Mikaelo memperhatikan Mikayla yang berlari setelah mencabut paksa fotonya yang terpajang, Mikaelo ingin mengejar Mikayla namun perkataan-perkataan busuk dari orang-orang tentang Mikayla membuat emosi Mikaelo tersulut.
“Hey Mikaelo, kau tidak pernah cerita kalau saudara kembar mu itu pelacur. Seharusnya kau mengatakannya, kalau aku tahu aku sudah menyewanya sejak lam—”
Belum sempat laki-laki itu menyelesaikan ejekannya, Mikaelo sudah lebih dahulu melayangkan tinjunya tepat ke pipi laki-laki itu.
“Jangan pernah bicara tentang adik ku dengan mulut kotor mu itu!” ancam Mikaelo kepada laki-laki yang telah tersungkur ke lantai itu, semua mata tertuju kepada Mikaelo. Memperhatikan Mikaelo yang emosi dan siap memukul siapa saja yang bicara buruk tentang Mikayla.
Melihat tak ada lagi yang buka suara, Mikaelo akhirnya melangkahkan kakinya pergi meninggalkan kerumunan itu. Ia berusaha mengejar Mikayla, yang kemungkinan besar sedang terpuruk sekarang.
“Bajingan itu, yang kotor itu bukan mulut ku tapi tubuh adik mu!” teriak laki-laki yang telah di pukul oleh Mikaelo itu, ia tidak terima dipukul oleh Mikaelo. Namun ia baru berani buka suara lagi setelah Mikaelo pergi menjauh darinya.
***
Mikaelo berhasil menemui Mikayla yang menangis di belakang gedung fakultasnya, ia menangis sendirian disana sembari merobek-robek foto yang ia genggam menjadi beberapa bagian kecil.
“Mikayla..” panggil Mikaelo sembari melangkah mendekat, Mikayla tidak menjawab. Ia masih menangis meratapi nasibnya.
Mikayla tidak akan sanggup berkuliah jika sudah begini, Mikayla tidak akan tahan setiap hari menjadi bahan pergunjingan. Ia malu, foto telanjangnya telah dilihat banyak orang.
“Mikayla, berhentilah menangis. Semuanya akan baik-baik saja.” Mikaelo berusaha untuk menghibur Mikayla namun itu semua tidak lah berhasil, mengatakan kalimat-kalimat positif tidak akan merubah keadaan.
“Baik-baik saja kau bilang? Semua orang telah melihat foto itu! Dan mungkin saja sudah disebar luaskan lagi. Hidup ku tidak akan lagi bisa tenang, semuanya hanya karena Bianca sialan itu!” Mata Mikayla memerah, karena tangisnya dan juga karena perasaan marah yang ia rasakan saat ini.
“Bianca.. pelacur sialan itu pasti dalang dari semua ini, dia sengaja menjebak ku semalam. Dia ingin balas dendam, seharusnya dia tidak melakukan itu. Dia tidak berhak untuk balas dendam. Seharusnya dia lah yang tersiksa karena dia biang dari semua kekacauan yang terjadi dalam keluarga kita. kalau dia tidak ada, pasti Papa tidak akan membuang kita. Kalau dia juga tidak ada pasti foto ku tidak akan tersebar.”
Mikayla terus menangis, meluapkan rasa bencinya kepada Bianca. Hal tersebut membuat Mikaelo kesal, bukan kesal kepada Mikayla melainkan kepada Bianca.
Seandainya saja Bianca tidak memiliki hubungan dengan Herald pasti Mikayla tidak akan bersikap nekat sampai menyebarkan foto telanjang Bianca, dan Mikayla juga tidak akan jadi seperti ini.
Mikaelo menoleh kearah Mikayla yang masih saja menangis. Tangan Mikaelo terkepal kuat, kali ini dia tidak akan tinggal diam saja. Mikaelo pasti akan melakukan sesuatu, jika keluarganya tidak bisa kembali seperti semula maka Mikaelo akan menyeret Bianca hancur bersamanya.
Mikaelo tidak sudi melihat Bianca bahagia sementara dirinya, Mikayla dan juga Ibu mereka menderita.
***
Bianca tengah pergi ke mini market saat itu, ia hendak membeli cemilan kecil untuk menemaninya menghabiskan waktu, berhubung ia tidak kuliah. Bianca jadi punya banyak waktu untuk dirinya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Her Secret [END]
RandomBianca punya rahasia besar yang ia sembunyikan rapat rapat, ini mengenai pekerjaan nya sebagai wanita penghibur disalah satu rumah bordil. Sialnya salah satu pelanggan rumah bordil tersebut ternyata kakak tingkat Bianca di kampus Atau lebih tepatny...