CHAPTER 54

57.1K 4.7K 272
                                    

"Bisakah kita menyusul Tante Carolina? Perasaan ku tidak tenang, meski kau mengatakan Reinhard tidak pernah melukai Tante Carolina sekalipun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bisakah kita menyusul Tante Carolina? Perasaan ku tidak tenang, meski kau mengatakan Reinhard tidak pernah melukai Tante Carolina sekalipun. Tetap saja aku tidak bisa tenang, mengingat betapa kejamnya Reinhard."

Bianca tidak bisa menghabiskan makanannya, ia belum ada 24 jam kenal dengan Carolina namun Bianca sudah merasa takut kehilangan Carolina.

Lucius menghela nafas berat, "Tenang saja Bianca, Mama tidak akan terluka seujung kuku pun. Kau bisa pegang perkataan ku, dan Mama juga pasti sebentar lagi akan kembali. Menyusulnya kesana tidak akan ada gunanya."

"Kenapa kau sepercaya itu bahwa Reinhard tidak akan melukai Tante Carolina? Orang kepercayaannya saja ia bunuh, bukan tidak mungkin Tante Carolina juga bisa Reinhard sakiti."

"Karena Papa punya kesempatan untuk menyakiti Mama selama puluhan tahun ini namun Papa tidak pernah melakukannya. itu saja sudah menunjukkan bahwa Papa tidak punya niatan untuk melukai Mama."

***

"Aku menyesal datang kemari." Carolina berbalik hendak keluar dari ruangan Reinhard namun Reinhard menarik tangannya. Tidak ingin Carolina pergi begitu saja dengan mudahnya.

"Aku belum mengijinkan mu untuk keluar dari ruangan ini. Kau tidak bisa terus lari dari kenyataan Carolina dan menjadikan ku sebagai penjahat utama. Faktanya, Asher memang berkhianat dan hukuman tersebut pantas ia dapatkan. Aku tidak membeda-bedakan Asher dengan bawahan ku lainnya yang juga berkhianat. Asher tidak mendapatkan hak istimewa hanya karena dia dan dirimu bersahabat."

Carolina terdiam sejenak, sebelum akhirnya ia menarik tangannya dari genggaman Reinhard. "Terserah kau mau bicara apa, yang pasti jangan berani kau ganggu Bianca. Aku tidak akan tinggal diam Reinhard, dulu tembakan ku mungkin meleset dari jantung mu karena perasaan cinta ku kepada mu. Tapi sekarang perasaan itu tidak akan lagi menghalangi ku Reinhard. Bukan hanya kau disini yang bisa bersikap kejam, aku pun bisa.”

Carolina kali ini benar-benar pergi meninggalkan Reinhard, Reinhard pun tidak mencegahnya.

Reinhard tertawa mengejek melihat kepergian Carolina, cinta katanya. Omong kosong.

***

Senyum Bianca terbit ketika melihat mobil Carolina yang memasuki pekarangan rumah, Bianca merasa bersyukur saat melihat Carolina turun dari mobilnya dalam keadaan baik-baik saja.

Namun senyum Bianca segera luntur ketika melihat ekspresi Karolina yang terlihat tidak senang.

Bianca menyambut kedatangan Carolina, Carolina pun tersenyum saat melihat Bianca yang menunggunya.

"Kau sudah bangun, apa kau sudah makan?” tanya Carolina pada Bianca, Carolina bisa melihat kekhawatiran di mata Bianca karena ia pergi menemui Reinhard tanpa sepatah kata pun.

Bianca menganggukkan kepalanya, "ya aku sudah makan, apa Tante baik-baik saja? Tante baru saja menemui Om Reinhard kan?"

“Aku baik baik saja, ya. Aku baru menemuinya. Tapi itu bukan hal yang harus kau cemaskan.” Carolina menepuk bahu Bianca, “Seharusnya kau mencemaskan dirimu sendiri, kemungkinan Reinhard akan mencelakai mu lebih besar dari pada diriku.”

Her Secret [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang