"Nald!"
"Kapan kita balik ke Jakarta??" tanya Reynald yang masih syok. Dia hanya menatap kosong ke depan.
"Dua hari lagi." balas Ryan seadanya.
"Gak bisa dipercepat ya??" tanya Reynald berharap.
"Sorry, gua sama si Geo masih banyak urusan di sini." jawab Ryan yang seketika membuat Geo menoleh tak terima. Namun, ia tak jadi protes ketika melihat tatapan berharap dari adik kembarnya.
"Nald, kenapa sih lo minta balik cepat??" tanya Reyhan penasaran.
"Darah....darah.....mereka....." lirihnya ketakutan.
"Udah, Han. Kayaknya dia masih syok. Tenang aja, bentar lagi juga pasti balik lagi kayak biasanya." tutur Geo diangguki pelan oleh Reyhan.
Sementara di samping Geo, ada Ryan yang menatap datar apa yang ada di depannya. Sungguh, ia tak merasa bersalah sama sekali melihat keadaan Reynald saat ini.
"Ikut gue bentar." bisiknya pada Geo.
Ryan melenggang menuju balkon diikuti oleh Geo di belakangnya. Ryan berdiri melihat kota Tokyo dari ketinggian balkon dengan Geo yang menatapnya penasaran.
"Ada apa, Yan?" tanya Geo penasaran.
"Lo masih inget, soal gua yang bukan sebagai marga Wijaya?" tanya Ryan yang sedikit melirik ke arah kakak iparnya itu.
Geo mengangguk. Jujur, ia masih penasaran sampai sekarang. "Apa lo mau ngasih tahu gue sekarang. Jujur, gua punya tanda tanya besar akan kehidupan adik gue."
"Besok ikut gue ke suatu tempat."
•••
"Yan, kita mau ke mana sih ini?" tanya Geo penasaran.
Kini, mereka sedang ada di lift hotel menuju baceman dengan Ryan yang bersedekap dada di dinding lift tersebut.
"Lihat sendiri." balas Ryan singkat.
Ting!
Pintu lift terbuka dan menampakkan baceman hotel yang penuh dengan kendaraan. Ryan mengambil sebuah kunci di sakunya dan memencetnya sekali.
Bip-bip!
Terdengar suara bel dari dekat mereka yang kemudian didekati Ryan serta diikuti Geo yang masih setia di belakangnya. Mereka sampai di samping mobil tersebut.
Ryan segera masuk dan mengeluarkan mobilnya dari sana. Sementara Geo, dia masih tetap anteng di tempat menunggu selesainya kegiatan Ryan.
Mata Geo terbelalak kaget saat memasuki mobil. Sungguh, ini adalah mobil limited edition yang seingatnya telah terlelang kepada Anggaranta. Ia menoleh pada Ryan meminta penjelasan.
Namun, belum sempat dirinya berbicara. Ryan sudah mulai melajukan kendaraan dengan kecepatan layaknya pembalap yang kali itu berhasil membuat Geo hampir muntah di tempat.
•••
"Huaaa!!!" teriak seseorang dari kamarnya yang seketika mengagetkan semua yang ada di dekat sana. Mereka segera berlari mendekat, khawatir.
"Ada apa? Hah? Kelapa?" tanya Reynald menoleh ke kanan lalu ke kiri.
"Kenapa, tolol!"
Pletak!
"Shhh...." Lexa menatap horor sang biang kerok yang baru saja disentilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Devil in Your (ANGGARANTA)
Teen Fiction[PROSES REVISI] Series pertama Anggaranta Bagaimana rasanya, difitnah oleh keluarganya sendiri, sakit!! ia hanya bisa menangis bodoh dan tersenyum miris akan semua. Diusir karena ego lebih kuat. Dibuang layaknya sampah. Hanya karena, seorang yang...