Devil in Your |57

11.1K 534 4
                                    

Bumn!

Suara ledakan menggema di keheningan langit malam. Di dalam sana Joker's Angel's sedang rapat besar-besaran di markasnya harus terganggu karena ledakan tersebut.

Dengan jari lentiknya, Ryan segera meng-aktif-kan tembok berlapis baja yang telah ia bangun satu tahun yang lalu di markasnya. Ya, markas yang ditempati oleh Joker's Angel's saat ini adalah hasil jarahan dari Black Diamond yang telah direncanakan oleh otak licik Ryan seminggu yang lalu.

Lalu, Ryan menembakkan sebuah kembang api ke udara yang menjadi sinyal menyerang bagi para anak buahnya yang mengelilingi markas. Ya, tadi ia sempat membeli salah satu kembang api udara di tengah jalan menuju markasnya.

Para pemanah terampil dari Black Diamond yang mengelilingi markas, segera menembakkan obor yang berisi rentengan bola api ke dalem markas Joker's Angel's yang saat ini sedang diberikan hujan buatan oleh Ryan yang sebenarnya berisi gas oleh lima belas helikopter di atasnya.

Oh iya, ia juga telah meruntuhkan semua jalan bawah tanah tepat pada akar mulainya. Lalu ia mengantupkan pintu masuk ruang bawah tanah dengan lelehan besi panas yang ada di setiap markas untuk mengantisipasi pemberontakan.

Ngomong -ngomong, Joker's Angel's adalah mafia terkuat di benua ini, Asia. Ya, maka dari itu, Ryan sempat mengalami kesulitan untuk lolos dari pengejarannya, dulu. Tentu saja, kalau dia bukanlah Ryan, sudah pasti anak berumur lima belas tahun tersebut akan dengan cepat mati di tangan mafia itu.

Lalu, satu lagi. Jika kalian bertanya mengapa semua anggota inti Joker's Angel's ada di sini maka, jawabnya adalah tubuh tanpa kepala yang lima jam lalu dikirimkan oleh Ryan ke markas tersebut. Mereka awalnya sempat tak percaya akan apa yang terjadi pada leader-nya tersebut sebelum memeriksa sidik jarinya dan melihat tato leader Joker's Angel's yang berada di punggung tegap mayat itu.

Saat ini, Ryan sedang melelehkan besi berkarat yang ditemukannya di pinggir pantai bersama para sampah yang menjijikkan dan lumutan. Ya, ia benar-benar akan membuat sebuah bola meriam kepala leader Joker's Angel's itu yang akan dilapisi oleh bersi berkarat yang baunya seperti darah busuk yang kerap kali ia temukan sebagai noda di beberapa alat kesayangannya yang sempat lupa ia bersihkan.

Kini, waktunya sentuhan terakhirnya untuk terakhir dari sang leader Black Diamond. Sebuah bom berdaya ledak sedang yang pastinya tidak akan memengaruhi tembok berlapis baja yang ia bangun dijatuhkan oleh salah satu helikopternya dari ketinggian seribu meter dari puncak gedung markas.

Bumn!

Duarr!!!

"Gue harap, setelah ini gak ada lagi yang namanya Joker's Angel's yang kedua."

•••

"Apa dia, marah banget ya sama aku. Buktinya, sekarang aja Anggar masih belum balik ke sini."

Gea bergumam dengan mata yang menatap langsung silau lampu di atasnya. Saat ini, double Rey dan juga yang lainnya sedang pulang untuk sekedar mandi dan ganti baju. Saat ini hanyalah ada dia sendiri di dalam kamar VVIP ini.

Ceklek....

Ia menoleh dan mendapati seseorang yang beberapa jam ini memenuhi isi pikirannya berdiri menutup pintu lalu mendekat ke arahnya dengan wajah datar, tanpa ekspresi.

Ryan duduk di samping istrinya, "Kau, kenapa?" dia bertanya heran.

Gea tersentak, lalu tanpa sadar bibirnya berkata, "Aku mengkhawatirkan dirimu." ujarnya begitu saja.

