Gea dengan bangganya turun dari jet pribadi milik keluarganya sambil meneteng sebuah koper besar. Sebenarnya, ia bisa memakai jet pribadinya sendiri, namun ia masih menyembunyikan identitasnya.
Dia berjalan dengan anggun membelah kerumunan bandara Soekarno-Hatta. Diikuti beberapa bodyguard yang senantiasa mengekorinya. Tak lupa, sebuah koper merah menyala berisi penuh senjata yang diseretnya sendiri.
Paras yang rupawan bak bidadari serta rambut tergerai yang tertiup angin membuatnya menjadi buah bibir orang sekitar. Ditambah lagi, mata birunya yang terkesan lembut mampu menjebak banyak orang dengan pesonannya.
"Wow... Bidadari lewat..... "
"Cantik bener...... "
"Siapa sih itu, kok ada bodyguardnya......"
"Pasti orang yang berpengaruh di dunia...."
"Nikmat Tuhan manakah yang engkau dustakan....."
Gea tetap berjalan lurus menghiraukan berbagai komentar netijen +62 di sekelilingnya. Ia segera memasuki mobil dan melesat meninggalkan wilayah bandara, dengan matanya yang kini beralih pada jalanan Jakarta yang dirindukannya.
•••
"ASSALAMUALAIKUM GEA YANG CANTIK JELITA SEPERTI BIDADARI TELAH SAMPAI DI MANSION DENGAN SELAMAT TANPA GANGGUAN DARI CHILI-CHILI DI LUAR" pekik Gea datar begitu masuk ke dalam mansion. 'Gua lebay gak?'
"Wa'alaikum salam, Princess. Mommy kangen banget sama kamu." mommy a.k.a Fara langsung memeluk putri kesayangannya dengan erat. 'Kangen.'
"Hm." Gea melepaskan kopernya dan membalas pelukan Fara tak kalah erat.
"EKHEMM...." dehem seseorang di belakang Fara, membuat mereka mengalihkan pandangan ke sana.
"Mom, tadi itu suara setan ya?" tanya Gea sok polos tapi dengan ekspresi datarnya. 'Ngatain abang dosa gak?'
"Hust.... Jangan ngomong gitu, itu juga masih abang kamu." balas Fara melepaskan pelukannya.
Gea mengangguk patuh lalu berlari memeluk abang pertamanya, Reyhan. Dia yang tak siap pun sedikit terhuyung ke belakang dan segera membalas pelukannya.
"Abang kangen banget sama kamu." lirihnya di sela-sela pelukannya.
"Gea juga, bang." Gea menenggelamkan kepalanya ke dalam dada bidang Reyhan.
"Udah-udah, nanti aja dilanjut kangen-kangenannya, bang. Gea pasti udah capek. Biarin istirahat dulu gih!" Fara mengurai pelukan hangat mereka.
Reyhan mengangguk dan melepaskan pelukannya mereka lalu mengacak rambut adiknya gemas. Sedetik kemudian, lelaki itu dengan sengaja mencubit pipi putih adik perempuannya itu dengan gemas, sangat gemas. Terakhir kali, Reyhan hanya pernah melakukannya lima tahun yang lalu saat berkunjung.
"Gea ke kamar dulu, ya? Mom, bang." pamit Gea pada mereka seraya melangkahkan kakinya menuju lift di dekat sana.
Lift terbuka, Gea berjalan sembari menikmati interior rumah yang agak sedikit berubah. Sampailah ia di depan pintu kamarnya, dengan perlahan ia memutar knop pintu dan terbuka. Kamar bernuansa hitam-putih yang telah ditinggalkannya selama ini, dan sekarang ia telah kembali dengan sebuah cincin penting yang dijadikan bandul kalung olehnya.
"Masih sama." gumamnya ketika memasuki kamarnya.
Gadis itu meletakkan kopernya di sebuah ruang rahasia dibalik rak buku di sana, ruangan yang hanya ia dan sang daddy yang tahu. Lalu dengan cepat mengganti bajunya dengan kaos selutut kuning dengan hot pan's biru gelap, kemudian membanting tubuhnya ke kasur dan segera berlayar ke mimpi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Devil in Your (ANGGARANTA)
Teen Fiction[PROSES REVISI] Series pertama Anggaranta Bagaimana rasanya, difitnah oleh keluarganya sendiri, sakit!! ia hanya bisa menangis bodoh dan tersenyum miris akan semua. Diusir karena ego lebih kuat. Dibuang layaknya sampah. Hanya karena, seorang yang...