CHAPTER 19

106K 5K 69
                                    

Selamat membaca :)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selamat membaca :)

“Kau yakin ingin melakukannya?” Lucius bertanya kepada Bianca yang kini tengah duduk di kursi dalam keadaan tak berpakaian, hanya menggunakan sebuah pita merah yang menutupi matanya.

Lucius ragu untuk melanjutkan kegiatan mereka lantaran sejak ia menutupi mata Bianca dengan pita merah itu, tubuh Bianca mulai bergetar seolah-olah menunjukkan bahwa Bianca ketakutan dengan apa yang akan mereka mulai.

“T-tentu saja. Untuk apa aku mengajak mu melakukannya kalau aku tidak yakin.” tukas Bianca pada Lucius, Lucius kembali memperhatikan tubuh Bianca yang sampai sekarang masih bergetar.

Lucius paham sekarang mengapa Bianca tiba-tiba mengajaknya melakukan ini, sebelumnya ia melihat mata Bianca sembab seperti habis menangis, sudah pasti Bianca mengajak Lucius melakukan hal ini karena Bianca ingin melarikan diri dari rasa sakit di hatinya.

“Baiklah jika kau tetap ingin melanjutkannya, ingat safe word mu. Jika kau merasa tidak sanggup menahannya kau harus menyebutkan safe word mu.” Lucius mulai melilitkan tali ke tubuh Bianca, mengikat kedua tangan dan kaki wanita itu kursi.

Lucius menarik nafas dalam ketika ia melihat Bianca yang terikat di kursi tanpa mengenakan apapun, entah mengapa ia seolah ragu-ragu untuk melakukan tindakan berikutnya.

***

Bianca tidak bisa melihat apapun, Bianca tidak bisa melihat apa yang akan Lucius lakukan kepadanya. Mata Bianca tertutup dan tubuh nya terikat di kursi, apapun yang Lucius lakukan kepada Bianca, Bianca tidak akan bisa menepisnya.

Tubuh Bianca semakin bergetar saat merasakan belaian lembut di lehernya, meski tidak melihat Bianca tahu bahwa itu bukan tangan Lucius ataupun bibir Lucius.

Bentuknya berbulu, menggelitik leher Bianca pelan dengan sengaja.

Perlahan benda itu turun ke dada Bianca, bermain-main disana cukup lama.

Bianca hanya bisa menggigit bibir menahan rasa geli dan juga rasa aneh yang menggelitik dalam benaknya, meski merasa geli namun Bianca justru merasa bahwa ia menyukainya.

Tapi, bukan ini yang Bianca inginkan, ini tidak menyakitkan. Bianca ingin yang menyakitkan.

Baru Bianca ingin protes terhadap Lucius, bibir Bianca sudah lebih dahulu di bungkam.

Bukan dengan lakban, kain, ataupun ball gag. Namun Lucius membungkam Bianca dengan bibirnya sendiri.

Bianca terpaksa membuka bibir nya karena lidah Lucius yang terus memaksa mendesak untuk masuk. Bibir Bianca di lumat, lidahnya beradu dengan lidah Lucius.

Jujur Bianca terkejut dengan hal ini, bisa dibilang setiap kali Bianca dan Lucius berhubungan mereka cukup jarang melakukan ciuman. Selalu berfokus pada sex, mungkin karena mereka berdua bukan sepasang kekasih.

Her Secret [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang