30. Pak RT yang Mencurigakan

62.6K 8.8K 427
                                    

Navya sadar sejak pertama kali menginjakan kaki di perumahan ini, ada yang salah dengan perumahan yang katanya merupakan kawasan elit itu. Paradise Garden, mendengar namanya saja, Navya malah berpikiran tempat itu adalah tempat peristirahatan terakhir alias kuburan daripada sebuah perumahan kelas menengah-ke atas. Mengetahui jika pejabat setempatnya saja orang yang mencurigakan seperti Imran membuat pikiran buruk Navya berputar ke mana-mana.

"Kalau Bu Navya tidak tahu rumah Pak Imran, biar saya yang antar ke rumah beliau."

Ucapan bernada ramah tamah satpam tadi bagaikan ajakan psikopat untuk menjerat mangsanya, bagi Navya. Sementara teman-temannya mengangkut barang dan menatanya di gudang, Navya yang memang hanya bertugas sebagai mandor itu, tidak benar-benar mengawasi pekerjaan teman-temannya. Pikiran Navya jauh melanglang buana memikirkan kemungkinan kengerian yang akan dia alami jika benar, mereka saat ini sedang berada di lingkungan psikopat berkedok tetangga kelas menengah ke atas. Navya ingat, dalam drama juga film thriller yang di tontonnya, banyak yang menceritakan jika si psikopat adalah orang kaya yang berkuasa. Psikopat itu membunuh secara random untuk bersenang-senang. Karena kekayaan dan pengaruh, jejak pembunuhan itu hilang begitu saja. Sama seperti apa yang terjadi pada Ganes, tidak ada yang menunjukan indikasi Ganes dibunuh dengan sengaja karena kecelakaanlah yang menewaskan Ganes. Bukti autopsi pun tidak mengarah pada pelaku siapa pun selain membuktikan jika Ganes mengalami penganiayaan serius sebelum kecelakaan yang merenggut nyawanya.

"Aaaaaa!" Navya menjerit kaget karena tiba-tiba dia merasa ada seseorang yang mencekal lengannya.

"Hei ... ngapain pake jerit-jeritan segala, sih?" tanya Bagas heran.

"Bengong mulu, awas minggir dikit, mau lewat, nih!" perintah pria itu sembari bergotong royong mengangkat laci plastik bersama Leo. Pria itu sama sekali tidak terlihat berniat memberikan perhatian lebih pada temannya yang melotot kaget karena tadi dialah yang mencekal lengannya. Seharusnya Navya tidak bereaksi sekaget itu, karena sebelum pria itu mencekal lengan Navya dengan gemas, Bagas sudah berulang kali memanggil nama Navya dan meminta wanita itu untuk minggir.

"Kenapa? Kenapa?" tanya Kalandra tergopoh-gopoh, berlari dari dalam rumah karena mendengar teriakan Navya.

"Tahu tuh, si Vya. Kurang Aqua kayaknya," cibir Bagas. Terlalu lama bergaul dengan perempuan membuat pria itu sama nyinyirnya dengan mulut perempuan.

Kalandra mengalihkan perhatiannya pada Navya yang sedang memijat keningnya sendiri. Kalandra mendekati Navya dan meremas halus bahu wanita yang berstatus istrinya itu. Setelah tahu Navya terkadang melihat apa yang tidak bisa dilihat, Kalandra kadang waswas sendiri jika istrinya bertingkah. Hubungan mereka berjalan membaik dengan sendirinya, bahkan sudah cukup lama sejak terakhir kali mereka berdebat dan saling hina sampai adu fisik. Terlalu banyak hal yang menguasai pikiran mereka akhir-akhir ini, belum lagi rasa takut yang menguasai hati mereka, membuat mereka tidak memiliki banyak pilihan selain bergantung satu sama lain.

Kalandra mendekati Navya, menuntun tangan wanita itu untuk memasuki kamar mereka. Pasti ada sesuatu yang mengganggu pikiran istrinya itu, karena tidak mungkin tiba-tiba Navya mendadak kalem apalagi menghadapi banyak hal yang harus dikerjakan. Kalandra tahu betul jika tangan Navya bekerja, mulut wanita itu juga ikut bekerja membicarakan ini itu.

"Woy ... kamarnya sudah dipasang CCTV, jangan lakukan adegan mesum kalau gak mau tiba-tiba jadi bintang film panas," seruan Naka pada sepasang suami istri itu membuat dua pria lain yang sedang sibuk dengan urusan masing-masing terkekeh. Kalandra lupa jika bukan hanya mereka berdua yang tinggal di rumah sekarang. Ada para pria yang menjadikan apa pun sebagai guyonan apalagi tipe pria seperti Naka.

"Kenapa?" tanya Kalandra setelah menuntun Navya duduk di atas tempat tidur. Lama Kalandra hanya bisa memandang istrinya itu yang menunduk dan mengacak-acak rambutnya sendiri.

Paradise GardenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang