"Assalamualaikum." ujar para tetangga yang berada di depan pagar depan rumah.
"Wa'alaikum salam." balas Gea dan Ryan kompak. Lalu, Gea dengan segera membukakan pintu pagar dan mempersilakan para tetangga barunya itu untuk masuk.
"Mari, pak, bu. Silahkan dinikmati jamuannya." ujarnya dengan sopan, meski tidak ada senyuman yang terpatri di bibirnya.
"Terima kasih." balas mereka hangat.
Mereka semua segera menuju ke halaman belakang, tempat di mana berlangsungnya acara. Setelah dirasa sudah lengkap, Gea segera mengunci pagar dan menyalakan sinar X yang dapat menghanguskan apapun yang mencoba masuk ke rumahnya tanpa permisi.
Terlihat, Ryan dengan wajah datarnya sedang menyimak penjelasan dari kepala desanya mengenai daerah sekitar yang sebenarnya ia sendiri sudah sangat hafal. Sementara Gea, ibu hamil itu hanya duduk di pojokan sambil mengelus-elus perut buncitnya dan sesekali ikut bergosip bersama para ibu-ibu rumah tangga di sana.
Salah satu ibu-ibu di dekat Gea membuka suaranya, wanita itu sedari tadi penasaran ketika matanya membandingkan wajah Gea dengan foto anaknya yang baru saja menginjak kelas XII SMA.
"Nak, ibu mau tanya. Umur kamu itu berapa sih? Kok awet muda banget? Wajahmu itu lho, kelihatan lebih muda dari pada anak saya yang masih kelas XII SMA. Kok ibu curiga ya, kamu masih SMA?" tuduhnya serius, namun sesaat kemudian, ia tertawa bebas diikuti dengan yang lainnya.
Gea tersenyum tipis, sedikit membenarkan tatanan rambutnya yang tadi sempat menghalangi tatapan matanya. "Umur saya masih 27 kok, buk." 'Tapi itu masih sepuluh tahun lagi.' lanjutnya dalam hati.
"Yah, ibu kira kamu benar-benar masih remaja." ujar salah satunya kecewa, lalu disambut gelengan maklum lainnya.
Gea terkekeh, "Ibu bisa aja,"
"Eh, eh, nak. Yang tinggal sama kamu itu kakak atau suami kamu ya?" tanya yang lainnya.
Gea menoleh, lalu tersenyum tipis mendengar pertanyaan itu keluar dari salah satu tetangganya, "Suami sama anak saya, bu." jawabnya yang seketika membuat mereka kaget.
"Lah? Terus mana anak kamu, saya kira kalian itu masih pengantin baru yang baru pindah ke sini." ujar salah satunya ikut heran.
"Dia, masih tidur sih, bu."
•••
"APA!? ANAK SIALAN ITU MASIH HIDUP!?"
Wanita itu, Adura12. Dia adalah mantan ibu tiri dari Ryan. Wanita ini adalah penyebab dari kematian sang mami yang dibuat seolah-olah merupakan kejadian bunuh diri.
Dia adalah pencinta harta yang entah mengapa bisa dinikahi oleh sang papi. Dilihat dari segi manapun, sepertinya mami lebih unggul segalanya darinya, kecuali pendidikan.
Sekarang, sang ibu tiri itu sedang duduk bersila di tahtanya yang merupakan milik salah satu dewan mafia yang berada di Asia. Beberapa hari yang lalu, ia dibuat frustrasi karena tahu bahwa keluarga Anggaranta yang sedari dulu menjadi incaran dalam operasi pengumpulan hartanya ternyata adalah mantan anak tirinya sendiri.
"Ya, nyonya, tuan besar Anggaranta itu masih hidup, kemarin hamba melihatnya di salah satu supermarket di kota Palembang saat tengah mengembankan misi dari anda di sana." lapornya lagi, tapi kali ini lebih panjang.
"BAGAIMANA BISA ITU TERJADI?! HEI! PERIKSALAH, MUNGKIN MATAMU YANG BERMASALAH!! JAWAB!" sentaknya lagi tak terima.
"Maaf, nyonya. Namun, perihal tersebut memang benar adanya. Dan adapun didukung oleh beberapa rekaman CCTV di sana yang berhasil kami salin sesaat sebelum bukti asli dirusak." jelasnya dengan kepala yang tertunduk sopan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Devil in Your (ANGGARANTA)
Teen Fiction[PROSES REVISI] Series pertama Anggaranta Bagaimana rasanya, difitnah oleh keluarganya sendiri, sakit!! ia hanya bisa menangis bodoh dan tersenyum miris akan semua. Diusir karena ego lebih kuat. Dibuang layaknya sampah. Hanya karena, seorang yang...