(Theme song part ini; I Need You by: Nightcore.)
"Eh KalajengkingMan, gimana? Udah mundur teratur belom?" Ucap salah satu cowok mantan pemuja Ajeng.
Hastu hanya tersenyum kecil lalu melanjutkan langkahnya menuju kelas.
"Gue kira bakal jadi superhero kek sapiderman, kok pancet udik sih." Ucap yang lain.
"Nah, kan gue bilang juga apa! Gak mungkin lah ada pengecualian buat anak IPS!"
"Padahal dia yatim piatu, juga kena bully. Kasihan banget ya?"
"Emang si Akmal tuh sok berkuasa! Adeknya kecakepan pula!"
"Najis!"
"Palingan kalo lo dideketin juga bakal ngintil!"
"Jan sok suci deh lo!"
"Gue kok jadi iba liat Hastu ya?"
"Kali ini si Akmal beneran parah! Sampe-sampe tuh bocah dibawa ke UGD!"
Tak hanya kalimat-kalimat prihatin, tapi juga ejekan yang Hastu dengar selama menyusuri koridor menuju kelasnya. Sesekali ada yang menepuk bahunya memberi semangat. Seolah mereka lebih tahu apa yang akan terjadi setelah ini.
####
Hastu sampai di depan pintu kelasnya. Aneh. Tak biasanya jam segini pintu kelas masih tertutup. Perlahan Hastu meraih gagang pintu lalu menariknya pelan-pelan. Benar saja, ketika Hastu membuka pintu itu, bak berisi air dan tepung menghujaninya bersamaan. Hastu terkejut. Semua anak-anak yang ada dikoridor pun melihatnya. Sebagian prihatin sebagian bertepuk tangan.
Didalam kelas, ada Akmal, Angga, dan Gibran sedang menunggu reaksi Hastu. Hastu melangkah kedalam kelas. Ia tak gentar sedikit pun meski sedikit terintimidasi oleh tatapan Akmal.
"Permisi, itu tempat duduk saya." Ucap Hastu sopan.
Akmal terkejut. Ia tak menduga Hastu bersikap sopan padanya. Tak pernah sekalipun Akmal mendapatkan hal itu setelah ia membully targetnya. Sering yang ia dapatkan adalah umpatan-umpatan tajam yang ditujukan untuk Ajeng dan dirinya.
Akmal berdiri dari bangku Hastu. Ia mendekatkan wajahnya pada Hastu.
"Ada yang harus gue lurusin. Temuin gue diatap sepulang sekolah." Bisik Akmal. Hastu mengerti.
####
"Gue gak paham jalan pikiran adek gue. Gue penasaran, apa yang bikin dia tertarik sama lo." Ucap Akmal membelakangi Hastu. Mereka berdiri diatap sekolah.
Hastu bingung harus menjawab.
"Lo suka sama dia?" Tanya Akmal. Hastu tersenyum.
"Saya menyukainya." Jawab Hastu yang langsung membuat Akmal berbalik.
"Tak ada siswa disekolah ini yang tidak menyukainya. Ajeng cantik juga baik jadi siapa yang tidak menyukainya?" Tambah Hastu. Akmal memgernyitkan dahi.
"Lo mendefinisikan rasa suka lo kek gitu?" Tanya Akmal.
Hastu mengangguk.
"Lo gak punya definisi lain?" Tanya Akmal lagi.
"Karna saya sadar posisi saya dimana. Saya tidak memiliki hal lain untuk mendefinisikannya. Permisi." Ucap Hastu lalu pergi.
"Berarti lo mampu ngehindarin Ajeng?" Tantang Akmal. Hastu tertegun. Ia mengepalkan tangannya lalu melanjutkan kembali langkahnya.
"Lo nyiksa adek lo?" Tanya Nilam setelah kepergian Hastu.
"Gue gak mau gegabah. Apalagi kalo sampai Ajeng terluka." Ucap Akmal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Langit dan Senja [complete]
Teen FictionMy fifth story😍. Sequel Devano. Baca yakk. Mei, 03, 2020 Cover by: me "Langit punya semuanya. Ia tak pernah kehilangan senja, fajar, matahari, bulan dan bintang. Ia setia menunggu senja datang menghiasi hari sorenya hingga malam menggantikan warna...