CHAPTER 48

54.8K 4.5K 243
                                    

Lucius tidak bisa tidur tenang semalaman ini, mata Lucius terus menyalang tajam melihat revolvernya yang tergeletak di atas nakas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lucius tidak bisa tidur tenang semalaman ini, mata Lucius terus menyalang tajam melihat revolvernya yang tergeletak di atas nakas.

Lucius terus berpikir, haruskah ia menembak mati Herald? Bagi Lucius, saat ini Herald adalah ancaman.

Belum lagi kondisi Herald yang menyedihkan karena kecelakaan hanya akan semakin menarik simpati Bianca, hal itu benar-benar membuat Lucius naik darah.

Sinar matahari mengintip masuk ke kamar apartemen Lucius, tanpa Lucius sadari kini pagi telah datang. Matahari telah bersinar terang di luar sana.

***

Bianca bangun cepat kali ini, ia menyiapkan makanan khusus untuk Herald. Seperti rencana Bianca semalam, ia akan kembali mengunjungi Herald di rumah sakit.

Bianca merapihkan kotak makanannya ke dalam tas. Bianca sekarang hanya perlu mempersiapkan dirinya sendiri sebelum pergi.

Meski Bianca khawatir dengan keadaan Herald, Bianca tidak bisa datang dengan keadaan kacau. Yang ada Herald justru akan balik mengkhawatirkan dirinya sedangkan kondisi Herald saja Bianca yakin masih jauh dari kata baik-baik saja.

Saat tengah mengganti pakaiannya, Bianca tiba-tiba teringat dengan Lucius. Sejak semalam Bianca tinggalkan untuk melihat keadaan Herald, Lucius belum juga menghubunginya.

Bianca ingin mengambil inisiatif untuk menghubungi Lucius lebih dulu namun Bianca mengurungkan niatnya, ini masih pagi. Mungkin Lucius sedang sibuk dengan urusannya sendiri saat ini, lagi pula Bianca tidak tahu harus mengatakan apa kepada Lucius.

***

Reinhard datang bersama Jonas ke rumah sakit dimana Herald dirawat. Sebelumnya Jonas sudah menugaskan salah satu anak buahnya untuk mengalihkan mantan istri Herald yang sebelumnya menjaga Herald, agar Reinhard bisa bicara empat mata dengan Herald.

Saat tepat berada di depan kamar rawat Herald, Reinhard beralih menatap Jonas. "Kau tidak perlu menunggu ku disini, Tunggu lah di luar rumah sakit, Aku tidak akan lama."

Jonas menganggukkan kepalanya patuh, ia membungkukkan sedikit sebelum undur diri dari hadapan Reinhard.

Reinhard membuka pintu kamar rawat Herald, matanya bertemu tatap dengan mata Herald. Sudah Reinhard duga bahwa Herald pasti sudah sadar. Herald termasuk tipikal laki-laki yang kuat meski usianya sudah tidak lagi muda, itu juga salah satu alasan Reinhard menerima Herald menjadi salah satu bawahannya.

Herald terlihat sangat terkejut melihat kedatangan Reinhard, tentu saja. Tidak pernah terpikirkan olehnya sekalipun bahwa seorang Reinhard akan datang menjenguknya di rumah sakit.

Hal seperti ini tidak membuat Herald senang, Herald justru takut. Karena Herald tahu, dibalik kedatangan Reinhard kemari pasti karena ada sesuatu. Dan Herald merasa itu ada sangkut pautnya dengan kecelakaannya dan juga Bianca.

Her Secret [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang