CHAPTER 23

87.6K 5K 59
                                    

Herald terbangun dari tidurnya, kepalanya terasa sangat amat sakit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Herald terbangun dari tidurnya, kepalanya terasa sangat amat sakit. Herald terkejut ketika menyadari bahwa ia tidur di pangkuan Bianca.

Herald memijat kepalanya yang terasa  berdenyut nyeri, Herald mencoba mengingat apa yang terjadi semalam. Sampai-sampai ia bisa tertidur di pangkuan Bianca.

Setelah lama termenung berusaha mengingat kejadian semalam, akhirnya Herald berhasil mengingat apa yang terjadi semalam antara dirinya dengan Bianca.

Herald berdecak, ia memaki dirinya sendiri dalam hati. Bagaimana bisa semalam ia melakukan hal seperti itu kepada Bianca, hanya karena mabuk dan juga sakit hati.

Sekarang Herald menjadi merasa bersalah, ia telah membuat Bianca menjadi sasaran rasa sakit di hatinya. Menjadi pelariannya.

Pandangan Herald teralihkan kepada handphone miliknya yang tergeletak di atas meja, setelah mengaktifkan kembali handphone nya yang semalam sengaja ia matikan. Herald mendapati bahwa Feronica terus berusaha menghubunginya semalam.

Ada ratusan panggilan tak terjawab dari Feronica, bukan hanya Feronica saja. Tapi ada panggilan tak terjawab dan juga pesan dari nomer anak-anak Feronica.

Apa Feronica pikir dengan menggunakan anak-anaknya Herald akan luluh? Herald tidak akan termakan dengan hal seperti itu. Tidak akan.

Herald kembali meletakkan handphone nya di atas meja, Herald menoleh memandang Bianca yang tengah tertidur dalam posisi duduk. Pasti semalaman Bianca menahan rasa pegal karena terus duduk dalam posisi yang sama berjam-jam.

Sebisa mungkin Herald berusaha agar tidak membangunkan Bianca, ia merubah posisi Bianca secara perlahan-lahan menjadi berbaring di sofa.

Herald menyingkap anak rambut yang menutupi wajah Bianca, mengusap lembut puncak kepala Bianca dan memberikan kecupan kecil di kening wanita itu sebelum Herald benar-benar pergi dari ruangan itu. Meninggalkan Bianca yang masih terlelap dalam tidurnya.

***

“Bagaimana hubungan mu dengan Evelyn?”

Lucius yang tengah sarapan dengan kedua orang tuanya mendadak ditanyai tentang hubungannya dengan Evelyn oleh Carolina.

“Biasa saja.” jawab Lucius seolah tidak perduli, Lucius hanya berfokus pada makanannya. Sebenarnya agak malas membahas tentang Evelyn di pagi hari begini. Membuat mood nya memburuk.

“Bukannya Mama mau ikut campur dengan hubungan percintaan mu. Tapi kalau kau sudah tidak punya rasa lagi kepada Evelyn lebih baik kau akhiri hubungan mu dengannya. Jangan hanya mengabaikannya terus, karena setiap kau mengabaikannya dia akan meneror Mama. Dia menelepon dan terus datang kemari.” tutur Carolina dengan raut wajah kesal, ia sudah mulai tidak tahan meladeni Evelyn tiap kali Evelyn mengganggunya hanya untuk bertanya tentang Lucius.

“Hmm..” Lucius hanya berdeham sebagai jawaban, ia akan mengakhiri hubungannya dengan Evelyn nanti jika menurutnya Evelyn sudah tidak diperlukan lagi.

Her Secret [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang