Bianca kini tengah berada di kamar Lucius, Carolina menyuruh Bianca untuk beristirahat. Pikiran Bianca sangat kacau saat ini dan Carolina rasa Bianca butuh istirahat, menenangkan pikirannya sendirian. Bahkan Carolina melarang Lucius yang ingin mengikuti Bianca.
Carolina menutup pintu kamar Bianca setelah memastikan Bianca berbaring di ranjang milik Lucius. Lucius hanya mengekor dibelakang Carolina.
"Kenapa aku tidak diperbolehkan masuk, itu kamar ku."
Mata Carolina melirik sinis ke arah Lucius, "Tidak bisa kah kau membaca keadaan? Bianca sedang butuh waktu sendirian sekarang ini. Dan juga, aku butuh penjelasan dari mu. Dari mana kau bisa mengenal Bianca, dan kenapa kau baru membawanya menemui Mama sekarang?"
Carolina menghela nafas berat, "Banyak sekali hal yang ingin Mama tanyakan kepada mu tentang Bianca. Jadi sekarang kau ikut Mama."
***
Feronica kebingungan saat melihat Herald yang termenung tak berdaya di ranjangnya. Feronica pergi tidak lebih dari 2 jam tapi Herald terlihat sangat kacau begini. Seingat Feronica sebelum ia pergi meninggalkan Herald sebentar, keadaan Herald baik-baik saja.
Fisik Herald memang masih belum pulih, tapi Feronica yakin bahwa Herald menyuruhnya pulang dengan lembut sebelumnya. Mengatakan bahwa Feronica tidak perlu repot-repot mengurusnya, biarkan perawat yang mengambil alih. Karena status mereka yang sebenarnya sekarang bukan lagi suami istri.
"Herald, kau baik-baik saja? Apa ada yang sakit?" Feronica mencoba melangkah mendekat, ia ingin mengecek keadaan Herald namun yang Feronica dapati justru Herald yang tengah menitikkan air mata.
"Herald, kenapa kau menangis? Apa tubuh mu terasa sakit? Kau ingin aku panggilkan dokter?" Feronica panik melihat Herald yang tengah menangis.
"Pergi Feronica, tinggalkan aku sendiri. Aku tidak ingin melihat mu sekarang. Tidak.. aku bahkan tidak ingin melihat mu lagi selamanya!" Herald berteriak, ia merasa sangat frustasi. Herald masih terbayang bayang dengan kenyataan bahwa Bianca telah mengetahui yang sebenarnya. Dan yang paling membuat Herald frustasi adalah keadaannya yang tidak mampu untuk menemui Bianca dan menjelaskan semuanya.
"Aku tahu kau masih marah padaku Herald, tapi kondisi mu saat ini sedang tidak baik. Setidaknya biarkan aku menjaga mu sampai kau pulih, setelah itu kita tidak akan bertemu lagi." Feronica berusaha membujuk Herald, ia tahu ia belum dimaafkan oleh Herald. Namun tetap saja Feronica tidak bisa meninggalkan Herald begitu saja.
Bukannya tersentuh setelah mendengar perkataan Feronica, Herald justru menoleh ke arah Feronica dengan matanya yang memerah. Herald menatap Feronica tajam dan penuh kebencian.
"Semuanya salah mu, semuanya salah kalian! Kalau bukan karena aku memikirkan kebahagiaan mu, kebahagiaan Mikayla dan Mikaelo. Aku tidak akan pernah berpikiran untuk menjadi anak buah Reinhard. Aku juga tidak akan pernah membunuh Asher, semuanya ku lakukan karena aku tidak ingin keluarga ku hidup kesulitan dan anak-anak ku menderita. Tapi nyatanya.. anak-anak yang menjadi alasan ku membunuh orang justru bukan anak ku. Aku menghancurkan keluarga orang lain karena aku tidak ingin keluarga ku hancur." Ucap Herald masih terbalut oleh emosi, matanya menitikkan air mata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Her Secret [END]
RandomBianca punya rahasia besar yang ia sembunyikan rapat rapat, ini mengenai pekerjaan nya sebagai wanita penghibur disalah satu rumah bordil. Sialnya salah satu pelanggan rumah bordil tersebut ternyata kakak tingkat Bianca di kampus Atau lebih tepatny...