Jarak

110 15 2
                                    

Berhari-hari Hastu mengumpulkan barang rongsokan dibantu Riska dan Rafa.

"Lo mo bikin apa sama benda-benda ini?" Tanya Riska penasaran.

"Ada lah, tar lo juga tau. Btw, cuman ini doang yang lo punya?"

"Lo gak bersyukur banget udah gue bantuin! Lo tau gak, gue nyari-nyari semua ini tuh sampe ke gudang angker belakang rumah! Bukannya bersyukur juga-"

"Iye-iye, makasih! Lo temen gue yang terbaek!" Puji Hastu.

"Woy, bantuin dong!" Teriak Rafa dengan tangan penuh benda-benda setengah pakai miliknya. Hastu berdiri tapi Riska lebih gesit. Gadis itu bergegas menghampiri Rafa.

"Butuh duit berapa sih lo! Segininya amat nyiksa sodara." Gerutu Rafa. Hastu nyengir kuda.

"Besok kalo udah beres semua, bantuin jual yakk?" Bujuk Hastu.

"Ogah!" Tolak Riska.

"Nyusahin mulu lo." Ucap Rafa.

Hastu lagi-lagi nyengir kuda.

"Kompak bener lu bedua. Jadian napa!" Sungut Hastu membuat Riska tersedak saat minum.

"Pelan-pelan kek. Gak ada yang minta!" Ucap Rafa.

####

Malam ini Hastu berencana main kerumah Ajeng. Sudah beberapa hari Ajeng tak mengunjungi kelasnya. Meski khawatir, Hastu tak bisa meninggalkan pekerjaannya demi beberapa lembar uang.

"Mo kemana?" Tanya Rafa saat melihat Hastu tengah bersiap.

"Main."

"Ajeng?"

Hastu mengangguk kecil.

"Gue sebenernya mo nanyain ini kemaren, sebenernya lo apain tuh bocah sampe-sampe semedi di kelas berhari-hari?" Tanya Rafa. Hastu nengerutkan dahi.

"Maksud lo?"

"Biasanya, tiap bel istirahat bunyi, dia yang paling awal keluar kelas. Dan tujuannya pasti ke kelas lo. Tapi gue perhatiin beberapa hari ini kok diem di bangkunya, gak kemana-mana pula." Cerita Rafa. Hastu bertambah khawatir.

"Sakitkah Ajeng?" Batin Hastu.

"Biar temen-temennya pada ngantin juga, dia tetep gak ikutan." Tambah Rafa. Hastu merenung.

"Gue pinjem uang lo dong." Ucap Hastu.

"Buat?"

"Beli buah, kali aja Ajeng sakit."

"Ceritanya lo mo jenguk? Pake bawa buah gitu?"

Hastu mengangguk.

"Yaudah, ayo gue anterin." Tawar Rafa sembari mengulurkan beberapa lembar uang dari dompetnya.

"Gak usah, gue naik sepeda aja. Thanks." Ucap Hastu sembari menepuk bahu Rafa lalu bergegas mengambil sepedanya.

####

"Mangga berapa bang?"

"Sekilo 50rebu."

"Kalo apel berapa bang?"

"Sama."

"Kalo salak berapa bang?"

"Sekilo 40rebu."

"Anggur berapa bang?"

"Sekilo 70rebu."

"Emmm kalo-"

"Lo jadi beli apa mo nanya-nanya doang? Gue sibuk!" Bentak penjual buah. Hastu nyengir kuda.

"Kalo apel, sekilo dapet berapa biji bang?"

Langit dan Senja [complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang