"Good evening, mom." sapa Gea pada Fara ketika sampai di dapur.
"Too, princess." balas Fara seraya memotong-motong sayuran.
"Mom, Gea bantu ya?" tawar Gea mendekat.
"Boleh. Kalau gitu, kamu siapkan meja makan sana." titah Fara disetujui Gea.
Gea bergegas mengambil beberapa peralatan makan. Memang di mansion, mereka memiliki banyak pembantu. Tapi, kalau urusan dapur hanya boleh dipegang Fara seorang.
"Oh ya, Vano di mana?" tanya Fara seraya menumis sayurannya.
"Tidur mom, di kamar." jawab Gea seraya melihat ke arah kamarnya.
"Oh, tidur."
•••
Fara berjalan santai sambil menimang erat Vano di pelukannya. Lalu, ia duduk di sofa ruang keluarga.
Rohman yang baru saja masuk mengernyit. Siapa bayi yang ada di dekapan istrinya ini.
"Mom, itu siapa?" tanyanya menunjuk Vano.
"Anaknya princess." jawabnya santai, Rohman melotot tak percaya.
"Apa?!!" pekik Rohman tertahan.
"Anak angkat, dad." Rohman menghembuskan nafas lega.
"Namanya siapa?" tanya Rohman seraya memainkan pipi bayi itu.
"Devano Darious." Fara tersenyum teduh.
"Kok ga ada nama marganya?" tanya Rohman heran.
"Kata princess, nanti dikasih waktu dia udah nikah." jawab Fara santai.
"Emangnya princess udah punya pacar?" Fara mengerdikan bahu tak tahu.
"Di mana orang tuanya?" tanya Rohman, Fara menoleh sendu.
"Mereka sudah tiada sesaat setelah dia lahir dan menitipkannya pada princess." jawab Fara tersenyum miris.
"Dari mana asalnya?" tanya Rohman memperhatikan bentuk wajah Vano.
"Entah. Kata princess mereka bertemu waktu di Bali." Rohman menganggukinya.
"Yaudah, ayo kita tidur. Udah malam ini." Fara mengangguk.
Mereka kembali ke kamarnya untuk tidur. Tak lupa sebelumnya, mereka meletakkan Vano di box bayi yang ada di kamar Gea.
•••
"Good morning, mom, dad, bang." sapa Gea seraya duduk di salah satu kursi di sana.
"Too, princess." balas mereka kompak.
Mereka makan dengan tenang tanpa ada yang membuka suara. Di mana Vano? Bayi itu masih tertidur pulas di kamar Gea.
"Mom, dad. Gea berangkat dulu." Gea mencium punggung tangan Fara dan Rohman.
"Berangkat naik apa, princess?" tanya Rohman.
"Bawa mobil sendiri, dad. Bye! Assalamualaikum." pamit Gea seraya pergi menuju garasi.
Dia menaiki mobil sport Lamborghini putih kesayangannya dan segera melesat meninggalkan mansion bergabung dengan jalan raya Jakarta yang terkenal padat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Devil in Your (ANGGARANTA)
Teen Fiction[PROSES REVISI] Series pertama Anggaranta Bagaimana rasanya, difitnah oleh keluarganya sendiri, sakit!! ia hanya bisa menangis bodoh dan tersenyum miris akan semua. Diusir karena ego lebih kuat. Dibuang layaknya sampah. Hanya karena, seorang yang...