CHAPTER 40

70.2K 4.9K 256
                                    

Pintu ruangan Madame diketuk dari luar, membuat perbincangan antara Madame, Reinhard dan juga Lucius terhenti

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pintu ruangan Madame diketuk dari luar, membuat perbincangan antara Madame, Reinhard dan juga Lucius terhenti.

“Masuk lah..” sahut Madame kepada orang yang mengetuk pintu dari luar, Madame sudah menebak bahwa orang tersebut adalah Herald.

Madame sudah mengabari Herald bahwa Reinhard dan putranya datang dan Herald harus bisa mendekatkan diri dengan mereka demi keuntungan Herald sendiri.

Benar dugaan Madame, yang datang adalah Herald. Sepertinya ia baru saja menyelesaikan pekerjaannya. Meski ini sudah pukul setengah tiga pagi.

“Mendekat lah Herald, kau sudah lama bukan tidak bertemu dengan Reinhard.”

Herald yang baru saja masuk itu melangkah mendekat, meski wajahnya terlihat datar. Namun Herald berusaha menyimpan perasaannya, Herald tidak ingin terlihat bahwa ia tidak suka kepada Reinhard.

Meski kenyataannya memang begitu, tapi Herald tidak bisa terang-terangan menunjukkan ketidaksukaan nya kepada Reinhard. Bukan tidak mungkin jika Reinhard akan melakukan hal buruk kepadanya jika ia sampai membuat Reinhard jengkel dengan sikapnya.

“Lama tidak berjumpa Tuan Reinhard.” Herald menundukkan kepalanya sedikit, memberi salam kepada Reinhard yang masih duduk santai. Fokus dengan minumannya.

Madame bangkit dari posisi duduknya, ia ingin memperkenalkan Herald dengan putra Reinhard.

“Herald.. perkenalkan ini Lucius putra Reinhard, dia yang akan menggantikan posisi Reinhard mulai hari ini.” ujar Madame memperkenalkan Lucius kepada Herald, mereka berdua harus memiliki hubungan baik. Herald adalah teman Madame, Madame ingin Herald juga memiliki posisi yang aman. Dan posisi itu hanya bisa didapatkan dengan memiliki hubungan baik dengan Reinhard ataupun putranya.

Herald menoleh ke arah orang yang Madame tunjukkan dan saat itu pula Herald merasa jantungnya seolah berhenti berdetak. Ia terkejut sekali melihat sosok familiar yang kini tengah berdiri di samping Madame.

Herald ingat betul laki-laki itu, laki-laki itu adalah laki-laki yang sedang menjalani hubungan dengan Bianca. Laki-laki itu juga yang Herald lihat malam kemarin masuk ke dalam kamar Bianca.

Herald pikir laki-laki itu hanya lah orang biasa, anak muda kaya raya yang kebetulan jatuh hati dengan Bianca. Herald tidak pernah sekalipun mengira bahwa laki-laki itu ternyata anak dari Reinhard.

Rasanya Herald ingin sekali berteriak marah, pikirannya langsung tertuju kepada Bianca. Namun Herald tidak bisa apa-apa. Ia hanya bisa mengulurkan tangannya dengan senyum palsu berusaha menjabat tangan Lucius.

“Senang berkenalan dengan anda Tuan Lucius, saya Herald.”

Sudut bibir Lucius terangkat melihat uluran tangan Herald, ia menjabatnya. Namun seringai Lucius kian melebar. “Senang berkenalan dengan anda juga.”

Ah, jadi begini rasanya. Jika Lucius tahu bahwa Herald akan menjadi bawahannya. Lucius pasti akan menerima menjadi pengganti Reinhard sejak lama.

Lucius selalu kesal dengan Herald yang selalu saja menjadi biang masalah dihubungannya dengan Bianca, dan sekarang Lucius memiliki cara untuk menghentikannya.

Her Secret [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang