56. Dalam 5 Menit

51.8K 8.1K 1.1K
                                    

Berada dalam ruangan yang sama dengan terduga psikopat yang membunuh banyak orang adalah hal paling ekstrim untuk hidup Nattan. Di satu sisi, dia sangat ingin marah, mencari psikopat gila yang telah membunuh dan melukai orang-orang yang dia cintai, dan menghajar orang itu sampai babak belur jika perlu. Tapi, sisi warasnya melarang dia melakukan hal gila yang serupa usaha bunuh diri itu. Nattan tidak pernah benar-benar belajar bela diri, di ruangan ini pun hanya dia yang mungkin bisa menahan pria itu sementara 3 orang lain hanya seorang wanita dan dua orang sakit.

Nattan kembali menutup tirai seolah Kalandra dan Navya masih tidur lelap dan kembali ke sisi Chandra yang masih mengoceh tentang mie gorengnya itu. Nattan berusaha bersikap santai dan melanjutkan acara makan malamnya. Nattan mengirim pesan pada Dharma tentang kondisinya dan meminta pria itu untuk datang dalam 5 menit.

"Ah ... kenyang ...." seru Chandra membuat Nattan yang sedang berusaha untuk bersikap santai dengan makan malamnya kaget sendiri.

"Kenapa?" tanya Chandra heran. Chandra ini tipe perempuan Jawa tulen dan tentu saja suaranya tidaklah sekeras itu hingga membuat seseorang kaget.

Nattan menggeleng menjawab pertanyaan Chandra, pria itu melihat jam yang melingkar di tangannya dan merasa 5 menit itu terasa sangat lama. Nattan menarik tangan Chandra untuk kembali duduk ketika wanita itu bangkit.

"Kenapa lagi?" tanya Chandra heran, padahal dia bangun hanya untuk membuang sampah bekas bungkus makanannya.

"Duduklah dulu, Abang belum selesai makanannya, gak sopan tahu," ucap Nattan berusaha keras agar terlihat sesantai mungkin dan tidak membuat siapa pun yang bersembunyi di ruangan yang sama dengannya tahu jika kehadiran orang itu sudah diketahui.

"Ck ... kenapa juga Abang makannya lama amat, katanya tadi laper tapi makanannya dimainin gitu kayak cewek yang lagi diet," omel Chandra.

"Yang sering diet mah pengalaman."

"Siapa bilang Chandra suka diet, orang badanku kurus begini apa yang harus dihilangkan," ucap Chandra.

"Ah iya, Abang lupa Navya pernah cerita kalau teman-temannya menderita cacingan, makan sebanyak apa pun tidak akan gemuk." ledek Nattan yang langsung dihadiahi delikan tidak suka Chandra.

Chandra memakan umpan dari Nattan, hingga mereka berakhir dengan perdebatan tidak penting. Perdebatan yang cukup mengalihkan pikiran Nattan untuk sekejap sembari menunggu kedatangan Dharma dan timnya.

Sepintar-pintarnya Nattan membuat strategi, tapi sepertinya psikopat itu jauh lebih pintar. Tepat di menit terakhir sebelum Dharma datang, tiba-tiba alarm kebakaran berbunyi dan membuat keributan cukup besar meskipun di malam hari. Langkah orang yang bergrombol terdengar di koridor. Ruang tempat perawatan Kalandra dan Navya berada di bangsal kelas satu yang terhubung dengan bangsal kelas dua dan tentu saja jadi terdengar begitu riuh.

"Alarm kebakaran ... ayo kita keluar ...," ucap Chandra panik. Wanita itu membuka tirai ranjang perawatan untuk membawa kursi roda Kalandra, tapi wanita itu tidak beruntung. Karena ketika dia baru saja meraih kursi roda, sebuah tangan menjulur dari arah lemari pakaian dan menggenggamnya erat. Chandra menjerit berusaha melepaskan cekalan itu. Kalandra dan Navya semakin mengeratkan pelukan mereka satu sama lain mendengar jeritan Chandra. Nattan berjalan mendekati Chandra dan berusaha melepaskan cekalan orang itu.

Seorang berpakaian serba hitam keluar dari lemari tempat pakaian yang berada di sisi ranjang. Seperti bayangan yang mereka lihat di potret CCTV, pria itu mengenakan pakaian serba hitam, dengan topi, sarung tangan, juga masker berwarna sama. Chandra menjerit dan mundur bersembunyi di belakang Nattan. Sedangkan Nattan berusaha untuk berani meskipun dia luar biasa ketakutan saat ini. Nattan berdoa dalam hati semoga Dharma segera datang, atau siapa pun datang menolong mereka.

Paradise GardenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang