"Apa kalian akan tetap jadi sahabat gua?" lirih Gea menunduk.
"Maksud lo?" tanya Lexa bingung. 'Si Gea kenapa sih?'
"Gua punya banyak rahasia besar yang gua sembunyiin dari kalian. Apa kalian akan tetap jadi sahabat gua?" ujar Gea tersenyum miris.
"Rahasia apa?" tanya Aura bingung.
"Mungkin, gua baru bisa cerita satu ke kalian." jawab Gea tersenyum tipis.
"Ga papa Ya. Kita bakal tunggu sampai lo siap." ujar Aura tersenyum.
"Iya Ya, kita bakal nunggu." tambah Lexa yang ikut tersenyum tulus.
"Makasih." kata Gea seraya tersenyum tulus. 'Wtf! Gea senyum???'
"Nanti abis ini, kalian ikut gua." titah Gea diangguki kedua sahabatnya.
"Kemana?" tanya Lexa bingung.
"Liat aja nanti." jawab Gea seadanya.
"Okay, kita ikut." putus Lexa diangguki Aura.
Tak lama kemudian, pesanan mereka datang dan mereka segera menyantapnya serta membayarnya. Lalu, mereka pergi menuju tempat yang dimaksud oleh Gea.
Aura dan Lexa sangat kenal betul tempat ini. Mereka bertiga kini telah memakai topeng di wajahnya.
Lalu, mereka masuk ke dalam sana. Namun, baru beberapa langkah. Sebuah suara yang sangat dikenali pemiliknya memanggilnya.
"Gea."
•••
Arka dengan berat hati sedang memasak di dapur markas Red Hand. Ia baru saja kalah dalam Dare or Dare saat bermain dengan para anggota inti.
"Yang enak ya boss!!" pekik salah satu orang di sana usil.
"Yang semangat boss!!!" pekik lainnya.
Arka yang selesai memasak pun menghidangkan makanannya. Dia tadi memasak nasi goreng ditambah dengan telur yang kurang ajar bentuknya di atasnya. Mereka menelan ludah susah payah. 'Boss Arka sengaja.'
"Silahkan dinikmati." Arka tersenyum penuh arti. 'Ada yang ga beres.' Mereka pun dengan ragu menyuapkan nasi goreng itu ke mulutnya dan sedikit mengunyahnya lalu mengernyit.
Deg!
'Asin!!!' Mereka dengan kompak menatap Arka, lalu berebut menuju wastafel memuntahkan nasi goreng buatan Arka itu.
Arka yang melihatnya tersenyum puas di tempat. 'Sukurin! Emang gua peduli!?' lalu dia melenggang pergi meninggalkan mereka yang sibuk memuntahkan nasi goreng buatannya di wastafel. 'Siapa suruh kasih gua dare itu!'
Lalu, Arka berjalan santai mengelilingi markas untuk menyegarkan otaknya yang baru saja selasai memasak dengan garam setengah toples. 'Gua kejam gak??'
Lalu, sampai di dekat pintu utama, ia mengernyit. Siapa itu? Ia mendekat ke sana segera memanggilnya ketika tahu itu siapa.
"Gea." panggilnya, sang empu menoleh.
"Ya, ada apa bang?" tanya Gea balik.
"Lo mau apa ke sini malem-malem?" tanya Arka penasaran. Namun, belum sempat Gea menjawab sebuah teriakan menggema di seluruh sudut markas.
"BOSS ARKA!!!" teriak seseorang dengan wajah garang mendekati Arka. 'Aduh!'
"Ada apa ini?" tanya Gea heran, pasalnya ia baru saja masuk dan belum mengerti situasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Devil in Your (ANGGARANTA)
Teen Fiction[PROSES REVISI] Series pertama Anggaranta Bagaimana rasanya, difitnah oleh keluarganya sendiri, sakit!! ia hanya bisa menangis bodoh dan tersenyum miris akan semua. Diusir karena ego lebih kuat. Dibuang layaknya sampah. Hanya karena, seorang yang...