Hari ini adalah hari bahagia Angga dan Mayang. Namun Ajeng gelisah sendiri. Ia kebingungan menghubungi Nilam yang tak kunjung kembali dari penjara. Hastu menyadari kegelisahan Ajeng.
"Kenapa?" Tanya Hastu. Ajeng menoleh menatap suaminya. Ajeng menggeleng perlahan.
"Kamu mikirin sesuatu?" Tanya Hastu.
"Aku bisa jelasin nanti setelah Nilam datang." Jawab Ajeng. Hastu mengerutkan dahi.
"Soal?" Tanya Hastu.
####
Hari berlalu. Namun Nilam tetap tak kunjung menemui atau menghubungi Ajeng. Ponsel gadis itu mati. Begitu pula Akmal, ia juga tak bisa menghubungi kekasihnya itu.
Sesuai jadwal tiket, hari ini mereka akan pergi ke kampung. Ajeng tak ingin Hastu ikut gelisah. Ia pun melupakan keingintahuannya terhadap Nilam.
Mereka tengah bersiap. Hastu membantu Ajeng mengemas benda-benda keperluan mereka.
"Kalo kamu masih mau nunggu Nilam, gimana kalao kita mampir saja kerumahnya?" Tawar Hastu. Ajeng menggeleng.
"Lupain aja, kita bisa terlambat nanti. Aku udah gak sabar sampai disana." Ucap Ajeng.
Hastu menghampiri istrinya. Ia memeluk Ajeng dari belakang.
"Tapi aku khawatir." Ucap Hastu.
"Hmm?"
"Aku penasaran, khawatir juga. Aku penasaran sama apa yang bakal kamu sampaiin setelah Nilam datang. Khawatir nanti kamu gak tenang kalo belum tahu kabar dari Nilam." Jelas Hastu. Ajeng berbalik. Ia membalas pelukan Hastu.
"Nggak kok, nanti kalo Nilam udah ngehubungin aku, aku bakal jelasin ke kamu apa yang aku pikirin kemarin." Ucap Ajeng menenangkan suaminya.
####
"Yeyyy kita sudah sampai!!" Teriak Hastu. Ajeng tersenyum bahagia. Ia meninggalkan begitu saja koper mereka lalu berlari menghampiri Hastu. Ajeng memeluk suaminya. Hastu balas mendekap tubuh mungil itu.
"Aku bahagia kalo kamu bahagia." Ucap Hastu.
"Boong!" Ucap Ajeng. Hastu mengerutkan dahi. Perlahan ia merenggangkan pelukannya.
"Kok bilang gitu?" Tanya Hastu. Ajeng mengangguk.
"Karna hanya suami aku sumber kebahagiaan aku. Jadi jangan bilang gitu." Ucap Ajeng. Hastu menatap lekat kedua manik mata wanita didepannya itu. Hastu mencium kening Ajeng lalu mencium kedua mata Ajeng.
"Kalo gitu, aku janji gak bakal kasih ijin air mata kamu keluar meski setetes!" Ucap Hastu.
"Hastu?" Tegur seorang wanita yang tangah mengandung. Hastu dan Ajeng menoleh ke sumber suara.
####
"Kalau kalian bilang akan pulang, setidaknya aku bisa masak lebih buat menyambut kedatangan kalian." Ucap Atin. Wanita itu sedang menyiapkan makan siang untuk Ajeng dan Hastu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Langit dan Senja [complete]
Novela JuvenilMy fifth story😍. Sequel Devano. Baca yakk. Mei, 03, 2020 Cover by: me "Langit punya semuanya. Ia tak pernah kehilangan senja, fajar, matahari, bulan dan bintang. Ia setia menunggu senja datang menghiasi hari sorenya hingga malam menggantikan warna...