#62

170 6 0
                                        

Risa menatap luar jendela pesawat, di perjalanan pun ia tidak henti-henti nya menangis, menangis tanpa suara. Air matanya mengalir begitu saja.
Risa kecewa dengan ayahnya, risa juga kecewa dengan Anzel. Kenapa lelaki itu diam saja selama ini? sikapnya yang begitu malah semakin membuat risa terluka.

Sesampainya di bandung, Risa berjalan cepat ke rumah nya. Ia memasuki rumah yang sudah lama ia tidak tempati itu.

Risa melihat ana yang sedang membaca majalah di ruang tv bersama Disa.

Risa membanting kopernya.

Ana terkejut melihat kedatangan putrinya, terlihat berantakan. Matanya sembap.

"Risa? Kamu kok pulang gak kabarin bunda?" tanya ana.

"BUNDA! KENAPA BUNDA BOHONGIN AKU DAN DISA?!"

"AKU TAU KENAPA BUNDA NGELARANG AKU KULIAH DISANA, KARENA AYAH PUNYA KELUARGA BARU KAN?!" ana menunduk, disa terkejut mendengarnya.

"KENAPA BUNDA KUAT! KENAPA BUNDA MENERIMA INI SENDIRIAN? KENAPA BUNDA SEMBUNYIIN INI DARI AKU DAN DISA?" risa menangis histeris, ana dan disa pun sama halnya.

"PANTES FEELING AKU KUAT BUAT KULIAH DISANA, KARENA TUHAN MAU KASIH TAU AKU KENYATAAN PAHIT INI, KALAU AKU GAK KULIAH DISANA. MUNGKIN AKU GAK AKAN TAU SAMPAI AKU MATI SEKALIPUN, IYA KAN BUNDA?"

"KENAPA BUNDA BELUM PISAH SAMA AYAH? KENAPA BUNDA MENYIKSA PERASAAN BUNDA?! KENAPA?!"

"bunda gak punya apa-apa, buat pertahanin masa depan kalian berdua. Gak ada pilihan lain, maafin bunda" lirih ana

"Bunda punya aku dan disa, Aku udah besar, aku bisa membiyayai kehidupan kita, Aku bisa kerja semampu aku!" geram risa.

suaranya sedikit merendah "Aku kehilangan gama, dan aku kehilangan ayah juga secara bersamaan." lirihnya.

"Kenapa semuanya jadi buruk?"

Ana menghampiri risa, ia memeluk putrinya erat, putrinya benar-benar terluka.

Perlahan Risa melepaskan pelukannya "Risa mau nyamperin gama bun"

Risa segera berjalan keluar rumahnya, risa menyeker tidak memakai alas kaki. ia berjalan cepat, air matanya yang turun ia usap dengan kasar. Bahkan sesekali penghuni kompleknya menyapa, tapi gadis itu hanya mengabaikan.

Sesampainya di Gerbang rumah gama, ia masuk kedalam. Risa mengetuk pintu rumah nya.

Sampai Bi darmi membuka nya dengan wajah terkejut.

"Non risa?"

"Gama mana bi?" tanya risa langsung.

"De-den gama tidak mau di temui siapa-siapa, maaf non risa" ujar bi darmi gugup.

Air matanya turun kembali. "Bilang bi, Risa yang mau ketemu dia"

"Maaf non, bibi cuma hanya menyampaikan amanah"

"Bi, aku cuma mau ketemu dia sekarang. Terserah habis ini dia mau ketemu Risa lagi atau nggak, itu hak dia. Tapi tolong izinin risa buat ketemu gama kali ini aja" mohon risa.

Bi darmi menatap iba melihat sang pacar majikan. Bi darmi tidak tega melihat air mata risa yang terus saja turun, matanya pun membengkak karena mungkin gadis itu menangis terus menerus.

"Maaf, non risa pulang aja ya" bi darmi segera menutup pintu nya.

"BI"

"BI DARMI!"

Risa terus menggedor pintu itu.

"BI AKU CUMA MAU NGOMONG SAMA GAMA, AKU JUGA MAU BANYAK CERITA SAMA DIA. AKU GAK PERDULI DIA UDAH TUNANGAN ATAU BELUM. GAMA MASIH MILIK AKU!" histerisnya.

GAMARISA [END]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang