#53

159 7 0
                                    

Di koridor fakultasnya, Risa dan anzel berjalan bersampingan. Keduanya mengobrol, bertukar cerita, hingga tertawa.

Mata pelajaran hari ini hanya dua, sehingga risa dan anzel pulang lebih awal. Keduanya berniat  membuat batagor, sesuai yang risa janjikan.

Saat di perjalanan pulang, risa melirik ke arah anzel "zel, nanti kapan-kapan ajakin gue dong ke rumah lo. Gue pengen kenal adik cewek lo yang kembar." pinta risa sumringah, anzel hanya tersenyum menanggapinya. Anzel memang bercerita tentang adik kembarnya yang berumur empat tahun.

"Iya Claris, Kapan-kapan ya" ujar anzel yang masih sibuk menyetir.

Sesampainya di apart, Risa dan Anzel ber pas-pasan dengan juan yang baru saja keluar dari apartnya. Juan hanya menatap datar ke arah risa.

"Apa lo?!" ketus risa.

"Mau mojok kalian berdua di apart?" tudingnya.

"Sembarangan lo!"

Setelahnya, juan memakai kan airpodsnya, meninggalkan dua sejoli itu.

"Conge baru tau rasa lo, telinga disumpelin airpods mulu! Gue sumpahin conge seumur hidup!" ujar risa sedikit berteriak.

Juan hanya mengedikan bahunya tidak perduli sebelum akhirnya masuk ke dalam lift.

Risa menoleh kearah anzel, lelaki itu hanya mengangkat alisnya sebelah.

"Indo juga?"

"iya."

Setelah berheboh dan sempat berkonflik mempermasalahkan garam dengan anzel. Akhirnya batagornya sudah jadi. Lelaki itu tidak suka asin dan memang anzel mengurangi makanan yang bergurih. Katanya bisa-bisa Zym nya bisa gagal.

Tapi berbanding balik dengan risa, Gadis itu sangat menyukai asin. Tapi bukan nya ingin kawin ya:P

"Gimana? Enak gak?" tanya risa.

"Enak"

dulu, Saat risa menanyakan soal batagornya. Malah Gama menajawab tidak enak, tapi lelaki itu menjawab seperti itu karena hanya ingin membuat risa kesal. Ia jadi rindu gama nya.

Lelaki itu sudah hampir satu minggu tidak mengabarinya. Tapi saat risa menanyakan keberadaan gama pada gilang, sepupunya menjawab, gama sedang sibuk masalah kuliahnya.

Risa memaklumi itu.

"kenapa?" tanya anzel.

"Ah, gak papa. Gue cuma keinget sama cowok gue." anzel hanya ber oh ria.

"Jadi, kapan zel?"

"apa nya?"

"Lo ajak gue ke rumah lo?"

❄❄❄

Bunda is calling...

Risa berjalan keluar balkon sebelum mengangkat telpon bundanya itu.
Malam ini sangat dingin, risa memakai kaos panjang berwarna putih kebesaran hingga selututnya.

"Assalamualaikum bun?"

"waalaikumsalam, gimana kabar kamu ris?"

Suara lembut bunda nya sangat menghangatkan hati risa.

"Baik, Bunda sama disa gimana kabarnya?"

"kami Baik juga sayang"

"Berapa lama lagi ris kamu disana?"

Risa tersenyum, bundanya selalu menanyakan perihal kepulangan risa.

"Bunda tunggu aja"

"kamu selalu jawab gitu." ana merajuk.

risa terkekeh mendengarnya.

"Bun?"

"iya?"

"Gama apa kabar?"

"loh? Emang kamu gak kabar-kabaran lagi sama gama?"

"Nggak bunda" suaranya melemah.

"Berapa lama?"

"satu minggu."

"Mungkin gama sibuk sama kuliahnya ris, kamu juga gitu sama sibuknya kan?"

"Iya, gilang juga bilang gitu, tapi apa salahnya sih bun, kabarin risa kek biar risa gak khawatir sama dia."

"Kalian harus saling mengerti satu sama lain"

"Ego kamu atau pun gama, Harus di sampingkan dulu. Kalian fokus sama kuliah kalian ya" lanjutnya.

"Risa takut.." suaranya terdengar lirih.

"Takut kenapa?"

"Risa takut Gama tinggalin risa."
Lirihnya lagi.

"Risa tidur, Good night bunda"

Tut.

Pikirannya kacau, risa bukan ingin tidur, tapi ia ingin menangis. Menangisi kisah cinta nya yang mulai merenggang.

❄❄❄

Gama kemana yaaa?:(

GAMARISA [END]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang