"MAKSUD PRINCESS APA!?!" seru Reynald yang tiba-tiba nyambung.
Sementara itu, Reyhan masih terpaku di tempat. Otaknya mati-matian mencerna apa yang baru saja didengar oleh kedua telinganya.
Mulut Geo berdecak sebal, "Gea adalah adik kandung gue. Emangnya kenapa?" tanyanya menantang.
"Jadi, lo itu kakak kandungnya princess??" tanya Reyhan dengan nada tak percaya.
Kepala Gea mengangguk mengiyakan, "Emangnya kalian sama sekali gak sadar?" tuduhnya tepat sasaran.
Mulut Reynald berdecak pelan, dalam hati dia berkata, 'Gimana gue bisa nyadar sedangkan gue sendiri terus-menerus berusaha menangin hatinya dedek Lexa?! Ya jelas gak bakal nyadarlah gue kalau kagak kalian kasih tahu kayak gini?!'
Reyhan menggelengkan kepalanya tak tahu, "Gue benar-benar gak nyangka..." lirihnya bersalah.
"Rageo Antariksa dan Ragea Antalya. Bukankah itu hampir mirip? Ya, kan. Geo itu kakak kandung gue, lebih tepatnya kakak kembar yang pernah hilang ingatan." jelasnya cengengesan di akhir kalimat.
Seketika dahi Reyhan berkerut heran, 'Geo pernah hilang ingatan? Kapan itu? Kok gue sama sekali gak tahu?!' "Hilang ingatan? Maksudnya lo pernah amnesia?" tuduhnya pada Geo yang kini berdiri tak jauh darinya.
Geo menggaruk tengkuknya cengengesan, "Iya, selama, gak tau sih? Sekitar delapan tahun kalau gak salah? Emangnya kenapa?" tanyanya pada Reyhan.
Reyhan memutar kedua bola matanya malas, "Terus, gimana bisa lo sampai ingat kayak sekarang?" tanyanya penasaran.
Geo berdehem sebelum pelan sebelum menjawab, "Inget waktu kelas tiga SMP gue masuk rumah sakit karena ikut tawuran?" tanyanya memastikan.
Double Rey mengangguk, mereka ingat soal itu. Tawuran pertama setelah dua bulan Ryan pergi tanpa kabar dan kembali muncul saat menjenguk Geo di rumah sakit.
Mulutmu berdesah panjang, "Waktu itu, ada yang pukul kepala belakang gue pakai balok kaya dan kayaknya itu lumayan keras sih. Terus, waktu gue sadar, gue udah ada di rumah sakit dan udah ingat semua peristiwa yang terjadi dan gue juga masih punya kembaran yang entah di mana waktu itu." jelas Geo panjang lebar.
"Terus, kenapa lo bisa tahu kalau princess itu adalah adek kembar lo?!" tanya Reynald bingung.
"Oh itu karena—"
"Ada seorang lelaki baik yang gue suruh ngawasin Geo dari sana. Dia, yang udah kasih tau sama Geo tentang keberadaan gue." potong Gea segera.
"Siapa orangnya?"
Mata Gea mendelik tajam, menunjukkan ia tak suka dengan pertanyaan itu. "Emang penting ya?" sinisnya kemudian berjalan ke arah kamar mandi untuk menuntaskan morning sick-nya di pagi ini.
•••
Hari ke tujuh Ryan di berada di AS, kini ia telah berada di Los Angeles setelah selesai menembakkan bola meriam berkarat yang berisi kepala dari sang leader Joker's Angel's. Puas? Tentu, tapi ia tak bisa terus-menerus barada dalam zona itu karena masih ada beberapa urusan lagi yang harus segera diselesaikan.
Menurut daftar kegiatan yang telah disiapkannya beberapa hari yang lalu. Hari ini, ia akan menghadiri sebuah rapat pimpinan dan para pemegang saham dikarenakan sebuah berita yang kini menjadi hot's new's di sini. Seorang laki-laki yang berada di bandara internasional Los Angeles yang beberapa minggu yang lalu mengaku sebagai pemilik Putra's Crop's dan membuat gempar media dua benua, Amerika dan Asia.
Di adalah Putra Mario Alnazir. Menurut pendapat Ryan, orang ini adalah salah satu orang yang terlalu bosan hidup sampai-sampai ngelakuin hal itu. Namun, setelah diselidiki olehnya sendiri saat kemarin ia telah melaksanakan pembuangan ke Samudera Atlantik, ia menapati bahwa, ini adalah salah satu orang suruhan musuhnya menjelang waktu yang tepat untuk memenangkan peringkat tertinggi bagi perusahaannya dengan menjelekkan perusahaan yang lain.
