Vano sedang bermain kertas di box bayinya. Sedari tadi, dia hanya terus-menerus menyobek kertas yang diberikan oleh Gea kepadanya.
Gea mengamati bayi berusia tiga bulan itu gemas. Sesekali, bayi itu tergelak senang saat menyobek kertas-kertas yang diberikannya.
Cekrek!
Gea diam-diam memfoto Vano yang sedang tergelak. Ia membuka sebuah aplikasi di handphone-nya dan mengirimkan foto itu pada Ryan.
Antalya_G
Send a picture
Seneng banget dianya....Anggar_Pt
Lucu banget anaknya ayah.
Jadi gemes deh!Antalya_G
Iya dong yah!
Anggar_Pt
Dia belum tidur?Antalya_G
Belum sih. Kenapa?Anggar_Pt
Aku ke sana, dalam dua menit, buka pintu balkonnya.Antalya_G
Aku tunggu.Dan sesuai dengan pesannya. Ryan sudah berdiri di balkon setelah dua menit. Gea tersenyum sumringah, lalu berlari dan memeluk erat suaminya itu yang dibalas tak kalah erat.
"Tumben banget langsung meluk." goda Ryan saat Gea memeluknya.
"Pengen aja." balas Gea seadanya.
"Geo udah aku kasih tahu." bicara Ryan di sela-sela pelukannya.
"Terus, dia gimana?" tanya balik Gea mendongakkan kepalanya.
"Katanya, dia bakal lakuin apapun meski itu balas dendam sama mereka. Yang penting, bisa sama kamu." jelas Ryan yang membuat Gea meneteskan air mata dari mata kirinya.
"Makasih."
"I love you."
•••
"Maya, lo beneran udah sembuh?" tanya Gessa khawatir.
"Udah kok! Gua udah kangen ama bebeb! Aaa!!" pekiki Maya girang.
"Oh ya, May. Gua mau tanya." Diva bertanya kepada Maya atas sebuah pertanyaan yang beberapa hari ini tergiang di pikirannya.
"Tanya apa Va?" tanya balik Maya.
"Katanya, biaya rumah sakit lo selama delapan hari itu udah ditanggung orang ya?" tanya Diva ingin tahu.
"Iya, ga tau siapa? Mana mungkin anak miskin itu." jawab Maya sambil mencemooh Gea.
"Terus siapa?" heran Gessa.
"Gak tau ah! Bodo amat, yang penting sekarang kita kumpul lagi." Maya bersedekap dada.
"Ke club kuy, entar malam." ajak Gessa diangguki mereka.
"Tiap hari juga ke sana." cibir Diva, lalu mereka tertawa lepas sehingga memperlihatkan dadanya yang naik turun karena baju ketatnya.
•••
Tap... Tap... Tap...
Suara langkah kaki menggema di sebuah mansion pinggir kota. Seketika suasana berubah mencekam dengan auranya yang pekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Devil in Your (ANGGARANTA)
Teen Fiction[PROSES REVISI] Series pertama Anggaranta Bagaimana rasanya, difitnah oleh keluarganya sendiri, sakit!! ia hanya bisa menangis bodoh dan tersenyum miris akan semua. Diusir karena ego lebih kuat. Dibuang layaknya sampah. Hanya karena, seorang yang...