Hari ini bertepatan dimana Risa sudah dirawat selama empat bulan di rumah sakit, tapi gadis itu masih saja tidak ada perubahan. Semua yang berada di ruangan itu pun menatap risa dengan cemas, semuanya berharap detik ini juga risa bisa pulih dari komanya.
"Kita harus ikhlasin risa. Saya gak tega liat dia di paksa dengan alat-alat itu, saya pengen risa tenang dan gak tersiksa kaya gini" ucap brama pada Ana,disa,gama,gilang,dan galuh. Suaranya pun bergetar menahan airmata. Lagi pula, ayah mana yang ingin kehilangan anaknya?.
Ana menggeleng mantap "Nggak, kita tunggu satu hari lagi aja buat risa, siapa tau risa bangun" ana mulai terisak begitupula disa. Trio G hanya menunduk lesu.
"Gama gak mau kehilangan risa om" ucap gama.
"Kalian gak boleh egois dong. Kasian risa! Kalian gak boleh memihak diri kalian karena alasan kalian gak mau kehilangan risa! Kalian pikir saya juga mau kehilangan risa?!" suara brama mulai meninggi. Suasana semakin menegang.
Brama membuang nafasnya pelan, dirinya sudah terpancing emosi. Sampai-sampai ia tidak ingat sekarang berada dimana. Dokter dan perawat lainnya mulai berdatangan, bersiap-siap untung mencabut alat yang menempel di tubuh risa.
"Dok kami semua mau disini, saya ingin melihat terakhir kalinya sebelum anak saya pergi" ucap brama.
Dokter dan perawat saling berpandangan. Dokter itu pun beralih menatap brama seraya mengangguk dan tersenyum."Kita mulai, semua berdoa ya" ucap sang dokter.
* "Risa!" panggil gama disana. Risa tidak menoleh, ia sibuk melihat-lihat bunga mawar putih di depannya.
Gaun putih yang risa pakai pun sangat cocok dengan bunga mawar itu."Kamu siapa?" tanya risa tanpa menoleh sedikitpun. Matanya masih tertuju pada mawar putih itu.
"aku gama, pacar kamu risa! Liat aku!"
Risa tersenyum "aku gak punya pacar, kamu salah orang gama"
"terserah kamu, yang penting sekarang kamu pulang ya!" ujar gama.
Risa menggeleng dan berdiri menunjuk ke arah danau "aku mau naik perahu itu, katanya di sebrang sana ada banyak malaikat-malaikat baik yang mau jemput aku""Gak! Kamu harus pulang sekarang, Bunda kamu sakit risa!"
Risa Terbelalak, ia menghampiri gama dan pergi meninggalkan tempat itu bersama.
Sesampainya di rumah, risa segera pergi ke kamar ana. Risa dapat melihat ana sudah sekarat. Risa menangis sejadi-jadinya "Bundaa" lirihnya.
Ana mengelus surai hitam putrinya "jangan nangis sayang, bunda sayang kamu. Cukup bunda yang menjemput malaikat-malaikat baik itu"
Risa menggeleng "Risa ikut ya bunda, risa mau sama bunda, risa mau temenin bunda"
"Kamu tetap disini, jangan ikut bunda" ana mulai memejamkan matanya, risa terisak histeris.
"Bunda, jangan tinggalin risa hiks!"
"bunda!" *
"BUNDA!" teriak risa sampai terduduk di ranjang, alat-alat yang berada di tubuh risa sudah lepas. Bahkan sudah terbilang risa sudah tidak memiliki nyawa. Semua yang berada di ruangan pun membulatkan matanya terkejut.
"Risa!" ana segera menghampiri risa, dan memeluk erat putrinya.
"Bundaaaa, bunda jangan pergi" risa terisak.
Ana memeluk risa lebih dalam lagi "Bunda disini sayang"
Semuanya menatap risa tidak percaya. Gama, perlahan lelaki itu mulai mendekati risa, ia tersenyum. Dengan cepat gama langsung memeluk erat tubuh mungil risa. Ia sangat rindu, rindu gadisnya ini! Risa membalas nya tak kalah erat. Gama melepaskan dan menangkup wajah risa dengan tangannya. Ia menatap risa lebih dalam dan gama langsung nemeluknya lagi. Risa terkekeh geli.
"Emang ya gue itu emang ngangenin" ujar risa.
"Dih gue mah sorry tuse ya ris, gak kangen sama sekali sama lo!" ucap gilang.
Risa berdecih. "siapa juga yang mau dikangenin jin kulon kayak lo!" yang berada di ruangan pun terkekeh mendengarnya.
"Mana dita?" tanya risa. Semuanya terdiam.
Jangan lupa di vote dan komen yaaa biar aku tambah semangat lagi lanjutin cerita ini hehe...
Terimakasih yang sudah melanjutkan membaca sampai chapter ini, semoga kalian akan terus baca part part selanjutnya GAMARISA yaaa.
Enjoy gaysss♥♥♥♥♥Btw aku punya cerita baru judulnya "MIRROR" jangan lupa dibaca yaaa

KAMU SEDANG MEMBACA
GAMARISA [END]✔
Fiksi RemajaGama dan risa manusia berbeda sifat, gama yang selengean, dan risa yang ketus. hari hari risa dipenuhi dengan kebencian pada seorang gama. Gama yang banyak di kagumi di sekolah, tapi tidak untuk risa, ia terlalu benci untuk mengagumi manusia seperti...