Ajeng sudah berdiri didepan pintu apartemen Hastu sejak dua jam yang lalu. Ia gugup bertemu dengan Hastu pasca kejadian semalam. Ajeng mondar-mandir didepan pintu bak ayam mencari tempat bertelur. Dan Hastu memperhatikan tingkahnya itu dari layar monitor di balik pintu. Ia tersenyum geli.
"Serah lo dah, mo disitu sampe kapan." Putus Hastu lalu berbalik pergi ke kamar mandi.
"Masuk gak ya?"
"Kalo gak masuk, gak gajian dong."
"Terus... nasib mama gimana?"
"Mana kena potong gaji lagi."
"Duhhh"
Gadis itu berjongkok dan berdiri tak jelas.
"Gak. Gue kerja gini demi mama! Cari kerjaan itu susah, Ajeng! Ayo semangat! Buktiin ke mereka kalo-"
"Ya Allah, ini knapa denyut terus sih! Knapa gak berenti!" Keluh Ajeng sembari memegangi dadanya.
Ckllekkk
"Kalo gak denyut, berarti lo mati!" Ucap Hastu. Spontan Ajeng berjingkat kaget hingga terjatuh. Namun Hastu cuek saja saat melihat gadis itu terjengkang.
"Dua jam kek ayam mo ngendog, gak capek?" Tanya Hastu.
"Hm?"
"Kerjaan lo banyak, gue gak suruh lo buat ngukurin berapa lebar koridor ini!" Ucap Hastu. Ajeng menunduk.
"Buruan masuk!" Ucap Hastu. Ajeng mengangguk.
####
Ajeng mulai berberes. Sementara Hastu sibuk diruang kerjanya.
"Knapa gini?"
"Kok gak ada perubahan?"
"Apa guenya aja yang kepedean?"
"Tapi telinga gue gak budeg kok!"
"Dia jelas-jelas ngomong kalo cinta sama gue!"
"Tapi-"
"Lo mo ngepel disitu sampe berlobang lantainya?" Ucap Hastu membuyarkan lamunan Ajeng. Lagi-lagi gadis itu berjingkat kaget dan hampur terpeleset lantai basah yang sedang ia pel.
"Apa sih, ngangetin orang aja!" Protes Ajeng dengan tangan menopang meja agar tubuhnya tak oleng.
"Nah kan, lo sendiri hampir kepleset! Bentar lagi berlobang dah tuh lantai!"
"Iya-iya." Jawab Ajeng dengan malas. Jelas ia sedang kecewa akan sikap Hastu.
"Kerja yang bener kek!" Gerutu Hastu.
####
Hastu tengah bersiap. Ia ada janji hari ini. Bukan untuk bertemu koleganya apalagi meeting. Hastu absen dari kantor hari ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Langit dan Senja [complete]
Ficção AdolescenteMy fifth story😍. Sequel Devano. Baca yakk. Mei, 03, 2020 Cover by: me "Langit punya semuanya. Ia tak pernah kehilangan senja, fajar, matahari, bulan dan bintang. Ia setia menunggu senja datang menghiasi hari sorenya hingga malam menggantikan warna...