CHAPTER 5

200K 7.6K 64
                                    

Bianca duga ancaman Lucius hanyalah omong kosong belaka, karena setelah berhari hari tidak ada hal yang terjadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Bianca duga ancaman Lucius hanyalah omong kosong belaka, karena setelah berhari hari tidak ada hal yang terjadi. Ancaman Lucius hanya bualan semata, untung saja Bianca tidak jatuh ke dalam perangkap laki-laki itu.

Lucius pasti mengancamnya sebelumnya hanya untuk menjebaknya karena bukti yang Lucius miliki tidak akurat.

"Apa Om Herald sudah menghubungi mu?"

Bianca mendongak, beralih menatap Elora yang baru saja sampai. Mereka kini tengah berada di cafe.

"Dia sudah menghubungi ku tapi aku tidak sempat mengangkat panggilannya." Bianca menghela nafas berat, menyayangkan dirinya yang terlambat mengangkat panggilan dari Herald.

Elora mengerutkan keningnya kebingungan, "Tidak biasanya begitu, bukan kah kau selalu membedakan dering panggilan dari Om Herald. Kenapa bisa?"

"Panjang ceritanya Kak, Kakak sendiri kenapa tiba-tiba bertanya kepada ku tentang Om Herald?"

"Ada yang ingin ku bicarakan dengannya, atau lebih tepatnya meminta tolong. Tapi kau tahu sendiri kan dia itu sulit dihubungi, maka dari itu aku bertanya kepada mu. mungkin saja kau tahu kapan Om Herald akan kembali dari luar negeri"

Bianca mengangguk mengerti, beralih pada buku menu cafe tersebut. "Kak Elora mau pesan minuman apa?"

"Aku ice americano saja."

"Kakak juga ingin cake atau semacamnya?" tanya Bianca lagi sebelum ia berdiri untuk memesan.

"Tidak usah, aku sedang diet." ujar Elora sembari tertawa kecil.

Bianca mengangguk mengerti dan pergi memesan minuman mereka, Ice Americano untuk Elora dan Caramel Macchiato untuk dirinya.

Saat Bianca hendak kembali ke kursi nya tiba tiba saja ada panggilan masuk dari Mikayla.

Bianca mengangkat panggilan tersebut dengan kebingungan, kenapa juga Mikayla menelepon padahal baru satu jam yang lalu mereka berdua bertemu.

"Halo Kay.."

"Kau sudah lihat video di grup chat angkatan kita belum?"

"Kenapa memangnya?" tanya Bianca tak mengerti, ia belum membuka grup chat sejak kemarin jadi ia tidak tahu apa yang terjadi di grup chat itu.

"Ah, kau belum lihat rupanya. Lihat dulu saja di grup, ramai sekali."

Bianca mengerutkan keningnya setelah Mikayla memutuskan sambungan telepon begitu saja.

Bianca sebenarnya tidak ingin mengecek grup chat, merasa bahwa itu tidak lah penting. Mungkin video video lucu iseng lagi yang biasa anak anak angkatannya bagikan.

Tapi setelah melihat betapa banyaknya pesan dari grup chat yang belum Bianca buka itu membuat Bianca penasaran, video apa yang membuat mereka semua heboh begitu.

Her Secret [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang