Pagi hari nya, Risa sudah rapih. Ia menyampirkan tasnya. Risa mengunci pintu apart, lagi-lagi ia harus berpas-pas an dengan tetangga nya itu. Risa menghela nafasnya lelah.
"Nih, nasi goreng buat sarapan" risa menyeringit, melihat juan menyodorkan kotak makan ke arahnya.
"Buat gue?"
"Bukan, Buat penjaga Receptsionis!" kesal juan.
"Ya buat lo lah! Bikin emosi aja pagi-pagi" lanjut nya lagi.
"Tumben" risa menerima kotak makan itu.
"Iya, sebagai perminta maafan gue, semalem gue cuma bercanda kok, masa gue ngebenci tetangga gue yang cantik ini" ujarnya.
Risa ingin sekali tertawa sekarang juga, jadi juan menganggapnya risa marah? Padahal tidak sama sekali. Dan risa tidak perduli soal itu.
"Makasih, gue emang cantik. Akhirnya lo ngakuin juga"
Juan mengela nafasnya kasar.
"Lo mau berangkat kuliah?" tanya juan. Risa hanya mengangguk.
"Bareng sama gue yuk!"
"Boleh"
❄❄❄
Setelah sampai di kelasnya, Disana ia melihat anzel sedang memainkan ponselnya, lelaki itu tadi nya ingin menjemputnya, tapi risa menolak. Ia merasa sudah banyak menyusahkan Anzel.
"Zel"
"Hm"
"Kenapa? Muka nya ko gitu?"
"Lo nolak gue tadi pas gue ajakin berangkat bareng" Risa tersenyum geli mendengarnya. Rupanya lelaki ini merajuk.
"Gue terlalu menyusahkan lo zel"
"Lo gak sama sekali nyusahin gue claris, gue rasa ini kewajiban gue. Gue pengen melindungi lo, layaknya seorang kakak pada adiknya, apa salahnya sih!" omelnya.
"Oh jadi lo anggap gue adik, mentang-mentang gue pendek dan lo tinggi gitu? Sombong yaaa" risa menggoda Anzel dengan mencolek hidungnya.
"Gumush banget sih, badan gede tapi ngambekan" risa mencubit kedua pipi anzel.
"Sakit" tepisnya, risa tertawa melihat ekspresi lelaki itu.
"Udah makan belum? Makan yaa gue suapin" risa mengeluarkan kotak makan yang diberikan oleh juan.
Risa menyodorkan satu sendok berisi nasi goreng ke mulut anzel, anzel menerimanya dan mengunyah nasi goreng itu. Setelahnya risa juga memasukan nasi goreng itu ke mulutnya. Satu sendok? Keduanya sudah terbiasa seperti ini.
Teman-teman sekelasnya pun sudah biasa melihat pemandangan itu, mereka selalu menuding risa dan anzel berpacaran. Padahal keduanya sudah menjelaskan bahwa mereka hanya sekedar berteman.
Dan tetap saja, teman sekelasnya memaksa mereka untuk berpacaran, terlihat sangat cocok katanya.
Saat nasi gorengnya habis, risa menyimpan kotak makan itu lagi.
"Enak" ucap anzel.
Risa nenyetujui ucapan anzel "Iya, gue gak nyangka buatan juan se enak itu"
"Jadi itu buatan tetangga lo itu?"
Risa mengangguk cepat.
"Kalian ada hubungan apa?" tanya anzel datar.
"Gak ada hubungan apa-apa zel" risa mulai menceritakan kejadian semalam, anzel tertawa geli mendengarnya.
"Sering-sering lo kayak gitu, biar dapet makanan gratis dari juan" ucap anzel, disusul tawa renyah oleh risa.
❄❄❄
Saat perjalanan pulang, Risa dan anzel bernyanyi heboh di mobil. Sesekali mereka tertawa karena salah lirik. Atau suara suara keduanya yang fals.
"Ganti lagu"
Risa mengganti lagu dangdut.
"Terooooong! Terong di cabe in" nyanyi keduanya saat lagu dangdut itu mencapai reff.
Tiba-tiba risa memberhentikan lagunya, membuat anzel menatap kesal kearah risa.
"Kok di matiin?!" kesalnya.
"Ajak gue ke rumah lo, titik."
❄❄❄
Sesampainya di depan apart risa, gadis itu masih merajuk pada anzel. Lelaki itu tidak mengajak risa ke rumahnya. Selalu begitu. Menolak dan menolak.
"Jangan ngambek, nanti gue ajak lo ya kapan-kapan" Anzel mengusap pucuk rambut risa.
"Tau ah!"
"Istirahat ya claris, jangan banyak pikiran lagi. Gue sayang sama lo" ucap anzel, tangannya masih setia mengusap pucuk rambut gadis itu.
"capek gue liat budak cinta alias bucin" Guman seseorang yang masih terdengar oleh Anzel dan risa.
Keduanya menoleh, melihat juan yang sedang membuka kunci apartnya. "Yee sirik aja lo Juantung!" ucap keduanya serempak.
❄❄❄

KAMU SEDANG MEMBACA
GAMARISA [END]✔
Teen FictionGama dan risa manusia berbeda sifat, gama yang selengean, dan risa yang ketus. hari hari risa dipenuhi dengan kebencian pada seorang gama. Gama yang banyak di kagumi di sekolah, tapi tidak untuk risa, ia terlalu benci untuk mengagumi manusia seperti...