6. Hadiah Pernikahan

88.9K 10.5K 284
                                    

Hari pertama sebagai pasangan suami istri, pasangan baru kita harus menyiapkan telinga mereka untuk mendengar wejangan dari empat orang tetua. Keduanya duduk manis berdampingan bak dua anak baik yang mendengarkan nasihat orang tuanya. Padahal semua wejangan tentang pernikahan itu, masuk telinga kiri keluar telinga kanan. Keduanya sebenarnya belum 100% sadar dari kantuk mereka. Bagaimana tidak, semalam mereka harus bergulat terlebih dahulu sebelum bisa tidur.

Layaknya pasangan yang menikah karena terpaksa dalam cerita. Navya dan Kalandra juga tidak mau tidur berbagi ranjang bersama. Sayangnya, kamar Navya bukanlah kamar yang dilengkapi sofa panjang seperti dalam cerita, sehingga salah satu dari mereka bisa tidur di sofa. Kalandra juga bukan tipe pria mengalah yang rela disuruh tidur di lantai. Jadilah Navya dan Kalandra berebut tidur di kasur queen size itu. Mereka saling sikut untuk menjatuhkan lawan bahkan sampai saling tendang. Kalandra melupakan filosofi jika laki-laki harus mengalah pada wanita. Pria itu dengan tidak tahu dirinya melawan Navya habis-habisan agar dia bisa tidur di kasur. Navya juga bukan sosok wanita lemah, pengalaman berlatih bela diri membuatnya tidak mau kalah.

Lelah berebut akhirnya masalah pembagian kasur diselesaikan dengan pemasangan guling di tengah-tengah kasur, sebagai batas teritorial masing-masing. Selesai perkara pembagian ranjang, pertikaian berlanjut dengan perebutan bed cover, karena hanya ada satu bed cover di kamar itu. Dua orang yang sudah kenal sejak kecil, berlanjut pura-pura tidak kenal karena insiden memalukan di antara mereka. Berusaha menghindar satu sama lain jika bertemu, bahkan tidak saling bicara jika tidak terpaksa. Malam itu, mereka melupakan hubungan canggung di antara mereka dan berdebat perkara tidak penting. Hingga tak sadar waktu malam terus berputar membuat mereka tidur sangat larut.

Paginya, pengantin baru itu dibangunkan dengan kejam oleh para tetua. Belum reda rasa pusing karena kurang tidur plus dibangunkan dengan cara mengagetkan. Keduanya di geret untuk mendengarkan wejangan bahkan belum diberi sarapan dan tidak memiliki kesempatan untuk mandi. Jadilah seperti sekarang ini. Kedua orang tua pasangan itu, khususnya kedua ibu negara terus bicara sedangkan yang diajak bicara berusaha menahan mata mereka agar tidak menutup.

"Mama tahu kalian masih sangat muda, tapi Mama harap kalian bisa menjalani kehidupan rumah tangga kalian dengan baik. Rumah tangga tidaklah berat jika kalian bisa saling mengerti."

"Bunda kira kalian tidak akan sulit beradaptasi satu sama lain, mengingat kalian sudah kenal sejak kecil. Bangunlah perasaan saling mengasihi di antara kalian, sehingga cinta akan datang begitu saja. Bunda berharap kalian jangan menunda untuk punya momongan, yah. Bunda sudah ingin memiliki cucu, biarlah bukan dari anak pertama bunda, yang penting dari anak bunda dan dari ikatan halal."

"Interupsi, bolehkah kita makan dulu? Andra sudah lapar, Bun," ucap Kalandra akhirnya menyuarakan pendapatnya. Membicarakan cucu akan menjadi hal yang panjang. Dan Kalandra harus segera menyelesaikan pembicaraan itu sebelum semakin panjang lebar.

"Hahaha, Bunda lupa sayang, kalian pasti kehabisan tenaga, kan, semalam?" tanya bunda dengan nada terdengar centil yang diikuti tawa tetua lainnya.

Baik Navya maupun Kalandra tidak ambil pusing perkataan bunda, karena urusan perut lebih mendesak. Navya memang benar dia kehabisan tenaga semalam karena harus bergulat dengan Kalandra. Bahkan beberapa bagian tubuhnya lebam karena sikutan tidak berperasaan pria yang tidak punya prinsip mengalah pada perempuan itu. Ingatkan Navya untuk memfoto lebam di tubuhnya sebagai bukti penganiayaan Kalandra.

Selesai sarapan yang berlangsung dengan khidmat. Navya lebih dulu bangun dari meja makan, dia melihat situasi sekelilingnya. Aman, pikirnya karena baik orang tuanya maupun orang tua Kalandra tidak ada di sekitar meja makan sampai jalan menuju lantai dua. Navya berjalan pelan keluar dari ruang makan sebelum mendapat nasihat pernikahan jilid dua.

Paradise GardenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang