Ada yang berbeda tentang ini, saat Gea melangkah memasuki kerumunan, semua orang segera menyambutnya dengan berbagai cibiran yang sangat sensitif di telinganya.
"Cih! Masih kelas sebelas udah mau jadi ibu aja..."
"Lihat deh, badannya emang makin gemuk kan....."
"Kenapa dia belum dikeluarin dari sini?"
"Kecil-kecil kok udah hamil, di luar nikah pasti tuh...."
"Cuih! Pasti hasilnya nge-jalang sama om-om pedofil tuh...."
"Gak nyangka gue, perempuan yang dingin plus cuek kayak dia bisa gitu....."
"Cantik sih emang, tapi kelakuan na'uzubillah....."
"Pasti orang tuanya malu banget punya anak kayak dia...."
"Diem! Dia lagi lihat ke sini tuh!"
"Hust! Dia mau nangis tuh...."
Di pojok kerumunan, berdiri Maya yang menatap mading dengan matanya yang mulai berkaca-kaca. Ia merasa seakan-akan semua itu adalah sindiran tidak langsung yang ditujukan kepada dirinya yang kini tengah hamil lima minggu.
Sementara di tengah sana, Gea terisak pelan namun masih terdengar jelas karena semua suara padam saat mendengar isakan itu. Lalu, sedetik kemudian, mereka semua kembali mencibirnya dengan terang-terangan.
"Jadi benar dia hamil?"
"Astaga, gak nyangka banget gue..."
"Jadi apa yang ada di mading itu bener?"
"Cih! Dasar cewek murahan...."
"Pasti kerjaannya bolak-balik club malam...."
Tiba-tiba, terdengar suara gelak tawa dari sisi mading yang membelah kerumanan. Di sana, ada Diva yang sedang menatap Gea seperti orang yang marah namun dengan senyum lebar di bibirnya. Kali ini, ia tidak berpenampilan seperti biasa, kali ini dia berpenampilan seperti orang depresi yang melangkah mendekat.
"LO GILA DIVANKA!?!" pekik Gea yang seketika membuat gelak tawa Diva semakin kencang.
"Bhuahahahahaha......"
'Ck, ditinggal mati gitu aja udah jadi gila nih orang!' Gea melotot tak percaya melihat Diva yang mengeluarkan sebuah cutter yang seingatnya pernah membuatnya mengalami pendarahan karena ulah Firna.
"LO HARUS MATI!!!" seru Diva yang membuat semua orang di sana segera berlari menjauh untuk bersembunyi di tempat yang aman, kecuali Gea yang kini menatap datar ke arahnya tersebut.
"CUKUP!"
Seru seseorang yang kini mendorong keras Diva hingga wanita itu tersungkur di tanah. Bukannya kesal, wanita itu malah secara terang-terangan tertawa kencang. 'Sepertinya, dia benar-benar sudah gila!!'
"APA-APAAN MAKSUD LO BICTH!? LO MAU FITNAH ADIK GUE!?"
Seruan lantang yang diucapkan oleh Reyhan itu membuat seluruh siswa yang kini tengah bersembunyi itu terkejut tak percaya. 'Adik?! What! What! What! Gea adiknya Reyhan?!'
"Bhuahahahahaha...... Hiks... Dia udah bunuh papa sama mama.... Hiks... Dia harus mati.... Hiks.... LO HARUS MATI RAGEA?!"
Diva kembali berlari mendekat ke arah Gea untuk membunuhnya, namun, itu tak terjadi. Entah sejak kapan dia di sana, Lexa kini menjadi korban atas tindakan Diva saat itu. Gadis itu tersenyum simpul menatap Gea lalu pingsan di tempat karena cutter tersebut menancap tepat di perut atasnya.
"LEXA!!" pekik Reynald, lalu dengan cepat ia mendorong keras Diva dan segera membawanya menuju rumah sakit terdekat. 'Divanka bangsat! LEXA! LO HARUS BERTAHAN DEMI GUE!!! LO HARUS TETAP HIDUP LEXA!! PLEASE! JANGAN TINGGALIN GUE LAGI!!'
Sementara itu, ada seorang siswa yang tengah berlarian mencari keberadaan tuan besar Anggaranta. Dia adalah Dana, salah satu dari tiga siswa RIHS yang mengetahui tentang identitas keluarga Anggaranta.
Diva berjalan tergopoh-gopoh menuju Gea, namun belum sempat mendekat, ia terpental oleh tendangan Geo yang secara tiba-tiba ada di sana. "INI GAK ADIL!! LO JUGA HARUS KEHILANGAN ORANG YANG BERHARGA BUAT LO JUGA RAGEA!!" serunya kembali histeris.
"BANGSAT! DIVANKA! LO MALAH PERNAH FITNAH DIA SAMPAI-SAMPAI DIA JADI GELANDANGAN!! LO BELUM PUAS!? HAH!" gertak Geo menjambak keras rambut Diva hingga sang empunya meringis kesakitan.
Mata Diva melebar, namun sejenak kemudian, dia menatap Geo dengan senyum penuh arti. "JADI DIA SAUDARA LO!? HAHAHAHAHAHAHA..... PANTES AJA LO TERUS-TERUSAN BELAIN DIA?! PASTI KALIAN KAN YANG SEKONGKOL BUAT BUNUH MAMA SAMA PAPA!! IYA KAN!?!" wanita itu menatap Geo dengan tatapan penuh kebencian di matanya.
"What! Jadi Gea itu saudaranya Geo!?"
"Pantes aja muka sama namanya hampir mirip....."
"Terus, kalau gitu. Reyhan sama Reynald itu siapanya....."
"Lah! Tapi kok Gea gak punya marga Aidith!?"
"Apa ini alasannya Geo lepas marga Aidith di namanya....."
"Terus, sekarang mereka gak pakai marga gitu!? Atau jangan-jangan Geo malah ikut marga Goldfy....."
Geo yang mendengar semua kata yang keluar dari mulut busuk wanita hina di depannya itu seketika memanas. Lelaki itu dengan segala kemarahannya menampar keras mantan adik pembohongnya itu.
Plak!
"HEH! DIVANKA ALEANDRA AIDITH!! LO TAU GAK!? KALAU ORANG TUA LO ITU CUMA HAMA DI KELUARGA BESAR AIDITH?! PAPA YANG SELAMA INI LO BANGGAKAN ITU UDAH REBUT SELURUH HAK IBU KANDUNG GUE!?! LO TAU GAK?! MAMA LO ITU GAK LEBIH DARI PELAKOR YANG BUNUH MANGSANYA!! DAN LO! LO ITU CUMA PELACUR YANG GAK TAU MALU SELALU BERUSAHA NGANCURIN ORANG LAIN!?"
Suasana seketika histeris ketika seruan itu keluar bebas dari mulut Geo yang biasanya humoris. Tentu saja, semua itu hanya fokus pada fakta yang mereka dengar dari Geo.
Diva menggeleng tak percaya, lagi. Lalu kepalanya mendongak ke arah lelaki yang baru saja menamparnya itu dengan tatapan benci. "GAK! LO BOHONG! GUE GAK PERCAYA!! PASTI NYOKAP LO KAN YANG UDAH JADI PELAKOR DI HUBUNGAN MAMA SAMA PAPA GUE!! BILANG KALAU INI BALAS DENDAM LO BERDUA KAN!?! BILANG!!"
"KARMA ITU ADIL BANGSAT!!" pada saat itu juga, Diva tersimpuh di lantai karena Geo telah menancapkan obat bius di lengan wanita gila itu.
Gea yang mendengar semua itu tepat di hadapannya pun ikut gemetar. Baru kali ini, dia melihat langsung kakak kembarnya itu membentak dan memperlakukan orang seperti itu. Ini adalah pertama kalinya.
Sementara di sisi lain, Gessa memanfaatkan kesempatan yang dibuat oleh Diva untuk memastikan kebenaran tentang Gea yang entah di dapat dari mana semua bukti palsu itu. Yang jelas, ia kali ini akan bertindak di saat Gea sedang berdiri gemetaran di tempat.
Wanita yang satu komplotan dengan itu segera menyingkap jaket yang menutupi tubuh atas musuhnya tersebut. Matanya melotot tak percaya saat melihat bahwa perut itu benar-benar buncit.
Reyhan, lelaki itu membolakan matanya tak percaya. Dengan penuh harap, ia mendekat ke arah adik bungsunya itu berada, mencoba memperjelas penglihatannya.
"Princess, itu gak bener kan? Kamu gak mungkin hamil sekarang kan?"
Gea yang mendengar itu tersentak, kemudian menatap sekeliling yang membuatnya sadar bahwa semua orang sekarang sedang fokus memperhatikan perutnya. Lalu, seketika ia sadar bahwa jaket yang dipakainya telah menyingkap dan kini memperlihatkan perut buncitnya itu.
•
•
•
•
•
•
•
•
•
—01 Agustus 2020—
Dianashevy05🌿
KAMU SEDANG MEMBACA
Devil in Your (ANGGARANTA)
Teen Fiction[PROSES REVISI] Series pertama Anggaranta Bagaimana rasanya, difitnah oleh keluarganya sendiri, sakit!! ia hanya bisa menangis bodoh dan tersenyum miris akan semua. Diusir karena ego lebih kuat. Dibuang layaknya sampah. Hanya karena, seorang yang...