Dengan pakaianmu serba hitam serta atribut penyamaran lainnya, ia memasuki salah satu hotel yang terdekat dengan kantornya dengan penampilan seperti itu agar tidak ada yang tahu bahwa mantan anak dari marga Wijaya yang perusahaannya baru saja turun drastis selama minggu ini ada di sana.
Pada minggu ini, perusahaan Wijaya Crop's telah mengalami banyak kegagalan dalam proyeknya. Perusahaan yang tadinya termasuk dalam sepuluh besar perusahaan paling terkemuka di dunia itu nyaris bangkrut apabila tidak menggunakan uang yang berada dalam cek yang sempat diberikan oleh mantan anaknya itu agar terbebas dari keluarga besar Wijaya.
Awalnya, Hendrik dengan ragu menukar cek itu dengan uang meski sebelumnya ia telah menyuruh orang kepercayaannya untuk memastikan asli tidaknya cek tersebut. Namun kini, berkat cek tersebut perusahaannya masih bisa terselamatkan dari ambang kebangkrutan meski popularitas-nya turun dengan begitu drastis.
Setelah beberapa menit di dalam kamar hotel, Ryan kembali keluar dengan pakaian yang kini normal dengan jaket hitam yang menutupi kepalanya serta kacamata dan masker untuk menyamarkan identitas.
Dengan mengandalkan kartu identitas sebagai CEO di sana, ia dapat dengan mudah memasuki ruang rapat yang kini telah ramai dengan para pimpinan dan pemenang saham yang bekerja sama dengan Putra Crop's. Di sana, ada tiga puluh pemenang saham tertinggi sedang berkumpul.
"Good morning, i am is the leader of Putra Crop's." (Selamat pagi, aku adalah pemimpin dari Putra Crop's.) ujarnya kemudian dengan santai duduk di salah satu kursi.
Mereka diam, penasaran akan siapakah sosok dibalik jabatan di Putra Crop's yang ditutupi. Salah satu dari mereka berdiri, mengacungkan tangan kanannya hendak bertanya.
"Are man in the airport it you, sir?" (Apakah lelaki yang ada di bandara benar itu anda, mr?)
Ryan tersenyum miring, lalu ia menatap seluruh orang di sana menyipit di balik kacamata hitamnya. "No, i am in the Indonesia it time. What happend?" (Tidak, aku berada di Indonesia saat itu. Ada masalah?)
Semua orang yang berada di sana mengernyit heran, apa yang membuat CEO dari Putra Crop's berada di negara seribu pulai itu padahal sama sekali tak ada masalah dengan penanganan perusahaan yang ada di sana.
Salah satu mereka berdiri, lagi tapi dengan wajah yang berbeda. Ia mengangkat tangan kanannya bertanya, "Are it you someone in the Indonesian?" (Apakah ada sesuatu yang penting anda di Indonesia?)
"Yes, that again?" (Ya, ada lagi?)
"No, mr. But, i want your corfirmation from airport inciddent. Please? Yes or no?" (Tidak, tuan. Tapi, aku ingin konfirmasimu dari kejadian bandara. Benar atau tidak?)
"No, it's no really. He is not me." (Tidak, itu tidak benar. Dia bukanlah aku.) ujar Ryan tegas.
"Mr, why no your introduce wiht all?" (Tuan, kenapa tidak perkenalkan dirimu pada semua?) tanyanya heran.
"Yes, but, i no say my all name, i am Anggaranta's family. Putra Crop's, have Anggaranta's family. You understan?" (Ya, tapi, aku tidak mengatakan semua nama lengkapku, aku adalah keluarga Anggaranta. Putra Crop's, milik keluarga Anggaranta. Kamu faham?) jelasku kemudian pergi menghilang dari ruang tersebut menuju ke pusat kota Los Angeles di mana orang itu beraksi.
•
•
•
•
•
•
•
•
•
—24 Juli 2020—
Dianashevy05🌿
KAMU SEDANG MEMBACA
Devil in Your (ANGGARANTA)
Teen Fiction[PROSES REVISI] Series pertama Anggaranta Bagaimana rasanya, difitnah oleh keluarganya sendiri, sakit!! ia hanya bisa menangis bodoh dan tersenyum miris akan semua. Diusir karena ego lebih kuat. Dibuang layaknya sampah. Hanya karena, seorang yang...