Beauty And the Beast

123 13 1
                                    

Tokk tokk tookkk

Pintu itu terbuka. Menampakan seorang cowok dengan perawakan tinggi dan rahang yang mengeras. Jam menunjukan pukul 20:45. Lima belas menit lagi pukul sembilan malam dan hari hujan sangat deras. Dua sejoli ini takut untuk pulang. Terutama Ajeng. Gadis itu takut nenghadapi kemarahan abangnya. Harusnya ia pulang saat Hastu mengajaknya pulang. Tapi Ajeng bersikeras ingin menunggu hujan reda. Ia yang benci langit hujan, kini menikmatinya hanya karna bersama dengan Hastu. Ia tak memikirkan akhir dari malam ini.

Hastu dan Ajeng menunduk takut di depan pintu. Sementara Akmal melipat kedua tangannya di dada. Menghela nafas berat.

"Emm-"

"Masuk." Potong Akmal sebelum mendengar penjelasan Hastu. Hastu dan Ajeng saling bertatapan hingga Ajeng memilih masuk ke kamarnya. Hastu berbalik akan pulang.

"Lo mo kemana?" Tanya Akmal. Baik Hastu maupun Ajeng menoleh.

"Lo buruan mandi. Ganti baju. Makan!" Perintah Akmal tegas. Ajeng pun menurut. Sementara Hastu?

"Lo ikut gue!" Ucap Akmal pada Hastu. Entahlah, kali ini Hastu tak memiliki kepercayaan diri. Ia dalam posisi bersalah. Sangat salah.

####

"Ganti." Ucap Akmal sembari memberi handuk dan baju ganti miliknya kepada Hastu. Hastu benar-benar kikuk berada di kamar Akmal dan sekarang ia harus memakai baju milik Akmal.

"Kamar mandi disudut. Gue tunggu di ruang makan!" Pesan Akmal. Hastu mengangguk kikuk.

Sepuluh menit berlalu. Hastu selesai mandi dan ganti baju. Ia pun mengeringkan rambutnya dengan menggosokan handuk pada rambutnya. Terdapat beberapa foto terpajang di meja dan dinding di kamar itu. Foto Ajeng dan Akmal. Hastu sempat iri melihat betapa dekatnya kakak adik itu.

 Hastu sempat iri melihat betapa dekatnya kakak adik itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Langit dan Senja [complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang