Butiran air menetes dari rambut basah Hastu. Ia baru saja keluar dari kolam renang. Minggu pagi yang cerah, ia ingin melupakan kejadian kemarin. Ia bahkan tak ingin mengungkitnya saat Rafa mengajaknya membahas.
Rafa datang dengan handuk dan cemilan ditangannya menghampiri Hastu. Beberapa menit yang lalu, Ajeng memposting sebuah kenangannya bersama Nathan dan Akmal. Rafa ingin sekali menunjukanya pada Hastu. Rafa mengerti, meski terlihat cuek beberapa hari yang lalu, Hastu tetaplah Hastu! Ia masih menunggu pesan inbox-nya dibuka. Berkali-kali ia mengecek, tapi meski Ajeng online pun, pesan itu tak dibuka.
"Lo udah sarapan?" Teriak Rafa.
"Belom." Jawab Hastu singkat.
"Gue ambilin deh,"
"Gak usah, tar gue ambil sendiri."
Lagi-lagi Hastu melamun jika Rafa berhenti mengajaknya bicara.
"Tugas lo udah kelar?" Tanya Rafa.
"Udah."
"Jalan yok."
"Boleh."
"Oke, mandi sono. Gue juga mo siap-siap." Ucap Rafa. Hastu mengangguk sekali. Meski mengiyakan, namun posisi tubuhnya tetap tak sedikitpun beranjak dari kursinya. Hastu menghela nafas.
####
"Jalan kemana kita?" Tanya Hastu begitu masuk ke dalam mobil.
"Rumah temen."
"Kalo lo ngajakin gue ketemu Ajeng, gue gak ikut."
"Knapa? Bukannya lo kangen-"
"Kalo perasaan kita sama, yang gue rasain saat ini, harusnya dia juga rasain yang sama. Gue mo seneng-seneng aja hari ini. Ajakin aja si Riska. Kalo perlu, suruh dia bawa temen ceweknya juga." Pesan Hastu. Rafa terdiam sejenak.
"Oke. Gue kabarin Riska dulu." Jawab Rafa.
Sepanjang perjalanan menuju rumah Riska, Hastu hanya terdiam. Tatapannya menerawang jauh didepan. Hingga siluet seorang gadis diseberang jalan membuyarkan lamunannya. Rafa juga melihat Ajeng bersama Akmal, Angga, Gibran juga Nathan. Mayang dan Nilam juga berada diantara mereka. Meski tak berdua saja dengan Nathan, namun tetap saja, Ajeng lupa akan Hastu. Tawa canda diantara mereka yang nampaknya akan pergi liburan, membuat Hastu iri.
"Kita balik aja, gimana?" Ucap Hastu.
"Gimana Riska sama temennya? Gue gak enak sama Riska, terlebih gue udah minta tolong dia ngajakin temennya."
"Yaudah." Jawab Hastu singkat.
"Tujuannya kmana? Taman hiburan atau pantai?" Tanya Rafa.
"Sesuka lo aja."
"Oke." Ucap Rafa. Mobil pun melaju menyalip mobil Ajeng dan Gibran. Tanpa Hastu sadari, Ajeng melihatnya. Gadis itu nampak kecewa karna Hastu hanya melewatinya.
####
Sampai dirumah Riska.
"Udah yuk brangkat, udah siang nih. Keburu panas." Rengek Riska yang bergelayut manja dilengan Rafa. Rafa tak enak pada Hastu, ia pun melepas genggaman tangan Riska. Sementara Hastu dan teman Riska hanya melengos tak ingin menganggu kemesraan mereka.
"Tetiba berasa jadi nyamuk." Celetuk gadis didepan Hastu. Cowok itu menyungingkan senyuman. Hastu menegakan posisi duduknya. Ia mengulurkan tangan dan disambut tangan gadis itu.
"Hastu." Ucapnya memperkenalkan diri.
"Mahira. Panggil aja Ira." Ucap gadis itu.
"Oke, udah kenalan. Jadi ayok brangkat!" Desak Riska. Mahira melirik sebal pada sahabatnya itu. Dari sosoknya yang galak bisa berubah sok manis dan manja didepan sang pacar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Langit dan Senja [complete]
Teen FictionMy fifth story😍. Sequel Devano. Baca yakk. Mei, 03, 2020 Cover by: me "Langit punya semuanya. Ia tak pernah kehilangan senja, fajar, matahari, bulan dan bintang. Ia setia menunggu senja datang menghiasi hari sorenya hingga malam menggantikan warna...