"Gar, aku boleh reques gak?" tanya Gea dengan mata berbinar.
"Reques gimana?" tanya Ryan bingung. 'Maksudnya, reques tentang apa?'
"Aku mau kamu yang buat bebek pekingnya sama bang Geo yang buat sari semangkanya. Boleh ya?" pinta Gea dengan mata berbinar.
"Iya dong adeknya abang!" Geo mengacak gemas rambut panjang Gea.
"Talya sayang, kamu lupa ya kalau aku ga pinter masak?" tanya Ryan mencoba memberi pengertian. 'Masak nasi goreng aja rasanya masih pas-pasan, gimana ceritanya mau masak yang ini?'
Yap! Inilah salah satu kekurangan yang dimiliki Ryan. Ia sama sekali tak tertarik dan tak mau belajar sesuatu yang berkaitan dengan memasak. Ayolah, memasak itu gak simple.
"Tapi, aku maunya kamu yang masak." Gea menatap Ryan dengan mata yang mulai berkaca-kaca.
"Yaudah, tapi kalo gak enak jangan heran."
•••
Gea, Aura, Lexa, Ryan, Geo, Reyhan dan Reynald sedang duduk di bangku tepi lapangan. Mereka sesekali bercanda gurau menikmati semilir angin dan kebisingan khas RIHS.
"Dengar-dengar kepala sekolah kita baru ya?" tanya Geo memulai percakapan.
Lexa mengangguk semangat. "Jangan lupa, dia juga masih muda coy!" tambah Lexa semangat.
"Euy! Gercep amat lo kalau sama yang ginian!" Reynald menonyor kepala Lexa yang membuat sang empunya meringis.
"Sakit goblok!" sentak Lexa tak terima.
Flashback On
Kemarin.....
Findi sedang dalam perjalanan menuju RIHS untuk mengurus suatu masalah yang diberitahukan Gea kepadanya.
Korupsi, sebesar 15 milyar dari sang kepsek di sana. Tak hanya itu, ada pula beberapa kasus pembullyan yang semakin marak.
Setelah beberapa menit menempuh perjalanan, ia sampai di RIHS dan segera menuju ruang kepsek seraya menunggu kedatangan Gea beserta bukti.
Lalu, bel istirahat RIHS pun berbunyi bersamaan dengan datangnya beberapa polisi ke ruang kepsek. Siswa/i yang melihatnya itu merasa heran. 'Ada apa dengan RIHS?'
"Ada apa ini??" tanya sang kepsek sok polos.
"Anda diduga melakukan penggelapan dana sekolah sebanyak 15 milyar dalam tujuh bulan ini." ujar sang inspektur polisi itu yang seketika membuat heboh RIHS.
"Wah... Teryata korupsi tu kepsek!"
"Kelakuannya udah gak manusiawi korupsi lagi....."
"Pantesan kemarin lampu rusak belum dibenerin....."
"Cuih! Dasar kepsek sampah....."
"Udah gendut! Korupsi lagi....."
"Apa-apaan ini!" sentak sang kepsek tak terima.
"Real." balas Findi enteng.
"Memang apa buktinya!" gertak sang kepsek mencari pembelaan.
"CCTV, rekaman audio, sama beberapa berkas pengeluaran." balas Findi yang seketika membuat kepsek itu membeku di tempat.
"Bawa dia." titah Findi dilaksanakan para polisi itu.
Mereka dengan sigap memborgol tangan dan menarik paksa sang kepsek itu dari sana, diiringi dengan bantahan-bantahan si kepsek dan umpatan-umpatan masyarakat RIHS.
KAMU SEDANG MEMBACA
Devil in Your (ANGGARANTA)
Teen Fiction[PROSES REVISI] Series pertama Anggaranta Bagaimana rasanya, difitnah oleh keluarganya sendiri, sakit!! ia hanya bisa menangis bodoh dan tersenyum miris akan semua. Diusir karena ego lebih kuat. Dibuang layaknya sampah. Hanya karena, seorang yang...