Ryan mengangkat sebelah alisnya heran, "Memangnya kenapa denganku? Tenang saja, kau lupa apa saja yang bisa dengan luar biasa kulakukan kecuali memasak yang luar binasah?? Jadi, selama itu bukan memasak, kau tenang saja." ujarnya menenangkan dengan sedikit guyonan kata jujur di dalamnya.

Benar, ia bahkan tidak bisa untuk merebus mie instan dengan benar. Kalau kalian bertanya mengapa sebelumnya ia bisa memasak untuk Gea, itu karena buku you tube yang senantiasa menemani dan ia selalu membuat makanan yang ia masak agar terlalu matang dari pada mencoba untuk membuatnya pas dan berakhir dengan sakit perut.

Kepala Gea menggeleng pelan, bukan khawatir dalam bentuk itu yang dia maksudkan. Ia mendongak dengan mata berkaca-kaca, "Aku khawatir kau marah denganku karena ucapanku tadi." ujarnya menyesal.

Ryan menggeleng, ia sama sekali tidak merah kepada Gea, ia hanya menegaskan saja bahwa kesehatannya bukan hanya untuk dirinya sendiri. "Aku tidak marah." ujarnya disertai senyuman lembut di wajahnya yang kini berhasil membuat pipi istrinya itu merona merah.

"Lalu, kenapa kau langsung pergi saja tadi? Kau marah kan?" tuduhnya dengan suara pelan.

Ryan menghela napasnya pelan, lalu menjawab, "Aku gak marah kok sama kamu. Tapi, besok aku akan terbang ke Republik Dominika, AS. Ada urusan yang harus segera aku selesaikan sebelum kita memulai hidup baru yang penuh drama ke depannya."

•••

Reynald baru saja sampai rumah sakit pada pukul sembilan malam karena ia harus mengerjakan PR yang tidak bisa dikatakan sedikit dari guru matematikanya. Dengan membawa seranjang buah di tangan kanannya, ia melangkah memasuki rumah sakit yang kini telah sepi.

Kali ini, dia tidak mengajak saudara kembarnya yang berisik itu ke sana. Ia takut kehadirannya akan mengganggu istirahat princess-nya. Apa lagi, Reynald adalah salah satu spesies manusia berisik yang tolol.

Rencananya, ia akan menemani adiknya itu untuk menginap di sini. Lagi pula, ia juga sudah membawa seragam sekolahnya di mobil, jadi untuk apa ia takut repot esok pagi.

Dengan gerakan perlahan, ia memutar knop pintu sehingga tak menimbulkan suara yang sekiranya akan mengganggu jam istirahat princess-nya. Setelah masuk, ia segera menutup kembali pintu ruang rawat Gea dengan sama perlahannya.

Setelah meletakkan buah tersebut di meja, ia mendongak untuk melihat kondisi adiknya. Parahnya, ia saat ini malah menyaksikan pemandangan dewasa di brankar tersebut. Matanya melotot tanpa sadar dengan mulut yang sedikit terbuka.

Di sana, Ryan dan adiknya tengah tidur seranjang dengan posisi saling peluk. Satu tangan Ryan yang digunakan sebagai bantal oleh Gea dan satunya lagi memeluk erat pinggangnya. Lalu Gea, satu tangannya yang memegang dagu Ryan dan satunya lagi membalas pelukannya.

Sebenarnya, saat ini Reyhan sedang saat ingin membuat perhitungan dengan sahabatnya itu yang dengan beraninya tidur seranjang dengan adiknya. Namun sayang, ia harus mati-matian mengurungkannya karena tak ingin mengganggu jam istirahat princess kecilnya.

'Ryan sialan! Berani-beraninya dia tidur seranjang sambil pelukan sama adik gue!? Awas lo, besok gue bakal buat perhitungan besar-besaran sama lo sampai lo gak akan berani lagi ngelakuin itu di belakang gue.'









—21 Juli 2020—
Dianashevy05🌿

Devil in Your (ANGGARANTA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang