tidak semengerikan yang risa bayangkan. Sepertinya keluarga gama memang begini, Heboh dan lucu.

Risa mulai menyalimi keluarga gama satu persatu.

"ini pacarnya gama rin?" tanya salah satu keluarga gama yang hampir seumuran dengan Rina.

Rina mengangguk mantap "Iya ini calon menantu ekeeuu!" ucapnya centil. Gama memutar bola matanya malas. Mama alay.

"Cantik bangett!"

"Iya cantik ih!"

"Manis"

"Kalem ya"

Dalam hati gama bergumam "kalem? Hahah kalian semua tertipu, aslinya pacar gue sebelas dua belas sama cacing kremi"

"Gama kan ganteng, masa punya pacar jelek kaya si Gina" pedenya, ekor mata nya melirik ke arah sepupunya itu.

"Heh, apa apaan lo! Enak aja segini gue kembang desa nya!" Sengit gina tidak terima.

Risa terkekeh, Memang seperti itu ya saudara sepupu? Ia juga selalu bertengkar dengan gilang.

"MAKANAN SUDAH SIAAAP!" teriak pria paruh bayah sambil memegang dua piring berisi hasil panggangannya.

"Dia wawa tanto, dia emang gitu ris. Udah kakek-kakek gak tau diri hobynya teriak-teriak, uratnya putus baru tau rasa" bisik gama di telinga risa, gadis itu tertawa singkat lalu memukul lengan gama.

"Durhaka lo!"

❄❄❄

Jangan lupa vote

GAMARISA [END]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang