#36

198 10 5
                                    

Beberapa hari kemudian, setelah aksi tampar-tamparan itu berlalu. Gama, mengajak risa untuk pergi ke makam mantan kekasihnya, Anggia. Ah! Semenjak gama SMA, gama sangat jarang sekali mengunjungi Anggia.

Gama menuntun risa, gadis itu membawa sewadah bunga dan satu Bucket bunga yang ukurannya lumayan besar. Sesampainya di hadapan makam anggia, gama berjongkok begitupun risa.

"Ini Anggia, Makamnya aja udah keliatan cantik kan?" ucap gama seraya mengelus batu nisan yang bertuliskan Anggia Laurenia.

Risa mengangguk. Terbesit rasa cemburu di hati risa. Ah risa ini! Cemburuan sekali. Sekalipun pada orang yang sudah tiada.

Buru-buru risa menghilangkan rasa cemburunya. Risa mulai menaburi bunga mawar dan melati yang sudah ia beli di perjalanan.

"Pasti anggia cantik banget ya aslinya, di foto aja cantik nya gak ketampung" ucap risa tiba-tiba. Ya memang gama sempat menunjukan foto gadis itu.

Gama mengangguk. "Gak kalah cantik sama lo" risa salting.

"Gia, aku bawa pacar baru aku nih"

"Biasanya aku kesini sendiri, tapi sekarang aku berdua sama dia"

"Dia namanya Clarisa."

"Cantik kan?"

"Clarisa sama kaya kamu, banyak yang rebutin. kaya gorengan nya bi marnah" gama terkekeh. Risa menyeringit.

"Emang di kantin kita ada yang namanya bi marnah?" tanya risa.

Gama menggeleng "Ada dikantin pas gue SMP. Anggia suka banget sama gorengan bi marnah, soalnya enak. Banyak yang rebutin"

Risa menghela nafas "Lo nyamain gue sama anggia itu gorengan?"

gama terkekeh.

"Gia, kalo nanti aku udah punya anak sama risa. Aku bakalan kenalin anak aku sama kamu"

"soalnya kamu seneng sama anak kecil dari dulu"

Gama terkekeh "Dulu kamu pernah bilang, pengen punya anak sama aku kelak"

"Tapi kamu pergi duluan ninggalin aku, kamu PHP tau gak" gama terkekeh. Tapi tanpa sadar air matanya mengalir.

Risa menatap gama kasihan, gadis itu mengelus bahu kekasihnya.

"Lucu gak sih? Dulu pas aku depresi aku minta di bikinin rumah di samping kuburan kamu, biar aku tetep ada di samping kamu sampai mati sekalipun" risa menangis mendengarnya.

"Aku gak rela ada kuburan lain nempatin di samping kamu kecuali aku"

"Tapi aku gak boleh egois, ini tanah kuburan kan bukan punya aku" gama tertawa samar.

"Semoga kamu tenang disana ya. layaknya kamu selalu bilang ke aku, kalau kamu selalu tenang ada di sisi aku"

"Hiks kenapa anggia bilang dia tenang kalo ada di sisi lo, padahal lo cemen waktu itu" risa masih menangis.

"Kata anggia, pelukan gue selalu nenangin dia kalo dia lagi ada masalah" jawab gama.

"Orang yang jahatin lo udah dipenjara Gia, lo Harus tenang pokonya disana"

"Jangan nangis lagi liat si brengsek itu masih bahagia di dunia. Karena sekarang dia udah di hukum" gama lagi-lagi mengusap batu nisan anggia penuh kasih sayang.

Defa di penjara? Defa kan masih dibawah umur? Ah bodo amat lah ngapain juga gue mikirin dia. Gumam risa.

"aku sayang sama kamu Anggia"

"aku pulang" gama mulai berjalan.

risa menyimpan bucket itu. Lalu ia mengelus batu nisan nya.

"Gue bakal jagain manusia paling cemen di dunia. Mantan lo!" bisik risa seraya tersenyum.

Gama menoleh karena ia sudah berjalan melewati lima kuburan dari kuburan anggia. "Ayo ris"

"iya iya"

❄❄❄

Maaf yaa aku update nya ga nentu. Soalnya kalo lagi ada ide aja aku ketik langsung publish deh hehe.

Jangan lupa vote dan komenn♥♥♥♥

GAMARISA [END]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang