CHAPTER 42

66K 4.7K 216
                                    

“Aku sudah tidak diperlukan lagi disini bukan? Kalau begitu aku permisi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Aku sudah tidak diperlukan lagi disini bukan? Kalau begitu aku permisi.” Madame yang telah menyaksikan salah satu klien VIP-nya itu disiksa oleh Lucius, memilih untuk pergi. 

Sebelum Madame pergi, ia sempat bertemu pandang dengan Bianca. Perasaan Madame benar-benar campur aduk, ia kesal lantaran ia kehilangan member VIP. Dan juga Madame kesal karena ia baru tahu bahwa Bianca dan Lucius ternyata saling mengenal.

Madame melangkah keluar dari gudang penyimpanan itu, baru beberapa langkah menjauh dari gudang, Madame melihat Herald yang berdiri bersandar pada dinding. Hanya dengan melihat keberadaan Herald disini saja Madame sudah bisa menebak bahwa Herald tahu tentang apa yang terjadi di dalam. Namun Herald memutuskan untuk tidak masuk ke dalam.

Madame mendekati Herald, wajah Madame terlihat serius dan matanya menatap tajam ke arah Herald.

“Herald, kita perlu bicara.”

Herald menoleh ke arah Madame, ia sudah tahu apa yang ingin Madame bicarakan dengannya.

“Ikuti aku, Herald. Kau harus menjelaskan banyak hal padaku.”

***

“Aku tidak salah lihat barusan bukan? Madame.. wanita tua itu meminta izin padamu untuk pergi dari tempat ini? Kau itu sebenarnya siapa sampai kau bisa melakukan hal ini? Ku pikir perkataan mu itu hanya main-main, tapi ternyata kau sungguhan menghukum klien VIP itu.” Bianca akhirnya mengajak bicara Lucius setelah Madame pergi dan juga setelah anak buah Lucius membawa pergi klien VIP yang telah babak belur itu.

“Seingat ku hanya ada satu orang yang bisa memerintah Madame, dan orang itu bisa melakukan hal itu karena dia itu boss besar disini. Jangan bilang.. jangan bilang kau itu putra dari Tuan Reinhard?!”

Lucius menoleh ke arah Bianca, alis Lucius terangkat. “Kau mengenal Ayah ku?”

Lucius mendekati Bianca, ekspresi wajah Lucius berubah. Tatapan matanya menajam. “Jangan bilang kau pernah tidur dengannya?”

“Tentu saja aku mengenal Tuan Reinhard, semua orang yang bekerja di tempat ini wajib mengenalnya dan memperlakukannya dengan hormat. Jika tidak, kami bisa mati. Dan aku tidak pernah tidur dengannya. Tapi kalau Kak Elora, sepertinya pernah. Jadi, kau benar-benar anak Tuan Reinhard?” tanya Bianca sekali lagi memastikan.

“Ya, begitu lah.” Lucius malas membahas soal Reinhard. Lagi pula bukan saatnya membahas Reinhard sekarang, mereka masih harus membahas soal perlakuan kurang ajar klien VIP itu kepada Bianca.

“Ku kira kau itu wanita cerdas Bianca, kenapa kau diam saja diperlakukan buruk oleh laki-laki bangsat itu. Kau bahkan memilih untuk membiarkannya hidup.” mata Lucius masih menatap tajam Bianca, bukan Lucius yang menerima perlakuan kasar dan tidak senonoh namun justru Lucius yang paling kesal disini.

Bianca menghela nafas berat, Bianca juga ingin melawan dan memukuli laki-laki tua itu dirinya dilecehkan. Namun Bianca tahu jika ia berbuat masalah maka Madame pasti akan menghukumnya, maka dari itu Bianca diam.

Her Secret [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang