Jadwal kuliah risa siang, gadis itu sedang bersantai di ruang tv setelah video call dengan gama.
Tak lama, ketukan pintu membuat risa berjalan ke arah sana. Saat risa membuka pintu, ternyata itu Brama. Ayahnya. Risa tersenyum simpul."Masuk yah" brama mengangguk dan memasuki apart putrinya.
Setelah risa mempersilahkan brama duduk, Brama memperlihatkan kunci yang digantung di telunjuk brama.
Risa mengerutkan dahinya.
"ini mobil ayah belikan untuk kamu, supaya kamu lebih aman"
Tidak ada pergerakan sama sekali. Risa tidak mengambilnya, membuat brama kebingungan.
"Risa akan lebih aman kalo tinggal sama ayah, ayah gak perlu beliin risa mobil. Risa butuh ayah bukan barang mahal itu. Risa kuliah disini itu berharap ada ayah jagain risa. Kita satu rumah, Seharusnya ayah mengkhawatirkan risa dong kalau risa tinggal sendirian di apart." ucap risa datar.
"Maafin ayah"
"udah aku bilang, aku butuh ayah. Bukan maaf"
"Tapi kan ayah sering kesini kalau ayah lagi ada waktu, jenguk kamu."
"Gak cukup." kata risa.
"Aku udah kenyang yah, tinggal sama bunda dan itu tanpa ayah. Aku kangen sama ayah, aku mau kita satu rumah." risa menunduk.
"Tapi gak bisa"
Risa mendongak mendengar jawaban brama.
"Aku anak ayah bukan sih?!"
"kenapa aku kayaknya gak diinginkan banget sih disini? sebenernya apa yang ayah dan bunda sembunyiin dari aku? Kalian berdua kelihatan aneh tahu gak?! Asal ayah tau, aku sempet berantem sama bunda Demi tinggal sama ayah. Tapi sikap ayah jauh di luar ekspektasi."
"Bunda marah, aku liat kecemasan di matanya, bunda gak biasanya gak dukung keinginan aku"
"Sebenernya ada apa?" risa kesal dengan orang tua nya itu.
"Gak ada apa-apa ris" jawab brama seadanya.
"Tapi sayangnya, aku liat kebohongan di mata ayah. Suatu saat aku akan cari tahu."
"Risa, jangan kurang ajar kamu!" suara brama meninggi.
"Tapi ayah lebih kurang ajar!" suara risa pun tak kalah meninggi.
Plak. "Kamu anak gak tahu diri, kamu anak gak tau di untung. Menyusahkan! Dan gak sopan sama orang tua! Kamu gak di ajari sopan santun sama bunda kamu?! Sudah mending ayah sewakan kamu apart, atau kamu memang mau tinggal di jalanan!"
Deg.
Pipinya memanas.
Air mata yang ia tahan jatuh seketika.
Hatinya hancur, saat mendengar ayah nya berbicara kasar. Terlebih menamparnya.
Risa melihat perubahan pada diri brama. Pria gagah itu sekarang mudah terpancing emosi dan kasar.
kedua orang tua nya pun sudah berani menamparnya. Risa tersenyum kecut.
"Risa menyusahkan? Bahkan risa gak ngerasa nyusahin ayah! Selama ini risa selalu menyusahkan bunda, harus nya ayah sadar diri kalau ayah itu gak pernah pulang dan gak perduli sama aku bunda dan disa!"
"selama ini aku berusaha gak benci sama ayah, tapi aku bener-bener kecewa sekarang. Aku ngerasa asing disini aku ngerasa gak punya siapa-siapa disini. Kalau risa tau akan seperti ini, risa akan memilih kuliah di spanyol. Nurutin kemauan bunda!"
"Aku heran, kenapa bunda mau sama lelaki pengecut dan gak bertanggung jawab kayak ayah. Sehebat itu bunda. ayah sukses, Bunda nggak. Tapi bunda lebih berjasa di hidup aku." brama masih diam.
"Gak bertanggung jawab? Ayah sering kirim uang untuk kalian!" ujar brama tidak terima.
"Uang aja gak cukup, kalo ayah selalu memprioritaskan pekerjaan ayah! Aku dan disa, masih butuh kasih sayang ayah! Apa harus perusahaan ayah bangkrut dan jatuh miskin dulu biar kita bisa kumpul?"
"Waktu aku smp, ayah pulang kok sebulan sekali atau dua kali. Aku sangat menghargai itu, tapi semenjak aku Sma, ayah gak pernah pulang. Kalaupun pulang ayah cuma dua hari.bahkan mungkin bisa dihitung setengah tahun sekali"
"Waktu kamu koma, ayah pulang. Menjaga kamu?! Dan itu lumayan lama" ucap brama.
Risa tersenyum getir "Apa harus ada musibah dulu, biar ayah pulang? Dan tinggal ber hari-hari dirumah?"
"mulai sekarang, biaya apart aku yang tanggung, ayah jangan pernah kesini lagi! Ambil lagi mobil pemeberian ayah. Maaf risa menolak, Itu terlalu mahal. Risa takut menyusahkan dan risa gak butuh"
Brama masih terdiam.
"Pintunya ada di sebelah sana, silahkan keluar"
Brama berjalan, mengambil lagi kunci mobil yang akan di berikan pada risa. Ada sedikit rasa bersalah di hatinya. Setelah brama keluar, risa menutup pintunya.
Setelahnya risa menangis sekencang-kencangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
GAMARISA [END]✔
Novela JuvenilGama dan risa manusia berbeda sifat, gama yang selengean, dan risa yang ketus. hari hari risa dipenuhi dengan kebencian pada seorang gama. Gama yang banyak di kagumi di sekolah, tapi tidak untuk risa, ia terlalu benci untuk mengagumi manusia seperti...